33 Bab 33 - Selama seminggu??

Garden Villa,

Xiao Yi mengikuti langkah Li Zheng Yu memasuki rumahnya yang seperti istana. Ornamen antik berjejer di setiap sudut ruangan. Gadis itu merasa takjub dengan rumah besar itu.

"Mulai sekarang tugasmu mengasuh putriku dengan baik. Jika kau berbuat macam-macam maka aku akan membuat perhitungan denganmu," terang Li Zheng Yu dengan nada sedikit mengancam saat menaiki tangga menuju lantai dua.

Xiao Yi mencebikkan bibirnya, ingin sekali ia meninju kepala Li Zheng Yu. Namun Xiao Yi berusaha untuk bersabar setidaknya dalam waktu sebulan.

"Apakah kau mendengarkanku?" Li Zheng Yu menghentikan langkahnya.

"Aku sudah paham," sahut Xiao Yi dengan ketus.

"Ingat, kau tidak boleh berbicara kasar pada putriku. Jika sampai ia menangis, kau harus tahu akibatnya," ancam Li Zheng Yu sekali lagi.

"Hmmm," sahut Xiao Yi sembari membuang muka.

Kini mereka sudah berada di lantai dua, tepat di depan kamar Mei-Yin.

"Ini adalah kamarmu yang bersebelahan dengan kamar Mei-Yin," terang Li Zheng Yu.

"Biasanya Mei-Yin belum tidur. Ajaklah ia tidur cepat malam ini," imbuh Li Zheng Yu kembali.

Li Zheng Yu membuka pintu kamar putri kecilnya. Benar seperti dugaannya jika Mei-Yin sedang bermain bersama Ling Zhi.

"Ayah!" seru Mei-Yin. Pandangannya langsung teralihkan dari mainan yang ada di depannya.

Li Zheng Yu melangkahkan kakinya mendekati Mei-Yin.

"Sayang, kau belum tidur?" Li Zheng Yu berjongkok kemudian mengusap puncak kepala Mei-Yin.

Mei-Yin menggelengkan kepalanya pelan. Kedua bola matanya mengerjap saat melihat Xiao Yi datang bersama ayahnya.

"Apakah Bibi Xiao Yi akan tinggal di rumah ini?" tanya Mei-Yin dengan wajah berbinar.

"Hmmm, seperti yang kau inginkan," tukas Li Zheng Yu.

"Hore!" seru Mei-Yin sembari berjingkrak ria.

"Ling Zhi, pergilah karena tugasmu sudah digantikan oleh Xiao Yi," perintah Li Zheng Yu pada pengasuh Mei-Yin sebelumnya.

"Baik, Tuan." Dengan patuh Ling Zhi segera meninggalkan kamar Mei-Yin. Bersyukur karena akhirnya ada yang menggantikan posisinya.

"Selamat bertugas, Xiao Yi," bisik Ling Zhi saat melewati gadis itu di pintu.

Dengan bibir cemberut Xiao Yi ikut menghampiri Mei-Yin.

"Sudah malam, sebaiknya kita tidur saja. Aku juga sudah mengantuk," bujuk Xiao Yi cuek sembari menguap. Sungguh sulit baginya untuk berkata lembut.

"Bibi harus membacakan cerita dongeng untukku," pinta Mei-Yin.

"Baiklah, yang penting kau harus segera tidur," ucap Xiao Yi tanpa pikir panjang. Baginya membacakan cerita bukanlah sesuatu yang sulit.

"Bibi, gendong," ujar Mei-Yin dengan nada manja.

Xiao Yi menghela nafas berat. Ingin sekali berkata kasar tapi Li Zheng Yu masih berada di sana. Yang ada nanti pria itu justru membatalkan perjanjian mereka.

Mau tidak mau, Xiao Yi menggendong tubuh mungil Mei-Yin kemudian membaringkannya di ranjang.

"Ayah, aku ingin kita tidur bertiga lagi," rengek Mei-Yin. Bibirnya yang sangat imut sengaja dimajukan sedikit.

"Mei-Yin, mana bisa kita tidur bertiga. Aku belum menikah dengan ayahmu." Xiao Yi lantas menutupi mulutnya dengan kedua tangan setelah tersadar apa yang telah diucapkan oleh-nya.

"Kalau begitu menikahlah dengan ayah," ucap Mei-Yin sembari melebarkan senyumnya.

"Mei-Yin, jaga ucapanmu. Sekarang tidurlah, ayah akan menemanimu." Li Zheng Yu lantas bergegas ke sisi yang lain. Mengusap kepala Putri kecilnya agar segera terlelap.

Gagal menikah dua kali, setahun belakangan ia tidak dekat dengan wanita manapun. Ditinggalkan oleh dua orang wanita sedikit membuatnya merasa trauma. 

Xiao Yi lantas membacakan cerita agar anak itu segera tertidur. Dengan begitu ia akan terbebas. Tidak butuh waktu lama karena sepuluh menit kemudian Mei-Yin sudah tertidur.

"Kembalilah ke kamarmu, dia sudah tidur," perintah Li Zheng Yu dengan nada datar.

Tanpa pikir panjang, Xiao Yi langsung buru-buru meninggalkan kamar Mei-Yin. Jantungnya berdegup kencang tatkala mengingat apakah pria itu akan melakukannya malam ini juga.

Tubuh Xiao Yi langsung merosot ke lantai setelah menutup pintu kamar rapat-rapat. Pertama ia bisa lolos dari pria tua yang menikahinya? Lalu, apakah ia kali ini bisa terlepas?

Xiao Yi menggigit bibir bawahnya. Tidak disangka hidupnya pada akhirnya akan berakhir pada pria tua. Namun kali ini Xiao Yi tidak ingin terlalu memikirkan, setidaknya wajah Li Zheng Yu masih bisa diperhitungkan.

"Ini semua gara-gara Yu Chen," umpat Xiao Yi dengan perasaan kesal. Seandainya malam itu tidak mengkhianatinya mungkin mereka sudah hidup bahagia.

Tubuh Xiao Yi terasa gerah sehingga ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Cukup lama ia berendam di dalam kamar mandi. Tempatnya yang nyaman membuat Xiao Yi ingin berlama-lama di sana.

Setelah setengah jam, barulah Xiao Yi keluar dengan mengenakan handuk sebatas atas lutut.

Bruk ….

Matanya langsung terbelalak lebar saat menabrak tubuh kekar di depannya. Hampir saja terjatuh jika tidak berhasil menyeimbangkan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" ujar Xiao Yi sembari menutupi bagian dadanya dengan telapak tangan.

"Apakah kau sudah tidak ingat apa perjanjian tadi? Apakah kau memang ingin kabur tidak menepati janjimu?" ujar Li Zheng Yu sembari mendengus.

"Ten … tu saja tidak," sahut Xiao Yi tergagap. Ia tidak ingin menjadi gadis pengecut yang lari dari tanggung jawab.

'Apa yang harus kulakukan sekarang? Apakah aku bersikap seperti wanita malam di luar sana? Ataukah aku bersikap polos?' batin Xiao Yi. Sepertinya kali ini dirinya tidak akan bisa kabur.

"Kau harus ingat jika kau harus tidur denganku selama seminggu. Terserah kau akan melakukannya secara langsung atau menyicilnya." Li Zheng Yu menyeringai dengan senyum liciknya.

avataravatar
Next chapter