1 ⭕ 1. Awal Mula

^ Selamat membaca ^

....

"Ayah!!!"

Revan Akhtar menoleh pada putrinya yang sudah menginjak usia 25 tahun. Tapi, tingkahnya masih saja seperti anak usia 5 tahun.

"Kenapa?"

Nayanika Carissa Salsabilla atau biasa dipanggil Naya itu, segera berlari merengek pada Ayahnya yang sedang menonton televisi.

"Ayah!" rengek Naya sambil mengayun-ayunkan lengan Revan.

"Iya ada apa, hm?" tanya Revan sekali lagi.

"Yah, Naya pengen nikah. Boleh enggak?"

Revan spontan memukul kepala Naya. Pasti jika dibelah isinya hanya makanan dan imajinasi konyol, setelah menonton sebuah drakor.

"Kamu ada-ada saja, emang siapa yang mau nikah sama perempuan kayak kamu?"

"Ih Ayah, Naya pengen nikah biar bisa uwu-uwuan kayak teman - teman Naya yang lain."

Revan mengalihkan pandangannya, "Emang kamu udah bisa ngurus rumah sendiri?"

"Yah, aku pengen nikah bukannya ngelamar jadi pembantu, buat apa harta Ayah yang banyak, kalau enggak dimanfaatin."

Revan menghela napas, "Naya, menikah enggak segampang yang kamu kira."

"Tapi Ayah, umur Naya udah 25 tahun, emang Ayah enggak malu dengar omongan tetangga yang bilang kalau aku ini perawan tua?"

"Terserah mereka mau bilang apa, tapi Ayah tetap tidak setuju kamu menikah sekarang."

"Ayah! Naya pengen nikah huaaaa."

Tak ada pilihan lain yang Naya harus ambil selain mengeluarkan air mata berharganya. Naya yakin Ayahnya akan luluh dengan cara ini.

Revan menghembuskan napas kasar, "Sudah - sudah, dengan terpaksa Ayah akan menyetujui rencanamu untuk menikah."

Naya memeluk ayahnya, "Makasih Ayah, muehehe luv."

"Tapi, emang kamu udah ada calonnya?"

Naya mendongak, kemudian menggeleng, "Belum Yah, Naya sih sebenarnya mau inisiatif nyari sendiri, tapi setelah di pikir-pikir lagi pilihan Ayah kayaknya lebih bagus."

"Jadi, kamu mau Ayah yang pilihin suami kamu?"

Naya mengangguk yakin, "Iya Ayah"

"Ya udah pelukannya dilepas, Ayah mau nyari calon mantu dulu."

"Siaaap Ayah! cari yang tampan Yah, yang mirip oppa-oppa korea"

Revan terkekeh sambil mengelus pelan rambut Naya, lalu kemudian pergi ke ruang kerja miliknya. Revan akan menelepon keluarga pemuda itu, mungkin dengan adanya pemuda itu perlahan sikap Naya yang manja akan berubah.

"Yeaay!! gue mau nikah!! Yeaay!" sorak Naya penuh semangat sambil mengoyang-goyangkan badannya kekiri dan kekanan.

"Saatnya memberi tahu semua orang!!!"

Naya berlari kearah kamarnya untuk mengambil telepon genggamnya lalu, menelepon semua sahabatnya yang selalu menghina dirinya karena belum juga dilamar.

...

Dua hari kemudian Revan memberitahu Naya, jika dirinya telah menemukan calon mantu yang cocok dan malam ini keluarga calonnya akan datang untuk makan malam.

Namun, sejak tadi Naya pusing memilih baju mana yang akan dirinya pakai, apakah dress atau baju kaos polos, atau gamis?

Fyuh, saat ini Naya sangat bingung andai saja Laura -- Mama dari Naya masih ada, pasti dirinya yang akan memilihkan pakaian untuk Naya pakai di acara ini.

"Naya?! tamunya sudah datang cepatlah turun kebawah!" teriak Revan dari bawah.

"Iya Ayah! Naya segera turun."

Dengan ngasal Naya mengambil pakaiannya lalu segera memakainya. Naya bercermin sebentar untuk melihat penampilannya, lalu kemudian turun kebawah.

"Naya?"

Naya menoleh pada Revan, lalu kemudian tersenyum sopan melihat dua orang yang sebaya dengan Ayahnya.

"Halo Ayah, Om, Tante."

"Halo, ini Naya? cantik yah , Mas." ucap Qiana Nafeeza.

Azraqi Rafan mengangguk menyetujui ucapan istrinya, "Naya masih sekolah?"

Naya tertawa kecil lalu ikut duduk disamping ayahnya, "Tidak Om, Naya sudah wisuda dan sekarang sedang menjalani kehidupan sebagai pengangguran."

"Oalah, Om kira Naya masih duduk dibangku SMA." ucap Azraqi terkejut.

"Naya sudah berumur 25 tahun, Azra." ucap Revan.

"Hahahaha maafkan saya, tapi Putri kamu sangatlah terlihat muda dia usianya yang 25 tahun."

Naya tersenyum malu, "Om bisa aja, hehehe."

"Oh iya Naya, kenalin ini anak Tante." ucap Qiana.

Naya mengalihkan pandangannya pada Pria tampan yang sejak tadi tidak terlihat di matanya.

Pria itu mengulurkan tangan pada Naya,  "Saya Aditya Candramawa, kamu?"

Dengan gugup Naya menyambut uluran tangan itu, "Nayanika Carissa Salsabilla."

Aditya tersenyum, "Nama kamu cocok dengan mata kamu yang indah."

