webnovel

Chapter 1 - Kunci Awal dari Segalanya

Hai semua, nama saya Alan Windfrost Hiroka. Hidup saya selama 20 tahun tidak begitu berwarna, tapi aku bahagia dengan apa yang aku miliki. Aku hanya manusia biasa yang tidak memiliki keunikan atau keahlian khusus.

Tapi, aku yang normal dari segala sudit pandang ini. Sekarang mengalami krisi yang begitu besar. Apa krisis itu? Jika kalian bertanya seperti itu. Jawabannya hanyalah satu. Aku mungkin akan mati hari ini.

Semua ini berawal dari apa yang terjadi satu jam yang lalu...

*

Hari ini adalah hari minggu, hari minggu yang tidak berbeda dengan hari minggu yang lainnya. Karena itulah, ketika aku bangun tidur, aku langsung mencuci muka, menyikat gigi dan menyiapkan sarapan seperti biasanya. Walau aku sedikit melukai jariku waktu menyiapkan sarapan. Tapi itu semua bukan masalah besar.

Aku tinggal sendiri. Bukan karena aku mau tinggal sendiri atau aku berusaha mandiri. Tapi karena kedua orang tuaku adalah seorang archeologist yang sering keliling dunia mencari benda-benda bersejarah. Semua ini bahkan sudah berlangsung sejak aku masih SMP, jadi aku sudah terbiasa dengan hidup sendiri.

Dan seperti biasa, karena aku tidak begitu memiliki banyak teman. Aku menghabiskan hari mingguku bermain game, menonton anime, atau membaca manga atau novel serta light novel.

"Kalau tidak salah, aku membeli Dark series kemarin. Banyak yang bilang kalau game ini sulit. Semoga saja aku bisa menikmati game ini."

Seperti itulah aku mengawali hari mingguku. Tidak terlalu berbeda seperti hari yang lain.

Hingga benda itu sampai di tanganku.

*

Ding dong...

"Siapa lagi pagi-pagi begini."

Ding dong...

Aku segera menghentikan game yang aku mainkan dan berjalan keluar.

Ding dong...

"Iya sebentar!"

Aku membuka pintu dan melihat kurir pengiriman barang berdiri didepan rumah.

"Apa benar ini rumah saudara Alan Windfrost Hiroka?"

Kurir itu bertanya kepadaku dengan senyuman diwajahnya.

"Iya benar, saya Alan."

"Ini ada paket untuk anda."

Kurir itu kemudian mengambil sebuah kotak kecil yang hanya sebesar genggaman tangannya.

"Dan tolong tanda tangan serta cap disini."

Kurir itu menyodorkan sebuah dokumen kepadaku. Setelah aku mengisi dokumen itu dan mengembalikannya. Kurir itu menyerahkan kotak kecil itu kepadaku.

"Semoga hari minggu anda menyenangkan."

Ucap kurir itu penuh dengan semangat.

Aku tidak perduli dengan kurir itu dan hanya fokus kepada barang yang aku terima.

"Pengirimnya adalah ayah."

Setelah melihat pengirim barang itu, aku langsung tidak bersemangat.

"Benda aneh apa lagi ini?"

Pikirku waktu itu. Dan segera masuk kerumah untuk membukanya.

Karena pekerjaan mereka. Terkadang mereka mengirimkan beberapa benda aneh kerumah.

Seperti sebulan yang lalu. Mereka mengirimkan 7 buah pendan dengan simbol yang aku tidak paham. Mereka bilang kalau simbol itu adalah representasi dari 7 iblis penguasa dosa tertinggi yang hidup di neraka terdalam. Pernah juga mereka mengirim sebuah almari yang berisi kaca sebesar almari itu sendiri. Sempat juga aku harus pergi kekantor polisi karena mereka mengirimkan mumi sebuah anjing.

Seperti itu lah kedua orang tuaku. Walau aneh, tapi mereka tetap orang tuaku. Dan sekarang, mereka mengirim sesuatu lagi.

Setelah aku membuka bungkus paket yang dikirm oleh ayahku. Aku hanya menukan sebuah kotak perhiasan kecil dan secarik kertas.

*

Ini adalah kunci untuk membuka gerbang menuju dunia lain. Jadi tolong dijaga baik-baik. Kalau kamu ingin menggunakannya, teteskan saja darahmu di kunci ini, maka kunci ini akan menunjukanmu dimana pintu menuju dunia lain itu berada.

