2 Apakah Aku Boleh Memperbaikinya Kembali?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Apakah Dong Huiying terlalu terburu-buru?

Gadis ini terus memandang sekitarnya dan ia merasa malu.

"Airnya masih hangat. Cucilah muka dulu!" Ucap seorang pria dengan sopan. 

"Iya …" Dong Huiying beberapa saat memandangi baskom yang berisi air itu. Tiba-tiba ia pun terkejut, seluruh tubuhnya seakan-akan sudah tidak baik lagi.

"Ya Tuhan! Ini, ini, ini, begitu menakutkan?!" Gadis ini terkejut. Di atas permukaan air itu, terpantul seraut wajah yang tampak hitam. Wajah gadis itu dipenuhi oleh bintik. Seketika napasnya terasa berat.

Dalam hal penampilan, kepribadian gadis ini terlihat seperti sosok yang kuat, berapi-api, kasar, ganas, dan mudah tersinggung.

Raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi kejam. Sungguh, sangat kejam!

"Apakah aku telah terbangun kembali?" Dong Huiying melihat pria yang ada di depannya itu sambil berdiri dan diam, ia memandang pria itu dengan tatapan yang menyedihkan. Saat Dong Huiying belum sempat melanjutkan kalimatnya, sinar mata pria itu kelihatan bingung.

Tiba-tiba sebuah tanda tanya muncul di benak pria itu. Sepertinya ia tidak mengerti maksud 'terbangun' yang diucapkan oleh Dong Huiying.

Saat itu Dong Huiying masih tetap terdiam sambil menunggu respon pria yang ada di depannya itu.

"Sungguh, rasanya ingin mati sekali lagi!" Ujar Dong Huiying dalam hati.

Dong Huiying mencuci wajahnya dengan cepat, setelah itu ia menjauhkan wajahnya dari air itu. Ia tidak mau melihat sosok wajah yang dipenuhi dengan bintik itu lagi. Dirinya merasa malu sampai tidak mau dilihat orang lain. Dia sangat berharap tidak sampai bertemu orang lain di luar ruangan ini bahkan di luar bangunan ini.

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara wanita paruh baya dari jauh, "Adik Dabao, kakak datang!"

Dong Huiying membeku.

"Dabao?" Pikir gadis ini sambil bertanya-tanya.

Namun, bukankah pria tadi memanggilnya dengan sebutan 'Sang Istri'?

Dong Huiying menatap pria itu dengan bingung. Namun, ia menyadari bahwa saat suara wanita itu terdengar, pria di hadapannya ini mengerutkan kening. Ada yang aneh? Ketika ia menatap pria ini, seakan ada alasan kenapa ekspresinya berubah menjadi sedih dan kecewa. Benar-benar aneh….

**

Saat itu di luar hujan masih gerimis. Seorang wanita paruh baya yang gemuk memegang sekotak kue dan sebotol anggur tua, ia berteriak dari halaman, "Hei, jalang kecil keluarga Liang! Mengapa tidak cepat-cepat membuka pintu untukku? Aku kakak dari Sang Istrimu! Cepat sambut aku! Kalau tidak, aku akan memanggil Adik Dabao untuk menghajarmu!" Ia bersikap kasar kepada Liang Yixuan untuk. Sebagai teman akrab dari Dong Dabao (tubuh yang dirasuki Dong Huiying), ia datang dengan sombong ke rumah keluarga Liang.

Beberapa keluarga yang tinggal di dekat rumah keluarga Liang keluar rumah untuk melihat orang tersebut, mereka melihat siapa yang baru saja berteriak. Namun, ketika mereka melihat wanita paruh baya itu berdiri di depan pintu rumah keluarga Liang, mereka tampak ketakutan dan segera masuk ke dalam rumah. Dengan buru-buru mereka menutup pintu dan jendela rumah mereka.

Wanita paruh baya itu bernama Nyonya Zhu Xingfang, ia adalah salah satu dari tiga Setan Gunung Taihang!

Kulit Zhu Xingfang berwarna sawo matang, ekspresi wajahnya tampak tegas. Pahanya yang kuat dan padat berisi terlihat dari sela pintu halaman, sambil membukanya dengan tenaga yang besar sehingga menimbulkan suara berderit dari pintu.

Pada saat itu, Dong Huiying berjalan ke luar rumah, ia mengenakan kemeja hitam dan sepatu yang permukaannya kasar. Di belakangnya tampak seorang pria cacat yang berdiri bertumpu pada salah satu kakinya, meskipun begitu penampilan pria itu tampak bersih dan tampan.

"Huhhhh.." Zhu Xingfang berteriak nyaring.

"Adik Dabao, bukankah ini hal yang konyol? Dasar pelacur! Aku adalah kakak sekaligus pelangganmu, aku sudah hampir setengah hari menunggu di luar, tapi tak ada yang datang. Apa mungkin semua pelacur di rumahmu sudah mati?"

Dong Huiying merasa malu, seorang pria tiba-tiba membuka pengait pintu. Tubuh Zhu Xingfang yang gemuk itu pun masuk. Ketika ia masuk, ia menyenggol bahu pria itu. Entah apakah tangan yang segemuk babi itu sengaja atau tidak? Tapi sepertinya ia memang sengaja memukul pantat pria itu!

Setelah tangan Zhu Xingfang memukul pantat pria itu, seketika pria itu pun tubuh membeku di tempatnya. Gairah yang besar menjalar hingga ke lehernya. Wajahnya terlihat datar, tanpa ekspresi. Pria itu mengepalkan tangannya, ingin mengungkapkan rasa ketidakadilan di hatinya.

avataravatar
Next chapter