21 Membalaskan Dendam Untuknya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Aku akan memberitahu kru untuk segera mengubah adegan." Sutradara sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya memberi perintah pada kru melalui walkie talkie.

Xia Changyue mendengar perintah sutradara untuk mengatur ulang adegan itu. Dia secara tidak sengaja menatap Yan Chengchi. Setahu dia, pria itu bukanlah orang yang suka berbohong dan dia tidak akan memberikan pendapat mengenai bidang yang tidak dikuasai olehnya. Sederhananya, dia bisa disebut manusia paling dingin. Tapi sekarang, tiba-tiba dia meminta sutradara untuk mengubah adegan kecil mengenai bagaimana wanita dalam cerita itu diintimidasi. 

Namun, saat mengingat tentang peristiwa Jiang Mingna menyiramnya dengan sebotol air dan sekarang gadis itu akan disiram bir, Xia Changyue merasa puas. Dia sangat kesal dan marah, tetapi dia tidak punya cara untuk balas dendam. Dia ingin tahu, apakah gadis sombong dan angkuh itu akan mau melakukan adegan yang telah diubah sesuai perintah sutradara.

Xia Changyue mendengar sutradara berteriak, "Action!" Dengan penuh semangat dia menjulurkan lehernya, berusaha melihat ke depan di mana adegan berlangsung.

Studio di set dengan suasana bar yang berisik. Ketika Jiang Mingna perlahan masuk, ekspresi kesepian di wajahnya benar-benar akan membuat orang meresapi drama yang dimainkannya. Plot berkembang dengan cepat. Dalam sekejap mata, seorang aktris yang duduk di sampingnya tiba-tiba mengambil segelas bir dan menuangkannya ke wajah gadis itu.

"Aahh..." Jiang Mingna tiba-tiba melompat dari kursinya dan mengibaskan roknya.

"Apa yang terjadi? Bukankah aku menyuruhmu menyiram wajahnya? Mengapa kamu malah menyiram roknya?" Sutradara melihat adegan dari layar kamera dan mengerutkan kening.

"Aku minta maaf. Maaf, Kak Mingna. Tanganku tiba-tiba saja mengalami kram dan aku tidak menyiramnya dengan benar. Bagaimana kalau kita melakukannya lagi?" Aktris yang merupakan lawan main Jiang Mingna meminta maaf dengan tulus.

"Kamu…" Jiang Mingna terlihat akan menyerang aktris itu. Dia melihat ke arah Yan Chengchi yang duduk di sela-sela kru, kemudian hanya bisa menggertakkan giginya. 

Jiang Mingna ingin berakting sebaik mungkin dan ingin mata Yan Chengchi hanya tertuju padanya. Tidak peduli apa yang sedang terjadi hari ini, dia tidak ingin mengacaukan rencananya. Jiang Mingna memaksakan diri untuk mengeluarkan senyum kaku. "Tidak masalah. Semua aktor dan aktris di sini sudah profesional. Bagaimana mungkin aku mempermasalahkan hal kecil ini?"

"Baiklah, keringkan roknya. Kita akan melakukan pengambilan adegan lagi." Sutradara mengambil walkie talkie dan memerintah lagi. Adegan itu sedikit merepotkan dan tidak mudah untuk memulainya lagi.

"Action!"

Aktris lawan main Jiang Mingna menggenggam bir di tangannya, lalu langsung disiramkan ke kepala gadis itu. Cairan oranye mengalir di rambut hingga roknya, bahkan riasan wajahnya hampir hancur. Maskaranya luntur dan seluruh wajahnya tampak seperti hantu.

"Cut!"

Sutradara berdiri dari kursi dan berteriak menggunakan pengeras suara, "Cut! Sudah aku katakan untuk menyiram wajahnya langsung dari depan. Mengenai separuh wajah saja sudah cukup. Itu tidak terlihat menyedihkan sekarang. Drama ini akan ditonton banyak orang, tapi ketika aku melihatnya, aku merasa melihat hantu. Bagaimana mungkin orang akan merasa kasihan dengan aktris yang terlihat seperti hantu?"

"Maaf sutradara, aku tidak menyiramnya pada sudut yang bagus. Aku akan mencoba lagi." Aktris itu kembali meminta maaf dengan penuh ketulusan, tetapi tidak ada ekspresi menyesal di wajahnya.

Seluruh wajah Jiang Mingna sudah gelap. Dia menggertakan giginya dan menahan kemarahan. "Tidak masalah. Drama ini sangat penting, jadi akan lebih baik jika mengambil banyak gambar, tetapi aku harap kamu bisa membuka matamu dan melihat dengan jelas ke mana kamu harus menyiramnya nanti."

Ketiga kalinya adegan diulang.

Keempat kalinya.

Kesepuluh kalinya.

"Cut!"

"Cut!"

"Cut!"

"Apa yang terjadi? Kamu tidak bisa menyiramkan bir dengan benar? Ulangi lagi!" perintah sutradara.

Jiang Mingna tidak bisa tertawa sama sekali. Seluruh tubuhnya basah kuyup. Dia tampak seperti baru saja dikeluarkan dari setangki bir.

avataravatar
Next chapter