2 Part 2. Beginning

International Senior HighSchool Jakarta.

"Hah? Apa?" Tya mulai bingung dan bertanya kembali memastikan.

"Kamu mau jadi pacarku?" Ulangnya.

Tya mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan ucapan anak lelaki didepannya yang masih terlihat santai walaupun setelah menembaknya.

Tya menyatukan alisnya, tidak suka dengan anak lelaki didepannya yang sedikit kurang ajar.

"Aku tidak mengenalmu."

"Tapi aku mengenalmu."

"Kita tidak pernah bertemu."

"Tapi aku sering melihatmu."

Tya mulai kesal dengan  semua jawaban seenak jidat anak itu, ia melipat tangan di dada kemudian menyenderkan punggungnya.

"Dimana kamu melihatku?"

"Tentu saja disekolah ini Katya, kita hanya beda gedung, gedung sekolah JHS dan SHS  hanya terpisah oleh kantin sekolah, pertanyaan yang aneh." Sekarang Aeron yang melipat tangannya di dada dengan senyum mencemooh.

Tya terdiam, tidak terima disebut aneh.

"Jadi kamu menerimaku?"

"Tentu saja tidak, memangnya siapa kamu berani memerintahku?" Tya mulai kesal.

"Aku bertanya bukan memberimu perintah Katya. Sudah ku bilang, namaku Aeron Danadyaksa, aku seniormu disini."

Tya menegang, ternyata memang benar dia bukan angkatan Tya.

Hening. Tya melirik Aeron.

"Maaf kak Aeron, aku tidak bisa menerimamu. Aku benar-benar tidak mengenalmu, meskipun kakak mengenalku. Aku anak kelas 1 yang baru pertama masuk kelas di SHS ini. Tidak ada senior yang aku kenal disini, termasuk kakak. Jadi sekali lagi maaf. " Ucap Tya takut-takut.

Mata Aeron menajam kemudian tidak lama terdengar helaan nafas." Baiklah, aku memberimu waktu untuk mengenalku." Aeron berbalik, seperti akan pergi.

"Tunggu, maksud kakak apa?"

Aeron berhenti dan memutar kepalanya ke samping melihat Tya yang masih penasaran.

"Kamu ingin mengenalku kan? Aku akan memberimu waktu untuk mengenalku. Setelah mengenalku lebih baik, kamu akan jadi pacarku, bukan begitu?" Jawabnya datar dengan suara berat dan serak, kembali berbalik dan berjalan keluar dari ruangan yang masih kosong ini meninggalkan Tya yang melongo tidak percaya.

***

"Tya, kenapa melamun, ayo kita ke kantin, kamu tidak ingin makan siang?." Hana menepuk pundak Tya.

Sedari tadi Tya tidak konsen memperhatikan guru dan pelajaran, padahal hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Tentu saja yang mengacaukan moodnya adalah senior yang sudah datang menemuinya tadi pagi. Aeron Danadyaksa. Bahkan Tya tidak pernah sekalipun mendengar namanya.

Dengan pikiran tidak fokus ia mengikuti Hana menuju kantin sekolah. Ia melewati lorong panjang untuk sampai ke ruang makan atau disebut juga kantin sekolah, dan melewati beberapa ruangan kelas 3, kelas seniornya. Di sekolah ini, semua makan siang disediakan pihak sekolah. Murid bisa memilih menu yang mereka inginkan, biasanya dalam satu kali makan siang, ada dua sampai tiga menu makanan yang mereka bisa pilih tergantung keinginan masing-masing.

Selain pikirannya tidak fokus, Tya juga tidak terlalu fokus pada matanya, diperjalanan ia menabrak seseorang dengan tubuh tegap dan tinggi sampai ia jatuh terduduk.

"Aduh..." Tya mengaduh dan memegang   pantatnya yang sakit karena terbentur lantai.

Hana yang melihat Tya terjatuh membantunya berdiri, kemudian melihat siapa yang Tya tabrak. Hana membolakan matanya, kaget.

