1 enemy 1

Jeno mengepalkan tangannya hampir saja menggertak meja pak Jhonny yang ada di hadapannya,ia masih belum percaya seorang Renjun Nakamoto menggantikannya dalam olimpiade matematika nasional setelah ia berjuang hingga bisa masuk tingkat provinsi,namun ia hanya mendpat juara 2 setelah Renjun yg meraih juara 1 di pertandingan kemarin.

Murid baru dari Jepang itu sungguh membuat darah nya naik,setelah Renjun mengalahkan nya bahkan di peringkat angkatan.tak jarang ayahnya memarahi Jeno karena peringkatnya yg turun.sungguh rasanya Jeno ingin menghancurkan pria mungil itu sejak kedatangannya ke sekolah ini.

Jeno kembali ke kelas nya dengan langkah gusar,segera ia menuju bangkunya yg terletak di belakang tepat di sebelah bangku renjun.dilihatnya pria berkacamata itu tengan memainkan penanya di atas kertas,membuka satu per satu lembaran buku tebal yg ada di meja nya.

"Kenapa kau menatapku?" Renjun menoleh mendapati Jeno yg menatapnya intens

"Cihh geer" Jeno mengalihkan pandangannya ke arah lain membuat Renjun mengernyit sebentar.

Ia akui Renjun memang manis,tapi musuh tetaplah musuh kan?

--------------------------------------

Disinilah Jeno sekarang,club' malam milik ayah nya jaemin.saat ia bertengkar dengan sang ayah , Jeno selalu mengunjungi tempat ini untuk menghilangkan stress nya,menjadi anak pemilik sekolah terkenal di Seoul membuat nya dituntut untuk bisa melebihi kesuksesan dan prestasi yg ayahnya raih.

Tak jarang namja itu merasa stres karena tuntutan sang ayah padanya.membuat ia menjadi seorang pembangkang hingga kabur dari rumah nya beberapa waktu lalu,untung saja Jung taeyong (ibunya) memberikan Jeno sebuah apartemen dan blackcard serta fasilitas lain untuknya.jika ibunya sudah turun tangan,Jung Jeffry(ayahnya)pasrah pada sang istri yg merupakan jelmaan macan betina.

Sore tadi,setelah pulang sekolah ayahnya berkunjung ke apartemen Jeno dan memintanya untuk menemui kolega bisnis sang ayah untuk membangun sekolah elit di Jepang dan tentu saja Jeno dituntut untuk belajar bahasa Jepang dalam dua minggu.itulah yg membuatnya setres setengah mati,meskipun ia pandai dalam sains dan matematika namun pelajaran bahasa adalah kelemahannya.

Jeno kembali meneguk minumannya,ini sudah gelas yg ke 5 namun sepertinya pria itu masih enggan menghentikan aksi minum nya.sejak tadi tak ada pemandangan yg mampu menarik perhatiannya hingga seorang pria yg tak asing baginya duduk dipangkuan pria paruh baya di seberang kursinya.

Ia memicingkan matanya,dan betapa terkejut nya ia melihat seorang yg memiliki peringkat diatasnya tengah bercumbu dengan pria asing di sebuah club?!,gelar seorang Renjun Nakamoto yg dikenal alim dan pintar seketika hilang Dimata Jeno yg hingga kini masih menatapnya tanpa disadari renjun.tangan Jeno  mengambil ponsel disaku nya dan mengabadikan 'momen' yg menurutnya langka.jeno lantas meninggalkan club itu setelahnya,dengan senyum terpatri di wajahnya

'kena kau renjun'.

...

....

.....

Beberapa rencana terangkai di benak Jeno sejak tadi,memikirkan bagaimana kehancuran seorang Renjun jika berita nya tersebar.mungkin saja beasiswa nya di cabut?atau bahkan hal yg lebih parah lagi?Jeno merasa menang sekarang,ia akan membuat pria mungil itu berada dalam kendali nya.

Oke cukup berkhayal nya,sekarang Jeno harus fokus pada papan tulis setelah puas memandang Renjun yg sedang mencatat Di samping bangku nya.pandangan Jeno tiba-tiba berhenti pada bibir Cherry Renjun yg sedikit terbuka,sungguh saat ini ia tidak bisa fokus selain pada pria yg dari semalam ada di benak nya setelah ia memergoki si mungil ini bermain dengan pria tua Bangka.

