1 Bab 1. Keluarga Ferd

Tahun 2015 di Negara Tionk, Kota H.

Kalau kalian datang ke Kota H, Distrik Daya, dilereng Gunung Yang sunyi nan hijau, ada Bangunan megah yang besar dengan pekarangan luas. Lima mobil mewah berderet rapi. Disamping bangunan itu ada kastil kecil dan rumah kayu diatas pohon besar. Ini adalah kediaman Ferd.

Tuan Ferd dikenal sebagai bangsawan konglomerat. Salah satu dari 10 orang terkaya di negeri ini. Tuan Ferd muda dulunya tinggal di jantung kota H. Setelah menikah dengan Nyonya Maulani, Dia membangun Rumahnya dileret gunung untuk mengenang pertemuan mereka. Konon mereka bertemu dilereng gunung itu karenanya, untuk menyenangkan sang istri tercinta. Kisah romantis tuan Ferd menjadi panutan masyarakat sekitar. Namun legenda romantis itu hancur lima tahun lalu saat tuan Ferd membawa wanita lain ke mandiinnya. Nyonya Melinda dan putri Grace.

Walaupun setiap pertemuan publik, tuan Ferd masih selalu membawa nyonya Melanie, tapi, kepercayaan orang-orang tentang cinta sejati tuan Ferd telah runtuh.

Dua tahun yang lalu, nyonya Melanie tidak pernah lagi muncul depan publik. Tuan Ferd juga sangat jarang terlihat, begitupun putri mereka, Maya, yang memang pendiam semakin mengisolasi diri.

Hanya Melinda dan putrinya yang kerap terlihat keluar berbelanja. Meskipun mereka menyandang status istri dan anak tuan Ferd, orang-orang tidak menghormatinya layaknya orang-orang mencintai nyonya Melanie dan putrinya, Maya. Ini menumbuhkan kebencian dihati nyonya Melinda dan Grace.

Banyak pendapat mengatakan nyonya Melinda sakit dan tuan Ferd merawatnya untuk menebus rasa bersalah. Ada juga gosip bahwa Nyonya Melinda telah melempar sihir pada Tuan Ferd. Berita lainnya, tuan Ferd menikahi Melinda karena keluarga Ferd menekannya, mengingat Melinda berasal dari keluarga bangsawan yang cocok dengan Tuan Ferd, berbeda dengan Melanie yang tidak diketahui asal muasalnya.

Gosip yang dihembuskan tidak benar sepenuhnya dan juga tidak salah keseluruhannya. Benar dan salah tumpang tindih dan tuan Ferd tidak berniat meluruskan. Adapun Maya, tidak peduli apapun selain ibunya. Sejak ibunya menghilang. Ia menutup diri. Bahkan menyapa ayahnya pun tidak lagi dilakukan. Kalau mereka tidak bertemu secara kebetulan, maka, ayah anak itu tidak akan bertegur sapa.

Kepergian Nyonya Melanie, benar-benar mengubah hunian megah itu. Para pelayan menyadari itu.

" Nyonya, area ini tidak bisa didatangi sembarangan orang." Seorang penjaga mencegat Melinda yang memaksa masuk bangunan disamping rumah utama.

Mata Melinda membulat." Kamu melihatku orang sembarangan? Aku nyonya di rumah ini." Katanya angkuh.

" Menyingkir!." Perintahnya.

" Maaf. Tapi, ini perintah tuan. Selain Nyonya Melanie, nona Maya dan tuan, tidak ada yang boleh masuk." Si penjaga tidak bergeming.

" Kamu ingin dipecat, ya?." Melinda menghardik tidak sabar.

" Nyonya...." Sebelum si penjaga menyelesaikan ucapannya. Satu sosok bergabung.

" Kamu tidak boleh masuk." Suara tegas tuan Ferd menyita semua perhatian orang-orang disana.

" Panggil bendahara Wang." Katanya kemudian tanpa melirik Melinda. Pelayan yang mengikutinya segera masuk manaion. Tidak lama kemudian, bendahara Wang berdiri di belakang tuan Ferd.

" Penjaga ini telah melakukan tugasnya dengan baik. Berikan dia tip yang pantas."

" Baik."

" Perketat penjagaan tempat ini, beritahu kepala penjaga mengirim dua penjaga terbaik lainnya. Penjaga yang bertugas disini diberi gaji dua kali lipat." Tuan Ferd bertitah.

" Akan saya laksanakan, Tuan." Kata Bendahara Wang, patuh.

" Aturanku tetap sama. Tidak boleh ada orang yang berada disekitar selain saya, nyonya Melanie, Nona Maya. Selain kami, siapapun tidak diizinkan."

" Suami..!!." Melinda melempar dirinya kearah tuan Ferd.

" Aku hanya penasaran dan ingin melihat-lihat."

Tuan Ferd mendorongnya kembali." Siapapun tidak boleh melanggar aturan yang telah ditetapkan."

" Suami...!!."

" Daripada melakukan hal yang tidak berguna. Kenapa kamu tidak mengurus rumah?."

" Aku tidak ingin melangkahi hak kakak Melanie sebagai istri pertama. Aku takut kalau aku mengubahnya, kak Melanie tidak senang."

" Tidak perlu merubahnya. Tapi menjaga dan merawatnya." Tuan Ferd memberi tatapan tajam pada Melinda. " Lihat taman depan. Itu sangat berantakan. Waktu Melanie ada, itu selalu indah dan asri. Rapi."

" Bukankah ada penjaga kebun yang merawat."

" Mereka juga perlu bimbingan. Lihat dirimu hanya lalu lalang setiap hari di rumah tapi tidak peduli keadaan rumah. Kamu nyonya rumah rumah yang tidak kompeten."

" Suami."

" Hari ini, aku akan meminta ahli taman untuk mengajarimu. Buat tan itu seindah sebelumnya."

" Sekretaris Kim". Orang yang berdiri disisi kanan tuan Ferd maju selangkah.

" Cari orang yang cocok untuknya".

" Dilaksanakan tuan." Kata sekretaris Kim, mundur ke tempatnya semula.

" Bendahara Wang, beli keperluan untuknya."

" Baik tuan."

Tuan Ferd dan orang-orangnya meninggalkan Melinda yang memendam amarah.

" Suami tua itu, bukan hanya tidak memberiku waktu disisinya, dua bahkan tidak memberiku wajah di depan pelayan dan penjaga. Sial!."

Rutuk Melinda meninggalkan tempat itu.

Di balkon lantai dua, Maya yang mengawasi kejadian itu dari awal sampai akhir hanya memberi tatapan dingin melihat kepergian ibu tirinya.

avataravatar
Next chapter