13 bersatu kembali

" berdehem...hemm...rupanya aku salah masuk kamar." bitha hendak keluar saat melihatku dan aldo berciuman.

" bitha...kemarilah..." aku memanggilnya dan berdiri dari pangkuan aldo, aldo juga tidak terkejut melihatku akrab dengan bitha.

" nah...begini kan lebih baik" bitha menatap aldo sambil mengedipkan matanya.

" ya sudah...kalian teruskan, aku mau mencari faris dulu." bitha meninggalkan kami berdua.aku mendorong kursi roda aldo dan aldo berdiri pindah duduk disofa dengan bantuanku.

"aisyah...kamu memang kehilangan banyak berat badan, apa itu semua karena aku?" tanya aldo saat dia merasakan tubuhku semakin kurus. akupun tersenyum, " tidak" kataku,aku duduk disampingya dan menyandarkan kepalaku di bahunya, kemudian tanganku meraba perutnya yang terluka.

" apakah masih sakit..." tanyaku sambil menatap wajah tampannya.dia menggenggam tanganku dan kemudian tangannya meraba luka diperutku...aku pun terkejut..aku berdiri dan akan mengambilkannya minum tetapi aldo menarik tanganku hingga aku kembali terduduk dipangkuannya.aldo mencium bibirku lagi, lebih dalam dan kulihat ada airmata yang mengalir di pipinya, aku melepaskan ciuman kami, dan kuhapus airmatanya.

" terima kasih aisyah...terima kasih sayang..." aldo memelukku.

" thabitha sudah menceritakan semuanya padaku aisyah" aldo memelukku erat.

tabitha, bukankah kau sudah beranji padaku...

gumamku dalam hati.

aldo pov

" aldo...putramu sakit,dia dirawat disini...apakah kau tidak ingin melihatnya?" tanya tabhita kepadaku, aku terkejut mendengarnya,tentu saja aku ingin melihatnya juga menggendongnya, sudah hampir tiga bulan sejak aisyah pergi membawanya aku tidak bertemu dengan faris buah cintaku dengan aisyah.

" tapi aisyah sudah meninggalkanku, dan aku tidak akan mengganggunya lagi.." kataku pada bhita, meski sebenarnya hatiku sakit,siapapun pasti ingin bersama orang yang mereka cintai tak terkecuali aku.

" tapi kamu yang memulainya aldo, kamu yang mendiamkan dan meninggalkannya lebih dulu, kamu seorang pengecut,aku benar- benar malu memiliki sepupu sepertimu." tabhita sangat marah padaku.

" apakah kamu tidak mengasihaninya sedikitpun aldo? " tanya nya lagi. aku tidak hanya kasihan terhadap aisyah yang menerima ketidakadilan dariku, tetapi aku sangat merindukannya.

" tidak perlu lagi mengungkitnya, dia sudah bahagia tanpaku...dan aku juga akan berusaha melepasnya." kataku lagi, tabhita memukul bahuku dengan keras.

" kau memang sangat egois aldo...apa kau tau apa yang telah dia lakukan terhadapmu? lagi pula,, bukankah kau telah terhindar dari kematian...apa lagi yang akan kau jadikan alasan untuk tetap meninggalkannya?" tabhita mengolok- olok dan memarahiku habis- habisan.

" justru itu, karena aku telah sembuh aku harus meninggalkannya bhita." kataku dengan nada tak kalah tinggi.

"apa kau tidak mencintainya lagi do? " tanya bitha padaku.

" aku sangat mencintainya, dan meskipun aku sudah mendapatkan donor aku tetaplah seseorang yang cacat bhita,,aku hanya memiliki satu ginjal, aku takut tidak bisa melindunginya dan juga melindungi putraku, aisyah adalah wanita yang sempurna,, dia juga memiliki keluarga yang menyayanginya yang pasti dia bisa mendapatkan lelaki yang sehat, tidak cacat sepertiku...aku hanya akan menyusahkan dan menyakitinya.kataku dengan airmata yang sudah mengalir membasahi kedua pipiku..

" aku lelaki cacat yang lemah bitha..." aku tertunduk dihadapan bhita.

" bagaimana jika ternyata aisyah tidak sesempurna seperti yang kau kira?" tanya bitha padaku, aku pun menatapnya.

" bagaimana kalau ternyata aisyah juga seorang yang cacat sepertimu...?" mendengar pertanyaan bhita aku mengangkat wajahku yang tertunduk mendengarkannya bicara.

"apa maksudmu bhita,...katakan padaku...?"

aku memaksa bhita untuk jujur kepadaku.

" ginjal yang ada ditubuhmu adalah milik aisyah..." aku seperti tersambar petir disiang bolong saat mendengar kata- kata tabhita sepupuku.

" a..pa..maksudmu bhita..." kemudian bitha menceritakan padaku kejadian yang sebenarnya. aku pun menangis dan berteriak dengan keras ketika tiba- tiba orangtuaku memelukku dan membantuku duduk dikursi rodaku.mereka kemudian mengantarkan ku ke bangsal faris.

pov end

" sekarang jangan pernah pergi lagi ya sayang...." aldo memelukku sambil menangis didadaku, aku pun menepuk punggungnya agar dia tenang.

" aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang memintaku..tetapi ini adalah kesempatan terakhirmu mas...saat kau memperlakukanku seperti ini lagi dan menganggapku tak berarti bagimu...aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi meskipun kau memohon seperti apapun." aku mengancamnya dan dia berjanji padaku...kami pun akhirnya meninggalkan rumah sakit bersama dan aku ikut pulang kerumah kami, mertua dan orang tuaku bahagia dengan kami yang kembali bersatu.

avataravatar
Next chapter