"Renjun" panggil Jeno setengah berbisik namun tidak digubris oleh namja di sampingnya

"Heh cebol!" Renjun menoleh dengan tatapan tajam nya."mau dengar sesuatu yg menarik tidak?"Jeno melanjutkan ucapnnya namun Renjun masih tidak menanggapi.menurutnya Jeno sedikit aneh hari ini,biasanya ia enggan untuk mengajak Renjun berbicara.

"Serius kau tidak mau dengar?"oke,kali ini Renjun jengah dengan Jeno yg terus menerus mengajak nya bicara.

"Terimakasih,tapi aku tidak minat"ucap Renjun ketus.

Jeno kembali berbisik "kau tau semalam aku melihat siswa peringkat 1 di sekolah bercumbu dengan tua Bangka di club' temanku" skak!kali ini Renjun menelan ludahnya gusar,bak disambar petir tubuhnya seketika menegang.

"Jeno,Renjun ku perhatikan kalian daritadi berbicara terus,dan tidak fokus pada pelajaran saya.sebagai hukuman,saya minta kalian keluar dari kelas ini SEKARANG!" Suara Bu Choi menggelagar seisi kelas,guru killer itu jika sedang marah suka tak pandang bulu ditambah kondisinya yg sedang hamil membuatnya selalu cepat naik pitam,apalagi saat ada yg berisik ketika ia mengajar.

Jeno senang bukan main,dengan begini rencana nya bisa berjalan lancar.ia keluar kelas diikuti oleh Renjun,setelah mereka di luar dengan cepat Renjun berlari ke toilet yg tak jauh dari kelasnya.ketika akan masuk bilik tangannya ditahan Jeno yg kini sedang menghimpitnya diantara dinding toilet.

Pria itu menyeringai,sungguh Renjun ingin menenggelamkan muka Jeno ke kloset sekarang.

"Kau yakin tak ingin mendengar lebih lanjut cerita ku yang tadi hm?" Ucap Jeno tepat di telinga Renjun yg membuat pria dihadapannya meremang.belum lagi beberapa kecupan di leher nya yg Jeno berikan membuat Renjun semakin tegang.

"Ahhh stop Jen" renjun sekuat tenaga mendorong dada bidang Jeno yg ada dihadapannya hingga Jeno memberi jarak antara keduanya.

Renjun merasa sedikit lega namun rasa itu tak berlangsung lama karena nyatanya Jeno malah meremas pantat sintal pria dihadapannya yg telah bereaksi seperti ekspetasinya.Jeno yg berhenti mengecup leher jenjang Renjun,beralih menatap wajah imut musuh yg ada di depannya.bibir merah yg sedikit terbuka dengan nafas terengah-engah,sungguh baru kali ini ia melihat wajah indah Renjun dari dekat .

Tangannya beralih mengusap rahang pria dihadapannya yg mulai mengeras ,matanya kembali menatap tajam pada manik hazel yg tak kalah sengit menatap nya.

"Apa maumu sialan?!" Ucapan Renjun barusan membuat Jeno mengangkat sedikit ujung bibirnya

"aku ingin peringkat satu ku kembali lagi,dan aku juga ingin bonus dengan kau menuruti semua keinginanku"ucap Jeno stelah ia menjauhkan tubuhnya dari sang lawan.

Renjun berdecak sebal,ia tak punya pilihan lain untuk menyelamatkan beasiswa berharga nya,dasar Jeno sialan.ia tak menyangka rahasia yg selama ini dengan apik ditutupi olehnya bisa di ketahui oleh rival nya ini .

"Cihh,aku tak menyangka seorang Lee Jeno menggunakan cara busuk untuk peringkatnya" ucap Renjun dengan nada mengejek

Jeno hampir terpancing dengan perkataan musuh nya,namun kali ini ia tak akan kalah.lelaki itu menyeringai

"Siswa peringkat 1 angkatan pergi ke klub malam dan melayani pria bangka,kurasa berita itu sangat menarik bila ku jadikan topik utama dalam majalah sekolah.jangan kau lupakan kalau aku ketua OSIS sekaligus putra dari pemilik sekolah ini" ucap Jeno telak yg membuat Renjun semakin menyumpahi Jeno dalam hati.

"Sore nanti,jam 4 jika kau telat semenit saja berita mu akan tersebar dan resiko yg lebih besar....beasiswa mu dapat dicabut renjun-ssi" Jeno tersenyum puas setelah menaruh secarik kertas berisi alamat apartemennya di tangan Renjun,ia lalu keluar dari toilet dan beralih ke gudang sekolah untuk merokok sambil menunggu jam pelajaran Bu Choi selesai.

