webnovel

Aku akan bertahan hidup (1)

Desss!

Baskom berisi air terjatuh membasahi karpet yang usang. Seorang wanita dengan baju pelayan terdiam dengan kening mengkerut.

"Nona, anda membuat pekerjaan saya bertambah."

"Maafkan aku."

Velaris mencoba turun dari kasur.

Kedua kakinya berhasil mendarat, namun ketika ia mencoba berdiri secara perlahan.

Brukk!!

Tepat di langkah pertama, tenaga di kakinya hilang dan piyamanya basah oleh air baskom di lantai. Pelayan itu terlihat semakin kesal, dan menatap nona yang Ia layani dari atas.

"Nona, anda tidak perlu melakukan apapun. Cukup berbaring dan tidak akan ada yang dirugikan." Sarkas pelayan kurang ajar itu.

Dia tersentak dengan ucapan pelayan itu. Lihat tatapannya, seperti singa yang menatap buruannya.

'Apa kau pikir aku senang punya tubuh kroco begini?'

"Maafkan aku, Leen."

Kenapa dia selalu meminta maaf?

Jika bukan karena tubuh lemah ini, dia pasti sudah menarik rambutnya.

Leen berdecak pelan sebelum membungkuk untuk membantu dia berdiri.

"Saya akan bawa sarapannya, tunggulah dengan tenang disini."

Dengan wajah datar, Leen berbalik badan tanpa hormat.

Brakk!!

'Ha! Dia memang kurang ajar.'

Kedua mata sayu itu terus menatap tajam pada pintu klasik kamarnya seolah ingin membolongkannya. Dia menghela nafas panjang.

Velaris menjatuhkan tubuhnya diatas kasur yang empuk dengan membentangkan kedua tangannya.

"Ahhh aku bisa mati lebih cepat kalau begini terus." Sarkas Velaris, keningnya berkerut dalam.

'Ini menyebalkan, mau seberapa pun aku memikirkannya. Ini sungguh menyebalkan.'

15 tahun yang lalu. Entah bagaimana aku terbangun di dunia ini dan menjadi anak kecil berumur 3 tahun. Dunia ini sama saja, tidak ada sihir atau monster. Hanya saja latar waktu dunia ini berada di abad ke-15.

'Akara Ghandy' adalah namaku sebelumnya. Tidak ada yang spesial, aku hanyalah orang Indonesia yang bekerja sebagai penulis webnovel.

Aku bertahan hidup dengan penghasilan yang tak menentu.

Sepertinya ini bukan cerita novel atau game. Aku bahkan tidak tahu apakah dunia ini sama dengan duniaku sebelumnya. Apakah aku pergi ke masa lalu? Ataukah bertransmigrasi?

Pada hari itu, seperti biasa aku akan merevisi tulisanku sebelum mengunggahnya. Tapi kantukku sangat berat, jadi tanpa sadar aku tertidur. Lalu ketika aku membuka mataku lagi, aku sudah menjadi bayi berumur 3 tahun. Terlebih aku adalah albino dengan mata ungu. Betapa lemahnya tubuh ini.

Nama tubuh ini 'Velaris Montrose' adalah seorang bangsawan dari keluarga ternama, setidaknya sampai 6 tahun yang lalu. Sekarang aku hanyalah bangsawan yang menyisakan marga belaka.

Sejujurnya itu tidak masalah. Entah bangsawan jatuh atau apapun, yang harus kulakukan tetap sama.

'Bertahan hidup bagaimana pun caranya. Hidup adalah segalanya.'

Brakk

Suara pintu dibuka dengan keras. Leen, pelayan kurang ajar itu menghentakkan kakinya dengan keras. Tangannya membawa nampan kecil yang hanya berisikan roti dan susu.

Velaris mengintip isi nampan itu beberapa kali.

"Nona, silahkan dimakan."

"Terimakasih Leen, akan kumakan." Dia mengambil nampan ditangan Leen dengan hati hati, akan bahaya jika susu itu tumpah kan?

"Setelah ini saya akan sibuk di luar. Tolong urus diri anda sendiri setelah ini."

"Ya. Aku mengerti. Sampai jumpa, Leen."

"Sampai jumpa, nona."

Brakk

Pintu ditutup kembali dengan suara keras.

'Yah, bukannya aku tidak tahu alasannya bersikap kasar padaku.'

15 tahun. Aku sudah berjuang keras untuk hidup, dengan tubuh yang seperti biskuit ini aku bertahan hidup di rumah yang seperti penjara ini.

Di dunia ini, aku juga menjadi penulis. Tapi karena rentetan kejadian di masa lampau, aku tidak bisa muncul begitu saja di hadapan publik. Oleh karena itu, aku menggunakan perantara. Aku tidak menjual hak cipta karyaku, perantara itu hanya membantuku menyalurkannya pada masyarakat.

Kuharap dunia ini sungguh bukan fantasy. Jika harus melawan monster aku bisa mati.

Aku mencoba untuk membuat cerita yang selalu ku bayangkan. kuharap cerita ini bisa berkembang.

Lily_Billnairecreators' thoughts
Next chapter