8 First Date

Setelah berbagai pertimbangan dan menghilangkan rasa takutnya ditolak untuk ketiga kalinya, akhirnya Adit menghubungi Nura dan memberi tahu tentang kepulangannya.

Aditya juga mengajaknya untuk bertemu yang awalnya ditolak oleh Nura.

Meskipun pada akhirnya mereka tetap bertemu setelah Deena dan Aliyah meyakinkannya untuk bertemu.

Nura juga menerima ajakan itu karena Aditya memintanya berulang kali untuk bertemu, bahkan tidak keberatan jika harus bertamu ke rumahnya.

12 Mei 2016...

Aditya benar-benar datang ke rumah Nura, lebih tepatnya ke rumah neneknya; saat itu dia tinggal sementara bersama neneknya karena tantenya sedang bertugas di Sabang.

"Adit udah di depan ni", tulisnya.

"Ok, sebentar ya", balas Nura.

Hati Nura benar-benar berdebar-debar, badannya panas dingin karena ini adalah pengalaman pertamanya bertemu dengan seorang pria secara khusus.

Tentu saja berbeda dengan Aditya yang sudah sangat berpengalaman dalam urusan perempuan dan percintaan.

Tidak dapat dipungkiri, Aditya juga merasakan sesuatu yang aneh. Dia sudah sering bertemu dengan banyak wanita, tapi ini pertama kali baginya pertemuan pertama berlangsung di rumah, bukannya di cafe atau restoran.

"Baru pertama kalinya Abang ketemu cewek, langsung ke rumah", sapa Adit.

Itu ucapan pertama yang dikatakannya dan langsung menyematkan kata "Abang" untuk dirinya sendiri yang memang setahun lebih tua dari Nura.

"Oh ya, ya udah masuk lah", jawab Nura yang masih sangat malu.

"Sebenarnya tadi sebelum pergi mikir berkali-kali, pergi gak ya, pergi gak ya, cuma kan kalau Abang gak pergi, kita pasti gak akan pernah bisa jumpa", ucap Adit yang terhengar santai dan sangat natural.

"Iya, Nura kan gak dikasih keluar malam. Kalau siang, panas. Terus jadwal penelitian juga padat banget", jawab Nura.

"Oh berarti udah selesai seminar proposalnya?", tanya Adit.

"Iya, alhamdulillah udah. Makanya udah boleh masuk lab untuk penelitian", curhat Nura.

"Siapa aja yang tinggal di sini Dek, kok rumahnya sepi ?", tanya Adit yang dengan santainya menyebut Nura sebagai "Dek".

"Cuma nenek, Nura, dan Yenny karena Tante sama Om masih tugas di Sabang", jawab Nura.

"Yenny?", ucap Adit.

"Iya, Yenny, adek sepupu Nura. Eh, itu orangnya", ucap Nura yang baru melihat Yenny keluar dari arah dapur menuju ke ruang tamu.

Yenny dan Adit bersalaman dan hanya sekedar menyapa, kemudian Yenny meninggalkan mereka.

Percakapan mereka masih terus berlanjut dan Adit pamit pulang menjelang pukul 10 malam, setelah mengobrol lebih dari dua jam.

🍁🍁🍁

avataravatar
Next chapter