4 Chap 3 : Art of Survival.

Anri terus berjalan semakin dalam ke arah hutan. Dia hanya berjalan lurus dan mencoba menghindari kelinci sepanjang jalan. Dia juga mengambil beberapa batu seukuran kepalan tangan dan membawanya.

Sebenarnya dia sudah mencurigai suatu tempat sebagai pintu masuk ke lantai kedua. Tempat itu ada di tengah hutan, jauh dari tempat safe zone.

Dia curiga karena, terdapat pintu yang terletak di tanah. Dengan posisinya yang berada di tengah hutan, itu tampak tidak wajar dan menambah kecurigaan Anri.

Awalnya dia tidak mau mendekati pintu itu karena di dekatnya terdapat tiga ekor kelinci yang terlihat menjaga pintu itu.

"Baiklah, jumlah kelinci yang menjaga pintu itu masih sama!! Sekarang mari kita periksa di area sekitarnya untuk lebih aman"

Anri kemudian mulai berkeliling dalam radius 30 meter dari pintu itu dan kembali setelah tidak menemukan apapun.

"Dengan ini sudah dipastikan bahwa area sekitar tampak aman. Mari berharap saat aku berurusan dengan ketiganya tidak akan ada bala bantuan"

Anri berjalan dengan gugup mendekati kelinci itu. Sebenarnya dia bahkan tidak pernah melawan kelinci lebih dari satu. Karena itu dia sangat gugup ketika menghadapi tiga kelinci sekaligus.

Dia menahan napasnya ketika semakin dekat berharap ketiganya tidak menyadarinya. Dia membawa belati dengan pegangan terbalik di tangan kanannya dan membawa batu dengan tangan kirinya. Dia berhenti dan mengamati mereka di balik semak-semak.

Gyut. Gyut.

Anri terkejut melihat salah satu telinga kelinci itu berkedut dan melihat ke arah Anri bersembunyi. Anri menahan napasnya dengan gugup sambil melihat kelinci itu yang melompat pelan ke arahnya.

Kelinci itu melompat sampai di depan semak-semak dan melihat dengan bingung. Kelinci itu kemudian memutuskan untuk memasuki semak-semak.

'Sekarang!!' Anri dengan cepat mengayunkan belatinya dan menusuk kelinci yang sedang melompat ke arahnya.

Stab! Syu...

Segera setelah kelinci itu mati, temannya segera melompat ke arah Anri untuk menabraknya. Tapi, dengan mudah dia menghindar ke samping dan melempar batunya.

Buak!

'Tepat sasaran!!' melihat batu itu yang mengenai kepala kelinci dan membuatnya terhuyung, Anri dengan buru-buru segera berlari dan menusuknya.

Stab!

Anri sangat senang ketika belatinya menusuk leher kelinci itu dan membuatnya mati seketika. Tapi Anri melupakan satu hal.

Syu... BUAK!!!

"GAKH!!!"

Kelinci yang ketiga segera menabrak punggungnya yang tidak terjaga dan membuatnya tersungkur jatuh.

Anri segera mengambil batu dengan tangan kirinya dan melempar ke arah kepalanya. Sayangnya kelinci itu dengan mudah menghindari batu itu dengan melompat ke samping dan segera melompat menuju kepala Anri. Anri dengan refleks menutupi kepalanya dengan tangan kanannya.

BUAK!!!

"GHK!!!"

Karena tabrakan itu, belatinya terlepas. Untungnya karena pelindung tangan yang dimilikinya, dia tidak mendapatkan luka yang serius. Hanya sedikit memar di bagian yang terkena.

"SIALAN!!!"

Anri dengan marah memegang tanduk kelinci itu dengan tangan kiri dan membantingnya sekuat tenaga.

BUAK!!!

Kelinci itu terbanting dengan keras sampai membuat tanah sedikit rusak. Anri tanpa pikir panjang langsung mencekiknya dengan sekuat tenaga.

