webnovel

TRAGEDI PEMERKOSAAN

Adeline hendak pulang kuliah tiba-tiba Alex datang mengajaknya pulang bersama tapi ditolaknya mentah-mentah.

Semua orang menggoda mereka pacaran padahal tidak sama sekali. Siapa juga yang mau sama cowok cupu model Alex.

Nama sih keren Alex tapi tak sesuai sama wajahnya yang maaf kurang tampan.

"Adeline kamu aku antar pulang, yuk!" ajak lelaki pakai kacamata itu.

Dari gaya rambut sampai cara berpakaian membuat Adeline jijik.

"Dih, amit-amit ogah, mending gue pulang ngesot dari pada sama, lo," desis Adeline.

"Kasar banget jadi cewek, jangan gitu dong. Aku kan ngajak situ baik-baik."

Hari ini supir Adeline tiba-tiba tidak bisa menjemput lantaran ia sedang sakit. Pembantu Adeline menelpon dan meminta Adeline pulang naik taksi saja.

"Lo minggir sana cupu!" Adeline mendorong Alex.

"Adeline, lo jangan kasar dong sama Alex," hardik Arabella.

"Dih, ngapain situ marah? Lo siapanya dia sok jadi pahlawan gitu belain si cupu ya?" desis Adeline.

Ia tidak peduli jika dicap perempuan sombong.

Emmy menarik tangan Adeline meninggalkan Alex dengan Arabella.

"Lo pulang bareng gue aja," bisiknya.

"Bukannya lo mau pulang bareng Brayen, ya?" tanyanya.

"Iya, tapi bertiga sama lo gak masalah kali, ah." Emmy tetap menggandeng tangan Adeline sampai di tempat parkir.

"Emmy ngapain kamu ajak Adeline kita kan mau pergi berdua, masa iya naik motor bertiga udah kayak cabe-cabean lah," hardik Brayen kurang suka.

"Iya-iya, gue naik taksi aja dah."

"Adeline, tunggu!" pekik Emmy.

"Sudah biarkan aja toh biasanya dia juga sama supir kan?" timpal Brayen.

***

Adeline kesal hari ini ….

"Kenapa gue harus pulang naik taksi padahal kan mobil di rumah berderet!" cerocosnya kayak petasan.

"Harusnya nyokap kasih sopir jangan cuma satu kek, sepuluh gitu jadi bisa buat cadangan," gerutu Adeline sangat emosi.

Tidak lama ada taksi, rasanya dia begitu senang sebab terbebas dari terik sinar matahari. Kulit Adeline yang putih mulus bisa gosong kalau dijemur seperti ikan asin dibawa teriknya sinar matahari.

"Kita mau jalan ke mana Mbak?" tanya sang supir.

"Jalan aja terus lurus dan jangan banyak tanya berisik tahu!" omel Adeline yang sombong selangit.

Hati sopir itu merasa dongkol sehingga ia mempunyai rencana jahat dengan membawa Adeline ke tempat yang sepi dikala dia lengah segera menyekap mulutnya.

Adeline gadis cantik yang molek dan seksi itu tidak berdaya ia bahkan dipukul sampai pingsan.

Supir taksi itu matanya berbinar-binar ketika melihat gunung kembar yang begitu indah ia tanpa ragu meremas-remasnya lalu melahapnya tanpa ampun.

Adeline terlihat cantik sekalipun sedang tidak sadarkan diri. Tubuh indah itu sudah setengah telanjang.

Lelaki mesum itu sudah tidak tahan lagi dia segera membuka celananya untuk membebaskan anunya yang sudah mengeras.

Dia membuka celana dalam Adeline lalu memasukan junior ke gawang akan tetapi kesulitan sebab masih begitu sempit.

Dengan usahanya yang gigih akhirnya gol sampai ada darah segar yang menetes dari kemaluan Adeline bertanda dirinya sudah tidak perawan lagi.

Setelah puas memperkosa tubuh indah milik Adeline orang itu merapikan lagi pakaian Adeline yang hanya memakai rok pendek sepaha. Ia lalu mengeluarkan tubuh Adeline dan melemparnya dekat rumah kosong.

Seperti tidak melakukan dosa, supir itu biasa saja dia sangat benci pada perempuan kasar sehingga membuat Adeline menyesal seumur hidupnya.

***

Namanya Digo usianya tak muda lagi ia mempunyai dua anak dan satu istri. Istrinya kasar kepadanya lantaran hanya memberikan nafkah yang tak sesuai harapannya. Keduanya sering bertengkar.

