136 Sebuah Pengakuan (6)

"Hahaha, apakah anda bercanda?" ayah Khanza mencoba mencairkan suasana dengan tawa nya.

"Tidak, kami bersungguh-sungguh. Hubungan putri anda dan putra kami, sebaiknya segera di seriuskan. Karena kami juga melihat mereka sudah sangat cocok,"

Ayah dan ibu Khanza kembali tercengang, saling melihat satu sama lain lalu menatap ke arah Khanza yang sedang panik. Lantas Khanza menggelengkan kepalanya dengan pelan, mengisyaratkan bahwa dia tak ingin terburu-buru. Ibu Khanza mengernyit, dia mengerti apa yang Khanza maksud itu.

"Ehm, baiklah. Jika memang begitu, kami sangat senang akhirnya kalian bisa menerima putri kami yang terlahir dari keluarga tidak punya seperti kami ini," jawab ibu Khanza mengiyakan.

Khanza tahu jika apa yang dia isyaratkan barusan akan sia-sia jika sudah ibunya yang berbicara. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan wajah lesu. Devano menolehnya dengan bertanya-tanya dalam hatinya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter