1 1.Aisyah

Aku sangat terkejut dengan keadaan suamiku. ini karena dia banyak dipuji dihadapanku sebelum kami menikah.

Aku merasakan kesedihan yang luar biasa, kadang- kadang aku sampai menangis ketika aku melihat suamiku tenggelam didalam tidurnya yang pulas manakala kaum muslimin mengerjakam sholat berjama'ah di masjid. Tapi aku tak mau menyerah kepada keadaan ini. Aku bertekad merubah keadaan yang rusak ini, dan aku akan berlindung dibelakangnya sampai dia berubah, seberapapun lamanya waktu yang kuperlukan dan betapa pun susah aku mengarahkannya.

***

Aku tahu kita takkan dapat memperbaiki siapapun, kecuali sesudah kita memperbaiki diri kita sendiri terlebih dahulu. Oleh karena itulah aku, walillahil- hamd, berusaha keras untuk menjaga pelaksanaan sholat lima waktu tepat pada waktunya secara sempurna. Aku berjanji kepada Allah kemudian kepada diriku sendiri untuk berniat kuat melaksanakannya dan tidak melewatkannya sama sekali. aku memohon keteguhan diri kepada Allah.

***

Selanjutnya, aku melakukan permulaan usaha bersama Allah, karena permulaan, akhir dan jauhnya jarak "jalan" yang harus ditempuh semuanya harus dilakukan bersama Allah... aku mengetuk pintunNya...aku merendahkan diri dihadapanNya...aku memperbanyak do'a disetiap waktu, terutama diwaktu sujud dan diantara waktu adzan dan iqomah. seingatku,aku tak pernah melewatkan satu hari pun kecuali aku berdo' a memohon hidayah kepadaNya walau hanya sebentar.

***

"Aisyah...mana sarapanku..." Aldo marah- marah karena di meja makan belum ada apapun.

"Sebentar mas...! ini hampir matang." akupun terburu - buru membawa masakanku dan meletakkan nya dimeja makan.

Satu persatu hidangan yang kubuat kuletakkan dihadapannya.

"Ambilkan sepiring untukku.." perintahnya..., akupun hanya bisa menurutinya..., meski dia tidak menganggapku dia tetaplah suamiku, dan sebagai seorang istri sudah kewajibanku melayani dan mengurusnya.

Setelah sarapan dia pergi entah kemana dan baru pulang saat larut malam...

Seperti malam ini..., saat dia berbaring disampingku dan tiba- tiba memelukku. Dia memperlakukan tubuhku sebagai pemuas nafsunya karena dia berfikir sudah membeliku..., meski begitu..., aku melayaninya dengan sepenuh hati, semata- mata mengharap ridhoNya.

Ya Alloh...kuatkanlah hatiku....

***

Setiap kali fajar menyingsing, tanganku mendekat ketubuh suamiku. Aku mengusap keningnya dan membangunkannya. Aku mengingatkan akan janji- janji Allah berkenaan dengan Qur'anul fajr( sholat subuh).

Akan tetapi,yang terjadi adalah penolakan total darinya, itulah nasibku setiap kali membangunkannya diwaktu pagi.setiap kali aku mengulangi membangunkannya, maka dia akan mencaciku dengan kata- kata kotor, bahkan kadang- kadang dia memukulku atau mendorongku kuat- kuat, lalu mengusirku dari kamar.

Tidak jarang dia berubah menjadi memusuhiku dan berteriak kepadaku...seperti yang kualami pagi ini saat aku membangunkannya untuk sholat subuh.

"Mas Aldo...! bangun..., mandi dan sholat..., sudah hampir siang..." kataku membangunkannya dengan lembut...tetapi dia malah berteriak kepadaku keras- keras.

"Aku bermusuhan dengan kamu saja, aku tidak mau mengerjakan sholat.!" aku pun menangis mendengar kata- katanya...sebenarnya hati ini sudah tidak kuat lagi...tetapi aku berusaha untuk bertahan.

***

Aku merasakan tertimpa kepedihan yang luar biasa setiap hari. Aku semakin sering menangis dan semakin banyak mengucurkan air mata. Akan tetapi, semua itu tidak menyebabkanku berputus asa dan membiarkan kelakuan suamiku. Semua itu juga tidak menyebabkan aku membalas suamiku secara fisik, atau marah,atau meninggalkannya,atau tidak mau menunaikan hak- haknya, karena dia memperlakukan diriku sedemikian buruk .

"Aisyah...sabar...sabar Aisyah...semua akan indah pada waktunya..., karena Alloh bersama dengan orang-orang yang sabar" hiburku dalam hati.

avataravatar
Next chapter