82 Hati yang Risau

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Baik."

Tanpa bertanya, Leng Shuang menjawabnya dengan penuh hormat. Kemudian, dia langsung berbalik untuk menyampaikan perintah Feng Jiu kepada Pengawal Gelap.

Setelah menerima perintah itu, para Pengawal Gelap segera melaksanakannya. Karena Tetua Yan sudah memberikan instruksi pada mereka bahwa mereka harus mematuhi orang itu tanpa ragu. Para pengawal gelap itu juga diminta untuk selalu menunjukkan rasa hormat mereka.

Para pengunjung yang ada di dalam area gunung langsung diusir setelah ada perintah menutup gunung. Lagipula, Peach Blossom Monastery adalah tanah milik pribadi. Pemiliknya punya kuasa. Jika dia mengizinkan orang-orang untuk melihat bunga di sana, maka mereka boleh kesana. Sebaliknya, jika pemiliknya menolak untuk mengizinkan orang-orang masuk, maka mereka harus pergi.

Karena masih terlalu pagi, belum ada banyak pengunjung yang masuk ke dalam Peach Blossom Monastery. Hanya perlu waktu setengah jam untuk mengeluarkan semua pengunjung dari perbatasan Peach Blossom Monastery.

Saat itu, Feng Jiu mendatangi halaman paviliun di dalam Peach Blossom Monastery. Dia melihat sesosok orang tua mengenakan jubah abu-abu sedang menyapu tanah. Feng Jiu berhenti berjalan, lalu bertanya: "Semua pelayan di sini sudah pergi, kenapa kamu masih di sini?"

Pria tua berjubah abu-abu itu membalikkan badan sambil memegang sapu. Pria tua itu melihat sosok berpakaian merah berdiri di bawah pohon bunga persik. Tangannya berada di belakang punggungnya. Pria tua itu berkata: "Aku telah menyapu tanah ini selama lebih dari sepuluh tahun dan terasa berat meninggalkan tempat ini."

Mendengar ucapannya, Feng Jiu hanya tersenyum tipis. Dia menatap sosok pria tua berjubah abu-abu itu. Tatapan mata pria tua itu agak sedikit aneh. Feng Jiu pun berkata: "Jika kamu merasa berat meninggalkan tempat ini, tinggal saja di sini!"

Sesaat, pria tua itu terkejut. Dia melirik Feng Jiu sebelum kembali menyapu tanah. Dia tidak mengatakan apapun.

Feng Jiu tidak terlalu memperdulikannya. Setelah itu, Feng Jiu membalikkan badan. Setelah Feng Jiu pergi, sang pria tua berhenti menyapu. Dia melihat Feng Jiu yang telah pergi dan mengalihkan pandangannya secara perlahan. Kemudian, pria tua itu menyapu seperti biasa. Jujur saja, pria tua berjubah abu-abu itu kaget saat melirik sosok berpakaian merah itu.

Ketika Murong Yi Xuan dan Feng Qing Ge sampai di Peach Blossom Monastery, mereka baru tahu bahwa pemilik Peach Blossom Monastery telah memerintahkan untuk menutup seluruh area gunung selama tiga hari.

Setelah mengetahuinya, Murong Yi Xuan menoleh pada Feng Qing Ge di sampingnya dan berkata: "Kita datang di waktu yang salah. Tempat itu sudah ditutup selama tiga hari. Kita baru bisa kembali tiga hari lagi."

Feng Qing Ge tidak senang karena gunung itu ditutup.

"Apakah kamu akan menemaniku tiga hari lagi? Bagaimana jika kamu sibuk saat itu?"

Murong Yi Xuan tersenyum mendengarnya dan berkata dengan suara yang lembut.

"Tidak akan. Karena aku sudah berjanji, aku akan menepati janjiku."

"Tidak bisa, karena kita sudah di sini. Meskipun kita tidak bisa memanjat gunung, apakah kita harus mengelilingi area ini?" dia menggenggam lengan Murong Yi Xuan.

"Kak Murong, ayo jalan-jalan denganku!" ucap Feng Qing Ge.

"Baiklah." Dia mengangguk setuju.

Mungkin karena Feng Qing Ge menyadari sedikit ketidakpedulian dari pria itu, dia merasa agak putus asa. Langkahnya tiba-tiba terhenti. Gadis itu melihat Murong Yi Xuan. Dia menggigit bibirnya dengan lembut. Suaranya terdengar sedikit manja.

"Kak Murong, apakah kamu tidak menyukaiku lagi?"

Murong Yi Xuan tertegun. "Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Akhir-akhir ini, aku merasa kamu agak tidak peduli denganku dan tidak merasa antusias saat bersamaku." Dia melirik pria itu lalu menundukkan kepala. "Dulu, kamu tidak seperti ini. Apakah kamu tidak menyukaiku lagi?"

"Gadis bodoh, itu tidak benar." Murong Yi Xuan tersenyum sambil mengusap kepala gadis itu. "Hanya saja, hatiku sedang risau."

"Hm?" Feng Qing Ge menatap Murong Yi Xuan dengan penuh tanya.

Murong Yi Xuan tertawa, "Sampai saat ini masih belum ada kabar siapa yang mendapatkan Binatang Sakral Kuno. Kejadian itu bahkan menarik perhatian petarung terhebat dari negara lain untuk datang ke sini. Hal ini sangat penting bagi Keluarga Kerajaan. Hatiku terganggu karena itu. Suasana hatiku jadi tidak menentu sehingga kamu berpikir yang tidak-tidak."

avataravatar
Next chapter