Sikapnya menjadi kasar dan dendam pada wanita bukan tanpa alasan. Sebab dikala waktu kecil Digo acapkali disiksa oleh ibu tirinya lalu suatu hari Digo menghabisi nyawa ibu sambungnya tersebut ketika ia sudah dewasa tanpa sepengetahuan siapapun.

Digo melupakan sesuatu, bahwa Tuhan tahu segala perbuatan manusia.

***

Beberapa pembantu di rumah Adeline cemas karena sudah malam majikannya belum pulang dari kampus.

"Ini gawat sekali, Tuan Richard bisa marah jika tahu Non Adeline belum kembali dari kampus."

"Apa lagi Nyonya Marta dia galak sekali aku takut," gumam Erlina.

"Mana nomor Non Adeline tidak bisa dihubungi lagi, aku takut terjadi apa-apa pada Non Adeline." Elis menarik napas dalam-dalam.

Para pelayan di rumah Richard masih muda-muda.

"Coba kamu telepon Emmy sahabat Non Adeline, Er." Erlina pun setuju dengan usul Elis ia segera menelpon Emmy.

"Hallo, Emmy? Apa Non Adeline ada bersama kamu?" tanya Erlina.

"Hallo juga Elina. Adeline pulang naik taksi, tadinya mau di antar Alex temannya di kampus tapi dia menolak mentah-mentah," jawab Emmy dari seberang sana.

"Ok, Emm. Terima kasih banyak ya."

"Ya, sama-sama."

Kedua pembantu itu pusing mencari Non Adeline tapi tak kunjung ditemukan juga sampai malam pukul 21.30 Wib.

Tuan Richard ternyata batal pulang ke Indonesia dan dua pembantunya selamat dari omelan majikannya tersebut.

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, Adeline yang terkapar ia mulai sadar dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya.

"Kenapa gue masih hidup? Kenapa orang brengsek itu tak membunuh Adeline aja!" teriaknya dalam sepi.

Tubuhnya yang sakit membuat Adeline kesulitan untuk berdiri. Tas beserta isinya sudah raib dibawa oleh sopir taksi sialan itu.

"Ayah, Ibu tolong Adeline." Dia hanya bisa berjalan dengan pelan-pelan hingga sampai di tempat ramai.

Banyak sepasang mata yang melihat kondisi Adeline tapi satupun tidak ada yang peduli.

"Amit-amit itu pasti perempuan habis jual diri makanya jam segini masih keluyuran mana pakaiannya terbuka dan berantakan, menjijikan!" ejek orang-orang.

Adeline menahan sesak di dada ia adalah korban pemerkosaan tapi mengapa orang membully? Kejam sekali.

"Apa salahnya dengan pakaian seksi?" tanyanya sedih dalam hati.

Sampai pada akhirnya ia berada di dekat rumah Alex tanpa sengaja. Alex waktu itu hendak membuang sampah lalu dia melihat Adeline.

"Astaghfirullah kamu Adeline kan? Apa yang terjadi?" tanya Alex perhatian tapi Adeline mendorongnya.

"Jangan sentuh gue!" pekik Adeline.

"Adeline tenang aku tidak ada niat jahat kok, biar Alex antar pulang ya."

Lelaki yang sering dihina cupu dan jelek itu begitu tulus sayang dengan Adeline meskipun acap kali dimaki-maki ia tetap peduli pada Adeline.

Adeline diantarkan sampai rumah, ketika Erlina dan Elis melihat kondisi Adeline mereka berdua sok.

"Hai, kamu siapa? Dan apa yang terjadi dengan Non Adeline?" tanya Erlina.

"Nama saya Alex teman Adeline di kampus tapi saya tidak tahu apa pun sebab Adeline diam saja dari tadi."

"Jangan bohong kamu Alex!" Elis menampar pipi Alex.

"Elis, gue nggak apa-apa kok, Alex pulang sana!" Adeline mengusir Alex bahkan dia tidak mengucapkan kata terima kasih kepada Alex yang mengantarkan dia pulang.

"Baik lah, kamu istirahat ya," kata Alex pamit.

Adeline buru-buru ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya dan ia membuang seluruh kain yang menempel di badannya.

Di kamar mandi Adeline menangis histeris.

"Hidup gue sudah hancur, Tuhan Adeline harus bagaimana?" ujarnya mengguyur seluruh tubuh di bawah air yang mengalir hangat.

"Tetaplah bersikap rendah hati dengan apapun yang kita miliki, sebab semua sesungguhnya milik Tuhan."

Novel kedua karya Kang_Hary semoga suka.

Kang_Harycreators' thoughts