108 Terjebak Dua Hati (2)

Sampai di sekolah Khanza, Devano berhenti tepat di depan pintu gerbang sekolah. Begitupun Khanza, yang sengaja berhenti sebelum menuju halaman parkir seperti biasanya.

"Kakak, terimasih sudah mau mengantarku ke sekolah!" ucap Khanza pada Devano.

Devano tersenyum tipis seraya menaikkan kedua alisnya keatas, "Hem… Lumayan asyik juga setiap pagi bersepedahan seperti tadi."

"Huh, sangat kelihatan jika kakak malas berolah raga!" sahut Khanza lagi menggodanya.

"Eh, jangan salah! Kakak tidak terlalu menyukai keramaian, kakak sudah memiliki ruang olah raga pribadi."

"Oh ya? Hahaha, pantas saja!"

"Pantas apa?" cetus Devano menanggapi candaan Khanza.

"Lupakan! Aku hanya bercanda saja, aku harus segera ke kelas."

"Baiklah! Belajar yang fokus di kelas," ujar Devano memberi pesan. Khanza langsung mengangguk cepat menanggapinya, hatinya merasa senang dan bahagia mendapat perhatian dari Devano.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter