1 Ch 1. Nasib Happo

Dalam sebuah kafe, terdapat seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun dengan mata cokelat, rambut hitam, berpawakan cukup tinggi mungkin sekitar 175-178cm. Memakai celemek dan dengan ahlinya membawa lebih dari 5 piring pesanan di kedua tangannya.

"Hadi! Cepat antarkan ini pada meja 20" teriak seorang perempuan berumur sekitar 30 tahun

"Baik!" sahut Hadi dan segera mengambil pesanan setelah meletakkan pesanan yang ia bawa pada pelanggan.

"Pelayan, pesan!" seru seseorang

"Baik! Segera kesana!" balas Hadi yang sedang mengantar pesanan.

Hadi mondar-mandir di dalam kafe itu untuk menyajikan dan menerima pesanan. Kafe itu sangat ramai apalagi dengan kaum remaja yang sibuk membahas game baru yang tengah hangat di bicarakan.

Game tersebut adalah Dragon Nest: Rise yang baru resmi rilis empat bulan lalu setelah masa percobaan 5 bulan. Hadi sebenarnya cukup gatal untuk ikut mencoba game itu. Mengingat Hadi sangat menyukai game semacam itu.

"Hadi istirahatlah 10 menit dahulu biar Rendi yang menggantikanmu" ucap perempuan yang tadi berteriak kearah Hadi

"Siap bos!" ucap Hadi sambil tersenyum

Perempuan didepannya ini sudah Hadi anggap sebagai ibunya. Karena tiga tahun lalu tepatnya, Hadi tidak lagi di urus oleh bibinya. Kedua orang tua Hadi telah meninggal saat ia berumur 16 tahun atau tepat pada saat ia kelas satu SMA. Hadi sebenarnya anak keluarga yang mapan, namun, karena keserakahan bibinya ia hanya diberi uang untuk menamatkan SMA.

Setelah lulus, Hadi tidak mendapat pekerjaan sama sekali. Bahkan bibinya seperti tidak peduli dengan Hadi yang ia beri uang sekitar 5 juta untuk hidup mandiri. Hadi dengan susah payah mengkontrak sebuah rumah sederhana satu tahun dan itu menghabiskan uang empat juta. Setelahnya Hadi dengan segera pergi mencari kerja, namun, dunia ini sangat kejam baginya. Ia tidak mendapat pekerjaan hingga hampir masa habis rumah yang ia kontrak.

Perempuan didepannya lah yang membayar kontrak untuk satu bulan dan memberi pekerjaan di kafe miliknya. Dan Hadi sudah menganggap perempuan bernama Siti Jenar ini sebagai ibunya dan seperti malaikat yang di kirim Tuhan untuknya.

"Kau ini, kau seharusnya memanggilku ibu kau tahu anak nakal!" ucap perempuan itu

"Sudahlah bu, Hadi akan malu jika ia memanggilmu ibu" sahut Rendi anak kandung dari perempuan itu saat ia lewat di hadapan keduanya sambil membawa pesanan

Hadi hanya cengengesan, televisi yang sedari tadi menyala kini menyita perhatian Hadi. Karena yang sekarang tayang adalah sebuah program televisi yang membagikan informasi dari game Dragon Nest yaitu DN New's.

Yang membuat Hadi melihat tv adalah siapa bintang tamu yang ada disana. Ia adalah Bay Hallitton. Pria kelahiran Amerika serikat dan lebih dikenal sebagai Terra di dalam game. Dahulu Terra adalah pemain nomor 1 dalam game terdahulu.

Dan Terra kembali berjaya dengan menduduki peringkat satu sebagai pemain sekaligus peringkat satu dengan guildnya yang bernama Haisit.

"Terra, apa pengalaman terbaik anda saat bermain game Full dive VRMMORPG selama ini?" tanya presenter di sebelahnya

"Pengalaman terbaik ya? Ada satu itu sudah lama sekali. Namun, itu tidak akan pernah kulupakan. Yaitu pertarungan terakhir dengan Happo sebelum ia menghilang bersama para anggota kelompok Familia. Aku sangat ingin bertarung kembali dengannya" jawab Terra dengan senyum penuh nostalgia

"Oh! Aku tahu siapa Happo, bukankah itu pemain dengan job Lunar Knight yang berhasil membuatmu menyentuh bar Hp hingga sepuluh persen?" tanya presenter itu

"Ya, bahkan dengan bar Hp-nya yang menyentuh 30 persen itu aku tak menyangka ia berhasil menjadikan bar Hp-ku menjadi sepuluh persen. Jika kau tanya siapa yang hebat diantara aku dan dia, aku akan berkata dia. Jika saja ia sejak awal tidak peduli dengan rekan-rekannya maka sudah di pastikan ia akan menang melawanku" jawab Terra sambil tersenyum pahit

"Happo memang sosok yang kuat, bahkan banyak yang menduga sebenarnya Happo adalah pemain terkuat pada game Dragon Nest versi sebelumnya. Jadi apakah anda tidak ingin menyampaikan sesuatu jika saja Happo melihat ini?" tanya si presenster dengan senyum

"Ya, ada satu. Hei Happo, aku tidak tahu mengapa kamu menghilang sangat lama. Tetapi aku dan para mantan anggota Familia yang pastinya bermain game ini akan menunggumu dan jadilah rival ku lagi dalam permainan baru ini" ujar Terra dengan wajah tersenyum namun tekandung sedih yang mendalam

Hadi yang tak lain adalah Happo merasa badannya kaku. Karena tahu ia sudah di tunggu rival dan para anggota Familia yang sudah dianggap Hadi sebagai keluarga. Dan tanpa sadar Hadi meneteskan air mata.

"Hadi? Kenapa kau menangis?" tanya Rendi yang hendak mengingatkannya bahwa waktu istirahatnya telah habis

"Tidak ada apa-apa" jawab Hadi dengan cepat mengusap air matanya

"Hadi!! Pesanan meja 3!!" seru seorang pria di meja kasir

"Datang!" seru Hadi dan bergegas menuju meja kasir untuk mengambil pesanan

Hadi kembali kesana kemari. Seruan pelanggan dan penjaga kasir terus bersahutan hingga jam menunjukkan jam 10 lewat 30 menit.

"Kerja bagus semua! Terutama kau Hadi!" ujar pemilik kafe

Pengawai kafe bertepuk tangan sambil tersenyum. Mereka memang mengakui bahwa malam ini Hadi yang paling bekerja keras dalam melayani para pelanggan. Apalagi pelanggan remaja perempuan yang hampir setiap dari mereka mengajak foto dirinya.

Maklum, wajah Hadi sedikit diatas rata-rata. Dan dengan adanya Hadi di kafe ini, pengujung juga semakin banyak, apalagi pengujung remaja perempuan. Sementara mereka bertepuk tangan Hadi hanya tersenyum malu.

"Besok aku ada acara keluarga, jadi kalian bisa liburan" ujar Siti yang langsung di sambut wajah cerah setiap pegawainya kecuali Hadi

"Hei, kenapa kau cemberut? Besok kita libur loh apalagi lusa juga kita libur karena lusa hari Minggu" ucap Rendi sambil mendekati Hadi

"Sebenarnya aku senang, tapi aku lebih senang lagi kalau besok tidak libur" ucap Hadi setelah menghela napas

"Hei, hei jika begitu kau akan mengalami kebotakan loh! Jika kau terlalu keras dalam bekerja" ucap Rendi dengan senyum menjengkelkan

Hadi menghela napas kembali. Jika dipikir baik-baik itu memang bisa terjadi. Rendi menepuk bahu Hadi sambil berkata.

"Kau bisa bermain game Dragon Nest : Rise untuk me-refresh otakmu agar tidak selalu bekerja, kau sudah punya alatnya kan? Rendi menyodorkan sebuah benda berbentuk seperti flashdisk pada Hadi

"Aku sudah punya tapi itu versi yang lama. Dan apa ini?" tanya Hadi saat ia menerima benda yang Rendi sodorkan

"Itu berisi game Dragon Nest : Rise. Kau bisa memainkan itu dengan menancapkan ini pada tempat yang tersedia di alatmu" ucap Rendi lalu pergi untuk berkemas

Hadi memandangi sejenak benda itu dan kemudian pergi berkemas. Setelahnya ia pulang dengan sepeda yang ia parkir di depan kafe.

Saat ia sampai di rumah yang ia kontrak ia langsung tidur setelah ia mandi dan makan malam sederhana yang ia siapkan sendiri.

avataravatar
Next chapter