"Maaf kak, teman saya melamun." Ujar Hana cepat sedikit menundukan kepala canggung.

Tya menaikan pandangannya melihat orang yang ia tabrak, tubuh tinggi dan tegap. Wajah blasteran dan rambut hitam legam. Dia Aeron.

Aeron melihat Tya tajam, seakan menelanjangi dengan tatapannya. berbeda dengan Tya yang gugup membuatnya salah tinggah.

"Ma.. maafkan saya kak, saya tidak melihat."

"Perhatikan jalanmu Katya." Suara berat itu memperingatkannya, Setelah berkata Aeron melangkah pergi dengan temannya.

Hana mengguncang-guncangkan badan Tya, dan sedikit berteriak tapi tertahankan."Tyaaaa.. kita baru saja berbicara dengan senior yang terkenal paling tampan!"

"Hari pertama sudah mendapatkan keberuntungan, semoga selanjutnya kita bisa sering bertemu minimalnya berpapasan denganya. Lihat tubuh tingginya, lihat wajahnya, mataku seperti mendapat angin segar Tya!!"

Tya hanya menatap malas Hana, sedari dulu waktu mereka di JHS, Hana memang penyuka lelaki tampan. Sampai suatu hari, ada anak lelaki yang melaporkannya pada kepala sekolah karena diikuti terus menerus olehnya.

"Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi." Ujar Tya.

"Kenapa? Kamu ada masalah dengannya?"

"Ah.. tidak." Tya hanya tersenyum menyembunyikan ke gugupannya.

"Kamu tahu namanya?"

Tya menggelengkan kepala, lebih baik dia berpura-pura tidak mengenalnya.

Hana berdecak. " namanya Aeron Danadyaksa, senior kita. Kapten tim Basket sekolah, dan sempat menjadi perwakilan di olympiade matematika dan fisika Indonesia. dan yang paling terkenal dari dia adalah, wajah tampannya dan latar belakang keluarganya. Kamu tahu?"

Tya kembali menggelengkan kepalanya, merasa dia tidak perlu tahu lebih jauh tentang lelaki itu.

Hana menoyor Tya, dan ia kembali mengaduh.

"Katya! Kamu datang dari planet mana sih? Masa tidak tahu? Tidak pernah nonton berita apa?"

Tya menghela nafas, dan kembali mengangguk.

"Dengar yah Katya Cessa Martin yang pintar kadang oon. Aeron Danadyaksa itu, Putra Tunggal Aaron Danadyaksa pemilik salah satu maskapai penerbangan komersil di Indonesia, dan menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia karena memiliki pengeboran kilang minyak sendiri dan tambang batu bara. Wajah tampannya menurun dari Ayahnya yang keturunan Amerika-Indonesia." Hana menjelaskan panjang lebar, terlihat jelas wajahnya sangat antusias.

"Terus?"

"Kok terus sih! Harusnya kamu tahu tentang sekolah kita dan orang-orang terkenal didalamnya. Tapi tadi kita berbicara dengannya walaupun sebentar aku sangat senang. Banyak yang suka padanya, tapi dia tidak mempunyai pacar sampai sekarang. Sepertinya dia sangat pemilih masalah wanita."

"Oh.." Tya mulai was-was. Kenapa juga Aeron yang terkenal tampan dan banyak disukai wanita, menembaknya tadi pagi. Apa dia sedang bercanda? Atau Tya sedang dijadikan taruhan?

"Ah oh ah oh, ayo, nanti aku jelaskan lebih banyak lagi cerita tentang Kak Aeron sambil makan siang." Ucap Hana kemudian menarik tangan Tya menuju kantin sekolah. Tya hanya mengangguk, mengikuti Hana yang kembali berhenti berjalan setelah tiga langkah.

"Kenapa lagi?"

Hana berbalik dan menatap tajam Katya,"Btw, kenapa tadi kak Aeron bisa mengetahui namamu Tya, aku tidak salah dengarkan, dia menyebutmu 'Katya'. bukankah kalian tidak saling mengenal?!"

Ya Tuhannn...

avataravatar
Next chapter