PS : Legendanya sih seperti itu. Tapi aku menyimpannya hanya karena bentuknya yang unik.

*

Itu lah isi pesan yang ada di secarik kertas yang dikirim bersama kotak perhiasan.

"Bentuk yang unik?"

Aku jadi penasaran dengan bentuk dari kunci yang dikirim oleh ayahku. Karena itulah aku memutuskan untuk membuka dan melihat sebenarnya seperti apa bentuk kunci unik itu.

Setelah aku membuka kotak perhiasan itu. Aku memang langsung terkejut. Didalamnya ada sebuah kunci tidak lebih besar dari kedua jariku. Memiliki warna emas. Yang aneh adalah bentuknya. Bentuk kunci ini adalah segitiga dengan beberapa lubang di setiap sisinya. Dan pegangan dari kunci ini berbentuk segi enam dengan hiasan sebuah bola di tengahnya. Dan setiap bola memilik warna yang berbeda-beda.

"Segitiga dengan pegangan segi enam dan dihiasi 7 bola. Memang unik."

Waktu itu aku tidak begitu perduli dengan detail dari kunci itu. Aku hanya fokus dengan bentuk anehnya. Setelah puas dengan bentuk uniknya, aku langsung mengbalikan kunci itu kedalam kotak perhiasan.

Aku melihat bercak darah dikunci itu dan segera membersihkannya dan tidak perduli apakah kunci itu benar-benar bersih atau tidak. Dan setelah itu langsung menyimpan kotak itu di basement bersama dengan benda-benda lain yang kedua orang tuaku kirimkan.

Waktu itu, aku benar-benar tidak tahu. Kalau kunci dan pesan yang dikirim ayahku, akan menjadi benda yang mengubah kehidupanku.

*

"Kunci tadi memang aneh. Kalau memang kunci tadi itu benda kuno. Yang membuatnya pasti sangat hebat. Di jaman dulu, mesin tidak seperti sekarang. Jadi membuat kunci dengan bentuk seperti tadi pasti sulit."

Aku berjalan menuju kamarku untuk melanjutkan gane yang aku mulai tadi.

"Kira-kira berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk menyelesaikan Dark series ya?"

Ucapku sembari duduk dan memulai lagi game itu lagi.

Belum lama aku mulai bermain. Aku merasa ada goncangan dan langsung bersembunyi di bawah meja.

"Gempa tadi sedikit keras."

Ucapku setelah goncangan berhenti. Tapi, sebelum aku bisa memulai permainanku lagi. Pintu kamarku terbuka dengan keras yang membuatku terkejut. Dan sebuah cahaya kecil seperti kunang-kunang masuk kekamar dan langsung menuju kearah ku.

Aku yang terkejut dengan apa yang terjadi tidak sempat menghindar dan kunang-kunang tadi manabrakku dan menghilang. Seketika setelah itu. Seluruh badanku terasa sakit, aku merasa sekak napas, kepalaku terasa sangat sakit, dan di sisa-sisa kesadaranku. Aku melihat kearah layar komputer dan melihat tulisan "You are Dead"

"Sial."

Dan seketika aku kehilangan kesadaranku dan terjatuh.

*

"arg... Kepalaku masih terasa sakit."

Aku terbangun dengan tubuh tidak nyaman, napas masih sedikit terengah-engah seperti habis lari jarak jauh, dan kepala masih berdenyut-denyut.

"Apa yang sebenarnya terjadi tadi?"

Walau kepala masih terasa sakit, aku berusaha mengingat apa yang terjadi.

"Kalau tidak salah, tadi ada gempa, setelah itu ada yang membuka pintu kamarku, kunang-kunang menyerang, dan kemudian aku pingsan. Argg..."

Aku memeriksa tubuhku dan aku tidak melihat ada hal yang aneh.

'Master, segera bebaskan kami semua.'

Aku mendengar suara seorang wanita dan langsung melihat sekelilingku. Tapi aku tidak melihat siapapun.

'Tolong segera bebaskan kami, Master.'

Aku mendengar suara yang sama.

Karena tidak menemukan siapapun dikamar, aku langsung berlari keluar dan memeriksa seantero rumah. Tapi aku tidak menemukan siapapun.

"Pintu depan terkunci, pintu belakang juga sama. Semua kamar sudah aku periksa tapi aku tidak menemukan siapapun."

Aku terdiam dan berpikir.

"Lalu suara siapa itu tadi?"

'Master, kita tidak punya banyak waktu.'

"Suara ini lagi? Kamu siapa?"