Naya tersenyum malu, "Makasih." ucapnya lalu segera melepaskan tautan tangan mereka.

"Permisi Tuan, makanannya telah siap." ucap kepala pelayan.

"Ekhm, sebaiknya kita makan dulu." ucap Revan.

Azraqi mengangguk, "Iya, aku setuju!"

"Kamu mah, kalau dengar kata makanan selalu semangat." celetuk Qiana, yang langsung disambut cekikikan dari Naya dan Revan.

Setelah selesai makan malam, kedua keluarga itu duduk bersantai di ruang keluarga tentunya untuk membahas masalah pernikahan Naya dan Aditya.

"Saya ingin pernikahannya 5 bulan lagi" ucap Revan.

Naya menoleh terkejut pada ayahnya, "Ayah, bukankah 5 bulan itu sangat lama?"

Azraqi mengangguk,"Iya Revan, itu sangatlah lama bagaimana jika 2 bulan lagi?"

Revan menghela napas, "Baiklah, 2 bulan lagi pernikahan mereka akan dilaksanakan, lalu bagaimana dengan acara tunangan mereka?"

"Menurutku 3 minggu cukup untuk menyiapkan semuanya." ucap Qiana.

"Baiklah aku menyerahkan urusan itu padamu." ucap Revan

Qiana mengangguk, "Tentu aku akan mengurus semuanya, tenanglah!"

Revan menoleh pada putri serta menantunya, "Naya, Aditya apakah kalian bersedia menikah 2 bulan lagi?"

"Iya Ayah!" ucap Naya riang.

"Iya" ucap Aditya seadanya.

...

"Para saksi sah?" tanya penghulu.

"Sah!!!" seru mereka.

"Alhamdulillah, selamat kalian berdua sudah menjadi sepasang suami istri, Semoga sakinah, mawaddah, warohmah."

"Aaamiin." seru para saksi.

Naya segera mencium tangan Suaminya dan Aditya membacakan doa pada ubun -ubun perempuan yang sudah berstatus Istrinya itu.

"Selamat yah, Nak." ucap Revan menahan haru melihat anaknya telah menjadi milik orang. Ada rasa tak rela didalam diri Revan, tapi apa boleh buat dirinya tidak bisa menghentikan kehendak Naya.

Naya segera memeluk ayahnya, "Terima kasih dan maaf Ayah belum bisa menjadi anak yang baik."

"Tidak, Kamu adalah Anak ayah yang sangat berharga dan mungkin saat ini Laura sedang tersenyum melihatmu."

"Ayah, hiks."

Mengabaikan pendapat semua orang Naya menangis di pelukan Ayahnya dengan tersedu-sedu. Dirinya mungkin akan sangat rindu pada Ayahnya setelah tinggal serumah bersama Aditya.

Revan melepaskan pelukan dan menatap Aditya, "Tolong jaga Putriku dengan baik, jangan sekali-kali berkata kasar padanya. Aku percaya penuh padamu!"

"Iya Om, saya akan berusaha membahagiakan Naya."

"Terima kasih!"

"Naya!!" teriak sahabat Naya tanpa merasa malu.

Ah, seharusnya aku tidak megundang mereka berdua, batin Naya

"Semuanya Naya pamit dulu yah, mau nyapa teman."

"Tentu." ucap Revan dan Azraqi serta Qiana sedangkan Aditya tetap diam memerhatikan gerak - gerik Naya.

"Makasih semuanya."

Naya berjalan kearah teman-temannya, "Hai!"

"Huaaaa Naya, kamu beneran nikah?!" tanya Manda sahabat seperkuliahan Naya dulu.

"Kamu pikir aku nikah boongan?" ucap Naya kesal, sudah berulang kali sahabatnya itu menanyakan hal yang sama.

"Muehehe, aku cuman enggak percaya aja." alibi Manda.

"Kamu nikah sama siapa?" tanya Wina sahabat Naya sejak SMA.

Naya menoleh kemudian menunjuk kearah Aditya, "Tuh, orangnya!"

"Kok kita enggak kenal, kamu dapat dari mana tuh cowo tampan?" tanya Wina.

"Ayahku yang pilihin, aku mah cuman duduk manis di rumah." ucap Naya bangga.

Wina menoleh terkejut, "Gimana kalau cowo itu orang jahat? kamu kan enggak kenal sama dia."

Manda mengangguk, "Iya bener apa kata Wina."

"Hahaha, mana mungkin Ayahku memilihkan pria seperti itu. Aku percaya penuh ayahku memilihkan pria yang baik untuk putri kesayangannya ini."

"Ini cuman pendapat kita aja, jangan di bawa kehati, Oh iya selamat atas pernikahannya yah," ucap Wina.

"Terima kasih."

"Aku juga, selamat yah Naya moga samawa."

"Aamiin, udah sana makan yang banyak."

"Hahahaha lo tau aja sih kalau kita berdua lapar," ucap Manda.

Wina mengeplak kepala Manda, "Kita? kamu aja kale aku mah enggak."

Naya menoleh pada panggung pelaminan, "Eh, gue kepelaminan dulu yah, selamat menikmati acara."

"Iyaa, papay Naya!" ucap mereka berdua.

Naya berjalan kearah bangku disamping Aditya, "Maaf lama."

"Lain kali harus tepat waktu!"

"Iya, maaf."

"Hmm."

Percakapan mereka pun berakhir karena baik Naya atau Aditya sibuk melayani tamu yang ingin berfoto atau bersalaman.

....

Part pertamanya gimana?

> To be continud

; Selasa, 5 januari 2021

Luv♡

Salam cinta dari apipaaa

avataravatar
Next chapter