6 Bagian 6 : JANJIKU

Tak lama angkot pun tiba di pemberhentian terakhir, kemudian kami turun dan melanjutkan perjalanan menuju tempat pemberhentian angkutan pedesaan yang akan mengantarkan kami ke rumah Shofi. Setelah sampai di pemberhentian Angdes, tak lama mobil pun yang kami tunggu pun datang, dengan bersegera kami masuk ke dalam angdes dengan harapan agar mobil segera melaju dan kami cepat sampai di tujuan.

Tak banyak kata yang aku dan Shofi bincangkan, hanya tatapan mata kami yang selalu beradu, dan senyuman yang selalu kami untaikan...Bodo amat dengan teman-temanku yang lain, toh mereka juga sedang asyik bercengkrama dengan pasangan masing-masing.

Tak menunggu waktu lama akhirnya sampai juga, kemudisn kami turun dan bersama-sama berjalan menyeberang menuju rumah tempat tinggal gadisku.

Assalamualaikum, suara kami bersama ketika sampai depan pintu rumah gadisku, tak lama berselang pintu pun terbuka dan nampaklah sosok wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari gadisku...waalaikum salam, eeh ada tamu...silahkan masuk...kemudian kami secara bergantian meminta salim kepada ibu gadisku, seperti itulah adab yang kami terima dari guru-guru dan orang tua kami...kemudian aku buru-buru mengucapkan, maaf bu, kami tidak bisa mampir, kebetulan hari sudah sore, kami hanya mengantarkan Shofi sampai kerumah, sekaligus kami memohon maaf karena kami tidak meminta izin dulu untuk mengajaknya melihat-lihat hasil karya di Pameran pembangunan...sekali lagi kami mohon maaf bu,

yaa...tidak apa-apa naak, tadi juga temannya sudah menyampaikan ke ibu, ibu yang seharusnya mengucapkan terimakasih karena sudah mengantarkan shofi sampai dirumah...terimakasih ya bu, kami langsung pamit saja...kemudian secara bergantian kami pamitan dan meminta salim ke orang tua gadisku, sempat kulirik wajah gadisku, kemudian sambil berbisik kakak pulang ya de, terimakasih ade dah mau menemani kami...ketemu lagi besok ya di sekolah, jangan lupa istirahat...tiba-tiba tori menyela, terus aja nyerocos sis (hahaha) ngga pulang-pulang kita, timpalnya...aku kemudian tersenyum, hayuu..kita pulang...

ibuu...kami pamit pulang, assalamualaikum...dan dijawab salam kami oleh ibu dan gadisku secara bersamaan, kemudian kami melangkah menuju angdes yang akan mengantar kami pulang.

Tak lama berselang angdespun datang dan kami langsung memasuki kendaraan tersebut...lega rasanya telah selesai tugasku mengantar gadisku..setelah itu setibanya kami di tempat pergantian naik kendaraan, kami pun kemudian pulang ke rumah kami masing-masing.

Keesokan harinya, seperti biasa aku berdiri di depan pintu gerbang masuk sekolah, hanya untuk menunggu kedatangan gadisku, lama rasanya aku menunggu, cemas rasa hati dan mulai bermunculan tanya dalam otakku, apakah dia tidak berangkat kesekolah ataukah dia sakit karena kecapean setelah jalan-jalan kemarin, semakin risau hati ini.

Lama ku tunggu, tak kunjung jua dia datang sampai bel masuk jam pelajaran dimulai berbunyi, akhirnya dengan langkah gontai aku membalikkan badan hendak melangkah masuk menuju ke ruang kelasku. Entah mengapa setelah beberapa aku berjalan beberapa langkah, tiba-tiba kakiku serasa berat untuk ku ayunkan, sehingga tak sadar aku pun menoleh kebelakang. Betapa takjub seakan aku tak percaya, dia yang kutunggu telah hadir di balik jeruji gerbang pintu sekolah, buru-buru aku menghampiri gadisku untuk membukakan pintu gerbang sekolah...

Assalamualaikum ka (sapanya), waalaikumsalam de, kakak pikir kamu ngga masuk de? ternyata alhamdulillah kamu berangkat, kakak sempat khawatir kalau kamu sakit karena kecapean kemarin. tak sadar aku nyerocos terus, sampai-sampai aku lupa klo sudah masuk pelajaran...Gadisku cuma tersenyum, kaa...kita masuk ke kelas yuk...astaghfirullah, aku sampai lupa...maafin kaka ya de...selamat datang di sekolah permatakuu...sambil membungkuk seperti menyambut sorang putri raja..Sambil tersenyum dia kemudian berjalan masuk melewati gerbang sekolah, terus dia berbisik..terimakasih pangeranku...lagi-lagi dia sunggingkan senyum...bahagia sekali aku mendengarnya...silahkan tuan putri...aku balas senyumannya, sembari aku tak lepas menatapnya sampai dia menghilang berbelok menuju ruang kelasnya.

Kemudian dalam hati aku berjanji, tak akan aku ulangi lagi, tak akan kubiarkan kau terlalu capek, tak akan ku biarkan kau bersedih...aku akan selalu berusaha untuk membuatmu selalu tersenyum dan bahagia.

Akhirnya aku memasuki kelasku...seperti biasa aku jalani mata pelajaranku tanpa ada sesuatu yg sangat berbeda.

hari demi hari bulan demi bulan dan kini berganti mendekati penilaian akhir semester genap...aku mulai sedikit disibukkan dengan fokuske kegiatan belajarku..agar aku bisa naik kelas dan bisa memberi kebanggaan kepada orang tua dengan prestasi yg walaupun kurang bagus, tapi cukuplah bisa masuk ke 5 besar

avataravatar
Next chapter