1 1. Duda Itu Akan Menjadi Kekasihku!

"Ahh!"

Suara desahan mengalun indah, terdengar sangat keras hingga ke telinga seorang gadis muda yang menunggu di depan pintu kamar.

Desahan yang menjadi sebuah penjelas atas kegiatan panas yang saat ini tengah terjadi di dalam sana. Dimana sepasang kekasih sedang bercumbu mesra, menyalurkan rasa panas yang membara, membakar gairah yang tak padam-padam.

Desahan itu nyatanya tak hanya menjadi sebuah saksi biru atas kejadian manis dan panas yang berpeluh. Tetapi, juga menjadi sebuah bukti nyata atas sebuah perselingkuhan.

Ya, perselingkuhan pahit yang diterima oleh seorang gadis muda berusia sembilan belas tahun. Gadis cantik berambut hitam yang saat ini sedang berdiri persis di depan pintu kamar kekasihnya, mendengarkan nama sang kekasih yang dipanggil mesra di dalam ruangan sialan tersebut.

Amarahnya sudah terbakar sempurna. Rasa cemburu, kecewa, dan juga rasa sakit seolah bercampur aduk menjadi satu perasaan yang tak mampu dia jabarkan.

Yang bisa dilakukan hanyalah terdiam, menahan semua itu.

Sampai akhirnya, matanya menggelap. Dia berjalan menuju pintu, meraih gagang pintu dan berniat membukanya.

Tepat sewaktu tangan gadis itu sudah menggenggam gagang pintu, sebuah pikiran jahat terlintas di otaknya.

"Kamu berselingkuh? Aku juga bisa. Lihat saja… aku akan membalas dendam dengan sesuatu yang lebih apik dan di luar ekspetasi mu, Noah Leopoldo." Desisnya dengan mata menggelap sempurna. Dia bertekad untuk membalas dendam. Membalaskan rasa sakit yang dia rasakan dengan setimpal. Bahkan, lebih sakit lagi.

***

***

"Calluna Rassciel! What are you doing?!" Teriakan sahabatnya terdengar sangat memekakkan telinga. Membuat gadis yang saat ini sedang menangis di ruang keluarga apartemennya sendiri menggeram kesal. Dia menutup kedua telinganya, merasa kesal dengan tingkah sahabat gila nya.

"Lo ada masalah apa sih sampai kayak gini?! Cerita sama gue, cerita sama Nora! Kali aja gue punya saran yang cemerlang buat lo!" Teriak Nora, sahabatnya.

Dia memungut beberapa buah tisu yang bersebaran di atas lantai, merasa jijik dan membuangnya ke gadis yang dia panggil dengan nama Calluna Rassciel.

"Ogah! Cerita sama lo yang ada cerita gue jadi bahan gosip! Secara, hidup lo cuman tentang menggosip. Dasar artis kampus!" Cerca gadis berambut hitam tersebut.

Nora menghela nafas berat, duduk di dekat sahabatnya. "Ciel… lo harus percaya sama gue. Walaupun gue tukang gosip, tapi bukan berarti gue bisa seenaknya nyebar in cerita lo gitu aja ke yang lain. Ya… palingan cuman ke twitter doang sih. Tapi nanti nama lo gue sensor deh, seriusan!" Sahut Nora.

Ciel. Nama panggilan dari Calluna Rassciel. Gadis berusia sembilan belas tahun yang mana merupakan seorang mahasiswi kedokteran.

Tidak, Ciel bukan si gadis pintar yang jenius. Dia juga bukan gadis blasteran luar negeri. Wajahnya bahkan sangat identik dengan Indonesia. Mata yang membulat besar, bibir yang tipis, lipatan mata yang sempurna, serta alis dan bulu matanya yang cukup tebal.

Ciel hanya gadis cantik yang kebetulan beruntung lolos SNMPTN jurusan kedokteran di sebuah kampus ternama. Entah ini keberuntungan atau sebuah kesialan karena sejujurnya… Ciel tersiksa dengan jurusan kuliahnya ini.

Ciel tidak pintar. Dia justru tergolong cukup bodoh dan lemot. Itulah mengapa dia sangat tersiksa dengan jurusan hebat yang dia emban.

Manik mata Ciel yang berwarna hitam legam menatap Nora singkat, kemudian menghela nafasnya berat. Dia berdecak, kembali mengeluarkan ingus di hidungnya, kemudian memberikan tisu bekas ingusnya kepada Nora.

Nora yang pada dasarnya iya-iya saja menerima tisu tersebut tanpa merasa jijik sekalipun. Fokusnya sekarang hanya pada Ciel, sahabatnya.

"Noah selingkuh." Hanya dua kata, namun mampu membuat Nora memekik kaget.

"What?! Oh My god oh wow! Seriusan, Noah selingkuh?!" Teriak Nora.

