2 - 1 -

bumi pada tahun 2327

Kondisi permukaan bumi begitu suram. hampir seluruh daratan diselimuti kabut kehitaman dengan kondisi tanah yang kering merontang. dibanyak tempat bekas perkotaan hanya akan dijumpai reruntuhan dari gedung-gedung megah pencakar langit. di jalanan bermarmer yang memiliki banyak retakan tampak dihiasi bermacam tipe kendaraan tidak beroda terjungkal dalam kondisi rusak parah. tengkorak yang bertebaran, burung-burung gagak yang berkoak seolah meneriaki kematian, udara yang terasa berat dan suasana yang mencekam seperti menegaskan permukaan bumi bukan lagi tempat yang pantas untuk ditinggali manusia. seakan sulit untuk mempercayai, bagaimana mungkin sebuah peradaban manusia yang sangat maju bisa berakhir. namun kenyataannya memang benar era manusia sebagai penguasa bumi telah usai.

mereka yang kini hidup dipermukaan bumi disebut sebagai bangsa jin. mereka dianggap sebagai makhluk abadi. mereka memiliki wujud yang berbeda-beda. mulai dari drakula, alien, goblin, elf, peri, vampir, tengu, gendoruwo sampai dragon berkeliaran di berbagai penjuru bumi.

mereka bangsa jin yang tiba-tiba muncul dihadapan manusia pada tahun 2317 menyulut peperangan. bangsa manusia dari pihak penguasa yang kala itu merasa superior karena kemajuan tekhnologinya menjawab tantangan peperangan dengan kesombongan yang berlebihan. para penguasa itu tidak perduli dengan ketakutan para warganya yang telah terlebih dahulu merasakan kekuatan dan kekejaman dari bangsa jin. para penguasa itu barulah mengetahui arti keputus-asaan tatkala para pasukan militernya yang dilengkapi senjata-senjata berkekuatan sangat tinggi ditakhlukkan dengan mudahnya oleh pasukan bangsa jin yang hanya dipersenjatai alat seperti pedang, tombak dan panah, bahkan ada yang hanya mengandalkan tangan kosong. pada akhirnya bangsa manusia jatuh dalam kekalahan telak, mereka mau tidak mau terusir dari permukaan bumi.

lalu dimanakah keberadaan manusia sekarang ?

Para manusia kini terpaksa tinggal di dalam bumi. mereka bertahan hidup dengan membangun labirin bungker diwilayah-wilayah tertentu. pada umumnya labirin bungker memiliki tujuh ruangan khusus dan banyak ruangan kecil yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk yang menempati. ruangan khusus yang paling mencolok berada ditengah-tengah labirin bungker, ruangan berbentuk piramida tersebut diperuntukkan kepada mereka yang dahulu memiliki jabatan atau gelar elite. selebihnya ruangan khusus berupa ruangan laboratorium, ruangan budi daya, ruangan energi, ruangan pelatihan, ruangan barak heaell army dan ruangan pengasingan.

untuk sebuah antisipasi keamanan, labirin bungker dibangun dengan lapisan dinding berbahan baja sulvis. entah mengapa bangsa jin tidak menyukai baja sulvis, meski begitu bukan berarti bangsa jin lemah terhadap baja sulvis karena saat peperangan melawan bangsa jin peluru yang terbuat dari baja sulvis tidak berpengaruh sama sekali.

antisipasi keamanan kedua adalah denah bangsal yang rumit. bahkan penghuni bangsal kecuali heaell army memerlukan buku panduan agar tidak tersesat. selain itu disetiap titik dipasangi kamera pengawas dan sensor tubuh yang hanya aktif terhadap bangsa jin.

untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka hanya bisa mengandalkan sistem pertanian Hidroponik. sesekali mereka akan merasakan nikmatnya daging binatang ataupun ikan jika pasukan heaell menjalankan misi dipermukaan.