"MATI!!!"

Kelinci itu terus berjuang dengan kuat, sayangnya tenaga Anri lebih kuat dari kelinci itu dan akhirnya secara perlahan kelinci itu mati lemas.

Setelah memastikan sekali lagi bahwa kelinci itu telah mati, Anri segera mengambil belatinya dan berjalan ke arah pintu itu.

"Baiklah, mari berharap pintu ini menuju ke lantai selanjutnya"

Anri dengan gugup membuka pintu itu dengan kedua tangan.

Kriet...

Dengan suara engsel yang rusak, pintu itu terbuka dan menunjukan tangga yang menuju ke bawah.

"Baiklah, ayo periksa terlebih dahulu"

Anri dengan gugup berjalan menuruni tangga itu. Setiap langkah yang diambil semakin menambah rasa gugupnya.

Tap! Tap! Tap!

Suasananya yang sunyi membuat Anri cemas. Yang bisa dia lihat hanya kegelapan dan yang bisa dia dengar hanya suara langkah kakinya dan napasnya.

"Ah! Apakah itu jalan keluarnya?"

Anri melihat cahaya datang dari ujung tangga itu dan bergegas menuju kesana. Anri dengan perasaan campur aduk melewati gerbang sambil menutup matanya.

"Ugh... Silau sekali"

Setelah beberapa saat menyesuaikan diri, Anri dapat melihat sekeliling dengan jelas. Dia melihat api unggun di depannya dan saat dia melihat ke arah dia datang tadi.

"Tidak ada? Apakah aku dikirim ke tempat yang berbeda? Atau aku dikirim kembali ke safe zone?"

Dia sangat bingung melihat lorong yang dilaluinya lenyap dan dia sekarang berdiri di safe zone yang sama dengan yang sebelumnya.

"Tidak. Ini bukan tempat yang sama"

Anri sangat yakin setelah melihat tulisan mengambang yang ada di depannya. Tulisan dengan huruf aneh tapi entah kenapa bisa dipahami Anri itu tertulis.

[Selamat datang di lantai kedua!]

"Ah! Jadi ini benar-benar lantai dua ya?"

Anri dengan penasaran membaca teks baru yang baru saja keluar saat dia masuk ke lantai kedua.

[Selamat telah menyelesaikan lantai pertama! Hadiah penyelesaian lantai pertama : 100 poin!]

"Hm? Apa ini? Poin?"

Anri bergumam pelan melihat hadiah yang didapatkannya. Kemudian ketika dia bertanya-tanya, muncul baris teks baru di samping keterangan itu.

[Poin bisa digunakan untuk membeli barang atau untuk memilih skill!]

"Barang? Bagaimana cara untuk membeli barang-barang itu?"

[Barang bisa dibeli dengan mengunjungi halaman toko yang tersedia di safe zone!]

"Ah! Tapi bagaimana cara aku bisa mengunjungi halaman toko itu?"

[Halaman toko bisa diakses dengan menyebutkan perintah 'Trade!' di dalam area safe zone!]

Anri terlihat tertarik melihat informasi itu dan segera ingin mencobanya.

"Yah, apa salahnya mencoba? Trade!"

Setelah Anri mengatakan kata kuncinya, di depannya muncul daftar barang-barang yang sangat panjang dengan harga termurah 100 poin.

"Sial! Mahal sekali!"

Anri hanya meliriknya sekilas dan segera menutupnya. Dia melihat lagi baris yang belum dia selesaikan.

[Penantang telah memenuhi syarat! Silahkan pilih skill yang diinginkan!]

Anri melihat ada tiga skill dari daftar yang ada di depannya. Dia sangat tertarik dengan skill paling atas dengan tulisan rekomendasi yang besar di atasnya dan yang lebih membuatnya tertarik adalah harganya gratis!!

"Art of Survival ya?"

Anri menyeringai lebar saat melihat deskripsi skill yang dilihatnya.

avataravatar