Renjun masih terpaku di tempatnya,Ia tak ingin tunduk pada Jeno namun ia juga tak mau beasiswanya dicabut,jika hal itu terjadi ia akan mengecewakan orangtuanya ditambah biaya sekolah yg mahal akan sangat membebani sang ayah yg kini bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya operasi ibunya.karena hal itu lah Renjun diam-diam bekerja sebagai 'cuddle partner' beberapa pria untuk membantu sang ayah .

______________________________________

Disinilah Renjun berada,setelah jam pelajaran Bu Choi selesai dan bel pulang berbunyi ia segera menyelesaikan latihan untuk olimpiade dan bergegas menuju halte untuk menaiki bus menuju apartemen Jeno,ini sudah jam 3 lebih 27 menit.mungkin ia akan terlambat mengingat bus yg akan ia tumpangi belum berhenti di halte.

Oh ayolah,bahkan si brengsek Jeno telah pulang 1 jam lebih dulu daripada dia.renjun ingin sekali meneriaki pak Jhonny ketika guru matematika itu memberi 40 soal tambahan pada Renjun.

Bus akhirnya berhenti saat hendak naik tangan Renjun ditarik seseorang,itu jeno."masuklah ke mobil ku,kau akan kehilangan beasiswa mu jika naik bus".

Flashback

Tepat pukul 2 jeno telah menyelesaikan semua soal latihan yg di berikan pak Jhonny,begitupun juga dengan renjun.namun guru matematika itu menahan Renjun untuk menyelesaikan 40 soal tambahan yg membuat pria itu tak bisa pulang lebih awal.

"Jangan lupa jam 4 nanti" ucap Jeno pada Renjun yg sedang fokus pada soal-soal latihannya sebelum keluar meninggalkan pria itu bersama pak Jhonny

........

Ini masih jam 3 dan masih banyak waktu untuk menuju jam 4,tapi entah kenapa Jeno merasa gusar.ia segera bergegas menuju basemen dan mengendarai nya untuk menjemput Renjun dari sekolah,ia tak sabar menunggu rival nya itu untuk ia jahili.

Setelah kurang lebih 30 menit menunggu,si mungil menunjukkan batang hidung nya di halte,tepat beberapa meter dari mobil Jeno terparkir.jeno kemudian keluar dan menghampiri Renjun yg setia menunggu bis,sampai akhirnya yg ia tunggu datang dan Jeno hampir kehilangan pemuda itu jika ia tak mencengkram tangan si mungil

Flashback off

."masuklah ke mobil ku,kau akan kehilangan beasiswa mu jika naik bus".Renjun terkejut saat tangannya ditarik jeno dengan sedikit keras hingga wajah nya bertemu dengan dada bidang Jeno.pria itu mendongkak ,matanya terbelalak kala Jeno mendekatkan wajahnya dan mengecup singkat bibir plum renjun.

"Woahh! Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat"

"Dua musuh bebuyutan kini berkencan,,berita nya akan viral nanti"

"Aku yakin mereka cinlok karena olimpiade"

"Ayolah ku kira Renjun hanya mainan barunya,tak mungkin Jeno mengencani anak beasiswa kan?!"sontak keduanya menoleh saat

Segerombolan siswa yg kebetulan lewat saling berbisik tak percaya.salah seorang dari mereka bahkan memotret saat jeno mencium Renjun.

Pria itu refleks mendorong Jeno yang berada di hadapannya,wajahnya tertunduk malu dengan pipi yang memerah,ia hampir menangis kala mendengar perkataan menohok dari salah seorang siswa barusan.

Jeno meraih dagu Renjun dan merangkul bahunya,menatap sebentar pria di hadapannya dan beralih menatap beberapa siswa yg membicarakannya dengan senyum mengembang sebelum meraih tangan Renjun dan berjalan menuju mobilnya.

Renjun tak mengerti ketika Jeno bersikap manis dengan membuka kan pintu mobil untuknya,sedikit ragu namun akhirnya Renjun duduk di depan dengan Jeno yg mengemudi.

Dirinya tersentak kala jeno mendekat dan menatapnya intens,mengukung tubuh mungil Renjun diantara pintu mobil dan tubuh lelaki itu.semakin dekat hingga ujung hidung mereka saling menyapa,sempat Renjun terpukau dengan mata bulan Jeno indah sebelum akhirnya rasa benci kembali melingkupi Renjun saat jeno berucap tepat di depan wajahnya.

"Jangan menangis karena yg mereka bilang itu kenyataan,little bitch!"

avataravatar
Next chapter