'Saya pengikutmu. Segera bebaskan kami'

"Apa yang kamu maksud dengan pengikut! Jangan bercanda! Dimana kau sekarang! Tunjukkan wujudmu!"

Aku sedikit marah disini.

'Kami tidak bisa menunjukan wujud kami karena kami masih terkurung.'

"Apa maksudmu dengan terkurung? Lagi pula, dimana kamu berada sekarang?"

'Karena kami kalah dalam peperangan, jadi Tuhan mengurung kami. Kami sekarang ada dibawahmu.'

'Peperangan? Dikuring oleh Tuhan? Apa mungkin ini suara iblis? Dan dia bilang dia ada dibawahku? Maksudnya dibawahku?'

Aku tidak yakin dan sebetulnya sedikit takut dengan apa yang terjadi. Suara ini bilang kalau dia dikuring oleh Tuhan karena kalau dalam peperangan. Dengan kata lain, dia adalah iblis. Walau aku bukan orang yang beragama, tapi paling tidak aku tahu kalau berhubungan dengan iblis bukan hal yang akan berakhir menyenangkan.

'Master, segera bebaskan kami. Kami ada dibawahmu.'

Tapi, suara ini. Dia terdengar sangat sedih.

Aku segera menggelengkan kepalaku dan mencoba melupakan apa yang aku pikirkan.

Tidak, tidak, tidak, tidak, jangan tergoda Alan. Kita bicara soal iblis disini.

Aku langsung terdiam. Dan di saat aku terdiam. Dadaku terasa panas.

"Arg... Ada apa sekarang?"

Aku menahan rasa sakit yang aku rasakan.

'Master, ikuti kemana cahaya pergi'

'Apa maksudmu? Aku sedang kesakitan disini!'

Pikirku sedikit marah dengan suara wanita ini karena dia tidak mengerti kondisi seperti apa aku sekarang.

Tapi, tidak lama setelah itu. Sebuah cahaya kecil keluar dari dadaku dan melayang-layang mengitariku.

"Apa ini? Kenapa cahaya ini keluar dari dadaku?"

Disaat aku sedikit kebingungan, aku teringat dengan kunang-kunang yang menyerangku tadi.

"Jangan bilang. Apa aku harus mengikuti cahaya ini?"

Aku tidak mendengar jawaban. Tapi cahaya itu bergerak menjauh dan mendekat seoalah olah dia menyuruhku untuk mengukutinya.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Dilema besar menimpaku. Disatu sisi, aku tidak mau memiliki hubungan dengan iblis. Tapi sisi lain, aku penasaran dengan semua ini.

Setelah terdiam dan berpikir. Aku memutuskan untuk mengikuti cahaya itu.

"Terserah, iblis atau bukan, aku tidak perduli."

Aku kemudian mengikuti kemana cahaya itu melayang. Hingga dia menembus sebuah pintu.

'Bukankah ini pintu masuk basement?'

Melihat itu semua, aku mulai sedikit paham apa yang terjadi.

'Salah satu benda yang dikirim ayah memang benar-benar berfungsi. Tapi benda yang mana? Ada ratusan benda unik didalam basement.'

Aku sedikit takut sebetulnya. Tapi rasa oenasaran yang tinggi membuatku berani memasuki basement.

Setelah didalam basement, aku melihat cahaya itu melayang dan masuk kedalam sebuah lemari. Dan setelah aku membuka lemari itu, cahaya itu melayang diatas kotak perhiasan.

Aku langsung mengambil kotak itu dan membukanya. Didalamnya terdapat tujuh pendan.

"Ahh... Ini memang berhubungan dengan iblis. Kalau tidak salah, ini adalah pendan dari iblis tujuh dosa tertinggi. Dan suara tadi bilang kalau aku harus membesaskan mereka. Jadi "Mereka" disini adalah tujuh iblis ini."

Kesimpulan yang aku dapatkan membuat buku kudukku berdiri dan seluruh tubuhku gemetaran dengan keringat dingin mengucur deras.

'Master, sentuh aku.'

Suara wanita itu kembali terdengan dan satu dari ketujuh pendan itu bersinar.

Pendan yang bersinar memiliki ukiran berupa seorang wanita dan sinar berwarna merah muda.

Melihat itu semua membuatku seketika menyentuh pendan itu. Dan seketika pula aku tersadar.

"Sial. Apa yang akan terjadi sekarang."

Dan benar saja. Aku langsung pingsan setelah itu.

Next chapter