Ironis, mereka yang dulu begitu superior dimuka bumi kini hanya berharap kelak bisa meninggali permukaan bumi kembali. harapan itu mereka gantungkan kepada pergerakan heaell army.

heaell army sendiri terdiri dari orang-orang yang dilatih secara khusus untuk menghadapi bangsa jin. kebanyakan personilnya merupakan mantan militer. misi utama mereka jelas merebut kembali kekuasaan dibumi dari tangan bangsa iblis. namun sejauh ini mereka hanya sedikit mengetahui cara untuk memberikan perlawanan terhadap bangsa jin yang mereka anggap abadi.

*****

Cendra labyzone. labirin bangsal cabang pusat wilayah yang dahulu dikenal sebagai negara indonesia.

diruang pelatihan, ruang pelatihan merupakan tempat untuk berlatih dan melatih bagi personil heaell army. ruangan itu memiliki ukuran yang sangat luas dibandingkan ruangan khusus lainnya, setidaknya perbandingan luas ruangan mencapai hingga melebihi setengah dari ruangan khusus lainnya dan di perkirakan mampu menampung lebih dari 1000 orang didalamnya. bukan hanya luas sekali, ruangan pelatihan juga memiliki atap yang tinggi. karena luas dan tinggi atapnyalah maka ruangan pelatihan dibangun dibawah ruangan-ruangan yang lain.

saat ini didalam ruangan pelatihan, sejumlah orang sedang dalam kesiagaan penuh. terhitung sepuluh orang yang mengenakan armor pelindung berbentuk serupa singlet di badannya, armor pelindung yang menutupi hingga siku di lengannya dan armor pelindung kaki yang membungkus hingga ke pangkal paha sedang berada dalam posisinya masing-masing. sembilan diantaranya membentuk pola lingkaran sedangkan seorang yang tersisa berdiri diluar pola lingkaran. masing-masing dari mereka memegang senjata yang berbeda. ditengah mereka sedang berdiri makhluk raksasa berwujud dragon yang sekilas terlihat nyata namun yang sesungguhnya wujud dragon itu hanyalah hasil rekayasa tekhnologi holohigh virtual.

" semuanya bersiap " perintah orang yang berada diluar pola lingkaran.

enam orang bergerak maju, tiga diantara mereka yang memegang senapan berhenti di jarak lima langkah dari posisi semula lalu membentuk pola lingkaran kembali. tiga orang yang memegang rocket louncer terus maju lalu segera berhenti dan merunduk memapah senjatanya dijarak sepuluh langkah dari posisi tiga orang sebelumnya dan juga membentuk pola lingkaran.

" triple sun aktif " seru kesembilan orang itu.

" regu heavy serang! "

rocket louncer ditembakkan. dragon mengerang saat terkena serangan tersebut. kepulan asap yang menutupi wujud dragon terlihat bergoyang-goyang dan berubah menjadi gumpalan kehitaman lalu tidak lama kemudian berubah wujud menjadi drakula.

" regu clenser, tembak "

tembakan laser dilepaskan. drakula menjerit, terlihat bagian tubuh drakula berlubang ditengah kening, tepat dijantung dan perutnya. ketiga lubang tersebut lantas membentuk pusaran dan ketiga pusaran tadi akhirnya menjadi satu pusaran kehitaman layaknya black hole lalu memunculkan wujud serupa manusia bertubuh gelap dan bersayapkan percikan api di punggungnya.

" regu holy knigt, maju "

ketiga orang bersenjata pedang bergerak maju dengan kecepatan yang luar biasa melewati keenam rekannya yang tetap pada posisinya.

- crash - wujud manusia bertubuh gelap memecah dengan hiasan bentuk sayatan di bagian kepala, dada dan kaki. sedetik kemudian wujud manusia bertubuh gelap menghilang bagai butiran cahaya.

" misi selesai " ucap satu diantara ketiga orang yang tampak bersamaan sedang menyarungkan pedangnya.

" oke, kerja bagus " seru seseorang yang sedari tadi memberi perintah.

" wooo, keren " teriak mereka yang ada di belakang sang pemberi perintah.

