Sejak subuh, orang-orang klan suku Lian sudah keluar dari rumah mereka, dan berdiri di dekat pintu masuk desa, menunggu untuk mengiringi kepergian Lian Chengyu dan para pengikutnya.

Kepergian Lian Chengyu melambangkan panen benih yang telah mereka tanam dengan susah payah; karenanya, ada harapan yang sangat tinggi dari suku tersebut.

"Tuan Muda pasti akan menang! Kembali dengan kemenangan! Tuan muda pasti akan menang! Kembali dengan kemenangan!" Para anggota kamp persiapan ksatria mulai meneriakkan slogan mereka sekali lagi.

Mendengar sanjungan itu, Yi Yun merasa jengah. Dia terdiam atas kedunguan anggota kamp persiapan ksatria.

Orang-orang juga mulai meneriakkan sejumlah kata.

"Tuan Muda Lian, seluruh suku bergantung pada Anda!"

Ada orang-orang tua yang bersujud di tanah. Begitu pun, satu-satunya penyihir di desa itu menari dengan gaya epilepsi lagi.

"Rakyatku, jangan khawatir. Aku tidak akan mengecewakan kalian." Lian Chengyu berdiri dari tempat yang penuh keagungan dengan menggenggam tangannya, pertama ke kiri, lalu ke kanan, dengan sikap ramah.

Harus diakui bahwa Lian Chengyu menawan, dengan jubah putih panjangnya, dia terlihat sangat elegan. Dia memiliki sikap seorang tuan muda dari suku besar. Dikombinasikan dengan rasa percaya diri dan keramahannya, itu sangat menarik bagi gadis-gadis muda.

Banyak gadis muda di suku terpesona oleh Lian Chengyu. Dengan tersipu, mereka berteriak, "Tuan Muda Lian, kami akan menunggu kepulangan Anda!"

"Jangan khawatir, ketika aku bisa memasuki kota untuk membangun daerahku sendiri, dan membentuk klan keluargaku, kalian semua bisa menemaniku, dan menjadi penduduk kelompok pertama dari klan keluarga Lian." Kata-kata Lian Chengyu yang diucapkan dengan penuh percaya diri membuat penduduk desa bergelora, karena luapan kegembiraan, seolah-olah mereka baru saja meminum sebotol anggur. Adapun gadis-gadis itu, mereka bergelora karena bermimpi menjadi pelayan pribadi Lian Chengyu, atau bahkan seorang pelayan di atas tempat tidur.

Untuk bisa menjadi pengikut Tuan Muda Lian adalah suatu keagungan.

Banyak gadis muda memiliki pemikiran seperti itu, karena mereka terpikat dengan pesona Lian Chengyu. Yi Yun secara apatis mengamati dari samping, karena dia tahu tidak akan ada yang mengiringi kepergiannya. Tiba-tiba, dia mendengar suara takut-takut, "Kak Yi..Yi Yun, kamu harus bekerja keras, Xiaoke... Xiaoke akan menunggu kepulanganmu..."

Mendengar suara ini, Yi Yun tertegun. Dia menoleh dan melihat seorang gadis kecil mengenakan pakaian usang sedang menatapnya dengan gugup. Sepasang mata berair itu memancarkan sejuta makna. Dia adalah putri Bibi Wang, Zhou Xiaoke.

Di antara semua gadis muda yang mengiringi kepergian Lian Chengyu, dibutuhkan banyak keberanian untuk menjadi satu-satunya yang meneriakkan nama Yi Yun.

"Xiaoke."

Yi Yun memanggil Xiaoke. Melihat bagaimana wajah gadis kecil ini bersinar, dia terlihat menggemaskan. "Jangan khawatir, aku akan kembali dengan selamat."

"Iya." Zhou Xiaoke mengangguk dengan terpaksa.

"Nak Yun, tidak apa-apa jika kamu tidak lolos seleksi. Jangan berkecil hati, karena kamu masih muda. Kamu baru berumur dua belas tahun!"

Bibi Wang juga berteriak dari samping. Saat dia berteriak, dia mengeluarkan pangsit sayuran dari keranjang, "Nak Yun, saya membuat pangsit sayuran ini. Bawalah sebagai bekal dalam perjalananmu."

Melihat pangsit sayuran yang dibuat dengan sedikit biji-bijian, Yi Yun tersentuh. Dia turun dari tempat duduknya dan menerima pangsit sayuran itu. Sebagai balasannya, dia mengulurkan sebuah tas kain ke tangan Bibi Wang, "Bibi, bukanya saat Bibi sudah di rumah ya."

Setelah mengatakan itu, Yi Yun melompat kembali ke punggung binatang buas raksasa tanpa menunggu jawaban Bibi Wang. Dan pada saat itu, duta besar Jin Long Wei mulai menuntun binatang buas untuk melangkah maju.