Ciel mengangguk. Bibirnya mendadak berubah menjadi admin akun gosip. "Iya! Noah selingkuh. Tadi, gue ke apartemennya karena mau nganterin makan malem. Eh, ternyata lagi nana ninu sama cewek barunya. Mana desahannya keras banget. Kesel gue, Nora! Kesel! Ciel lelah! Ciel capek! Ciel di khianati! Aaaargh!" Teriak Ciel, kesetanan. Mulut julid nya itu berubah seketika menjadi bibir penuh ringisan rasa sakit.

Nora sebenarnya merasa tidak tega karena gadis polos seperti Ciel menjadi korban selingkuh. Tetapi, dia menutup rasa tidak teganya itu karena merasa ada hal yang lebih penting daripada sekedar rasa simpati. Yaitu, "siapa selingkuhannya?"

Ya! Nora membutuhkan gosip baru. Dan dia akan menjadikan masalah sahabatnya ini menjadi sebuah gosip hot yang harus dia siarkan.

"Selingkuhannya? Ehm… Ciel gak tahu. Tapi, yang gue dengar, Noah desah-desah manja sambil manggil nama Amara." Jawab Ciel.

Nora membelalak kaget. Matanya membola sempurna, menepuk pundak Ciel sampai membuat Ciel nyaris tersungkur, jatuh dari sofa. "Aw!"

"Amara?! Amara Dinah?! Dia ayam kampus. Hobi nya main sama sana sini! Bahkan, lo tahu? Dia juga sampai main sama dosen buat dapetin nilai A!" Teriak Nora, heboh.

Ciel terdiam membisu. Dia menatap Nora, bertanya-tanya. "Main apa?"

"Astaghfirullah!" Nora menepuk keningnya sendiri, lupa jika berbicara dengan Ciel harus ekstra detail.

"Main itu! Tusuk menusuk!" Ujar Nora. Dia tidak mungkin mengatakan secara detail bukan? Bisa-bisa, Nora harus membuat satu chapter novel dewasa hanya untuk menjelaskannya.

Ciel yang sangat amat lemot dengan jaringan 2G nya masih saja berpikir. "Tusuk menusuk?! Apaan sih?! Ngomong yang jelas kek!" Kesal Ciel.

Nora menggeram, marah. "Kawin, Ciel! Kawin! Nana ninu! Kawin, kawin! Allahuakbar! Gue punya temen lemot nya naudzubillah! Gak kebayang suami dia nantinya harus sesabar apa!" Oceh Nora.

"Nah, gitu dong! Yang jelas! Jadi, Ciel ngerti…" balas Ciel, manggut-manggut tidak jelas.

Nora tersenyum hambar, mengamati sahabatnya yang sedikit menguras emosi.

"Oke, back to the topik ya Ciel… jadi, kalian putus?!"

Ciel menggeleng kecil. "Enggak! Ciel gak mau putus sama Noah. Ciel mau balas dendam. Emangnya cuman Noah doang yang bisa selingkuh?! Gue juga bisa lah. Gue cantik, body gue sexy."

"Lo tepos by the way. Cup bra lo juga cuman B." Sahut Nora, membuat Ciel menutar bola matanya malas.

"Gak usah dijelasin juga, Nora! Malu Ciel!"

"Di sini cuman ada kita berdua juga!"

"Ih! Udah berhenti bahas masalah BH! Ciel lagi bahas tentang rencana balas dendam, Nora!" Teriak Ciel.

Nora berdeham, bertanya. "Ya, emang lo punya rencana?"

"Punya."

"Apa coba rencana lo? Gue gak percaya sama rencana lo. Secara otak lo itu masih ganjil." Kesal Nora, meremehkan.

Ciel mengerutkan keningnya, tidak mengerti. "Otak 'kan emang ganjil, Nora. Cuman ada satu."

"Astaghfirullah… lo ngerti perumpamaan gak sih? Yang gue bahas bukan tentang jumlah otak lo. Tapi… udahlah. Percuma juga gue jelasin panjang kali lebar karena pada akhirnya lo gak akan ngerti." Cibir Nora.

"Lo kira gue bodoh? Ciel anak kedokteran!"

"Ya… tapi nilai lo selalu paling rendah di kelas. Apa dong namanya kalau bukan bodoh?"

"Kurang pinter!" Sahut Ciel.

Dia menarik nafas panjang, kembali ke topik pembahasan awal. "Udah, Nora diem sekarang. Kita bahas tentang upaya balas dendam. Jadi, Ciel punya rencana bagus buat balas dendam. Yaitu…"

"… Ciel mau dekatin ayahnya Noah. Ciel mau pepet bokapnya Noah. Denger-denger sih duda. Jadi, Duda itu akan jadi kekasih Ciel!"

avataravatar
Next chapter