Melihat sosok Yi Yun semakin mengecil di kejauhan, Zhou Xiaoke terus melambai.

Beberapa perempuan bermarga Lian memandang jijik pada keluarga Bibi Wang sambil berkata, "Kamu benar-benar memiliki hubungan yang baik dengan anak itu!"

"Itu bukan urusanmu!" kata Zhou Xiaoke sambil mengerutkan mulut kecilnya.

Para perempuan itu tertawa tak terkendali, "Gadis kecil ini pasti telah terpikat! Si bocah Yi Yun menganggap dirinya adalah salah seorang peserta utama, mengira dirinya ikut Tuan Muda Lian untuk berpartisipasi dalam seleksi kerajaan. Apakah dia mengukur kekuatannya sendiri? Tuan Muda Lian adalah orang yang terlalu baik."

"Lalu, bagaimana jika Tuan Muda Lian mengajak anak itu bersamanya? Tuan Muda Lian hanya mengajaknya untuk pengalaman hidup, dan memanfaatkannya untuk tujuannya sendiri. Di masa depan, dia hanya akan menjadi pengikut tambahan. Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa anak itu akan lolos seleksi?" Para perempuan Lian ini melengkapi kalimat masing-masing dengan enteng dan gembira.

Mereka berbagi nama keluarga Lian dan merupakan bagian dari keluarga yang sama dengan Lian Chengyu. Mereka juga memiliki garis keturunan yang sama dengan klan suku Lian. Selama pencapaian Lian Chengyu besar, maka mereka akan memperoleh manfaat besar.

Dengan mengisyaratkan berakhirnya penderitaan mereka, bagaimana mungkin mereka tidak bahagia!

Saat para perempuan Lian mengolok-olok Zhou Xiaoke, Bibi Wang terkejut ketika dia menyentuh tas kain yang Yi Yun berikan padanya.

Setelah terdiam sesaat, dia menelan ludah sebelum dengan hati-hati meletakkan tas kain itu, sambil tetap mendekatkannya dengan tubuhnya.

Dia mengabaikan para perempuan jahat itu dan diam-diam menarik Zhou Xiaoke untuk pulang. Baru setelah mengunci pintu, Bibi Wang mengeluarkan tas kain itu. Dia meletakkannya dengan hati-hati di atas meja ruang utama.

"Bu, Kak Yi Yun ngasih apa?" Zhou Xiaoke bertanya dengan rasa ingin tahu.

Tangan Bibi Wang gemetaran. Pada saat ia menyentuh tas itu, ada banyak orang di sana, karenanya, ia takut membukanya. Tapi sambil memegangnya, dia bisa merasakan tekstur dan mencium aroma dari sesuatu yang dia pikir mustahil untuk didapatkan... Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuka bungkus tas kain itu selapis demi selapis...

Beberapa saat kemudian, Zhou Xiaoke tertegun. Sedangkan Bibi Wang, bahkan setelah mempersiapkan mental, jantungnya masih berdetak kencang.

Apa yang muncul di hadapan mereka berdua adalah seekor ayam panggang. Renyah di luar dan lembut di dalam. Ayam panggang itu berlapis warna keemasan dan harum!

"Ini... Ini..." Zhou Xiaoke mulai menelan ludah. "Kak Yi Yun memberikan ini?"

"Ya... Nak Yun memberi kita ini..." Bibi Wang menatap dengan pandangan tak percaya ke arah ayam panggang itu. Bagaimana Yi Yun berhasil mendapatkan ayam panggang ini? Juga melihat ayam panggang ini, dimasak dengan keterampilan kuliner yang luar biasa. Bibi Wang merasa akrab dengan aroma yang tercium dari kulit ayam itu. Itu madu, dulu dia pernah mengambilnya di belakang pegunungan secara kebetulan!

Ayam panggang madu, bagaimana Nak Yun mendapatkan ini?

Bibi Wang tidak percaya, tetapi pada saat itu, air liur Zhou Xiaoke menetes di meja. Dia dengan penuh semangat memandangi ayam panggang itu sambil bertanya, "Bu... Bolehkah aku memakannya?"

Bibi Wang tertawa dan menyentuh kepala Zhou Xiaoke, "Ayam ini diberikan Nak Yun untuk kamu makan."

Sambil mengatakan itu, Bibi Wang menyobek kaki ayam dan memberikannya ke tangan kecil Zhou Xiaoke, "Cepat makan. Kita makan sisanya ketika ayahmu pulang."

"Asyik!" Zhou Xiaoke buru-buru menggigitnya. Saat daging ayam memasuki mulutnya, Zhou Xiaoke merasa seperti dia melayang di langit. Daging ayamnya enak sekali. Dia belum pernah memakan sesuatu yang selezat itu...

Kak Yi Yun sangat baik.

Memikirkan hal ini, hati Zhou Xiaoke dipenuhi dengan kebahagiaan.

avataravatar
Next chapter