" baiklah, begitulah cara kami menghadapi bangsa jin, apa ada pertanyaan " ucap sang pemberi perintah seraya membalikkan badan.

" kapten morgan ada yang ingin saya tanyakan " seorang anak lelaki berumur sekitar lima belas tahunan mengangkat sebelah tangannya. anak lelaki itu terkesan cerdas bukan hanya dari penampilannya yang mengenakan stelan jas berwarna biru muda ataupun karena kacamata yang pas dengan bidang kedua matanya namun lebih kepada sorot matanya yang tajam dan berbinar seolah pandangannya mampu menembus cakrawala.

" namamu? " tanya kapten morgan santai.

" varen av atar "

" silahkan nak varen "

" menurut buku panduan, bukankah bangsa jin itu tidak bisa dibunuh, tapi kenapa diakhir tadi virtual jinnya musnah "

" pertanyaan bagus, bangsa jin memang tidak bisa dibunuh, setidaknya begitulah yang kita ketahui hingga kini, apa yang kami pertunjukkan tadi adalah bentuk dari harapan kami kelak, pada kenyataannya saat berhadapan dengan jin maka strategi triple sun hanyalah strategi untuk melarikan diri "

" melarikan diri? "

" ya, seharusnya diakhir tadi wujud asli jin hanya akan kehilangan kestabilan wujudnya untuk sementara waktu, saat itulah kami kabur secepat mungkin "

" begitu ya "

" kenapa, apa kamu kecewa? "

" bukan begitu.. hanya saja.. "

" kamu kecewapun tak mengapa, mau bagaimana lagi, karena saat ini hanya itulah yang bisa kami lakukan "

" maaf saya tidak bermaksud ... "

" tidak apa, tidak apa, santai saja " ucap kapten morgan diiringi senyuman jenaka.

" baiklah, berhubungan dengan keabadian bangsa jin berarti menyangkut soal energi exiris " kapten morgan mulai tampak serius.

seketika terdengar suara riuh dari hampir seluruh anak.

kapten morgan lantas menepuk tangan sekali. secara berangsur keriuhan mereda.

" ya energi exiris, wajar jika kalian tidak mengetahuinya, energi exiris meru.. " ucap kapten morgan terhenti.

" ...pakan energi yang mampu memanipulasi hukum alam, energi yang hanya dimiliki oleh bangsa jin, kemampuan terhebat yang dihasilkan dari energi exiris adalah menciptakan sesuatu dari ketiadaan " sambung varen.

kapten morgan mengernyitkan keningnya.

" hwo, boleh juga kamu nak varen, jawabanmu tepat sekali "

" terima kasih "

" baiklah, jadi pada intinya energi exiris bisa dikatakan sesuatu yang sangat bertentangan dengan akal sehat kita sebagai manusia, akibatnya kita bangsa manusia tidak bisa berbuat banyak saat peperangan melawan bangsa jin, jangankan membunuh, untuk sekedar melukai mereka saja sangat sulit, setidaknya butuh sepuluh orang hanya untuk kabur dari satu bangsa jin level pemimpin terbawah " terang kapten morgan.

begitulah situasinya, Ilmu pengetahuan manusia seolah tidak berguna, alat-alat tempur yang super canggih tidak memiliki dampak yang berarti jika berhadapan dengan bangsa jin. bahkan senjata pemusnah massal yang lebih dahsyat dari nuklir tidak berarti saat digunakan melawan para petinggi jin.

" apakah itu artinya kita manusia tidak memiliki harapan lagi " ucap murung seorang gadis cantik yang berdiri diantara varen dan seorang anak lelaki yang dari raut wajahnya terlihat sedang senang sekali. meski tengah murung namun pesona keanggunan yang mendekati keteduhannya tetap terpancar dari wajahnya. belum lagi rambut ikal panjang yang terurai seolah memberi kesan gadis tersebut diberkahi aura perlindungan.

sejenak ruangan hening, mereka yang ada didalam ruang pelatihan seolah mengetahui betul makna dari ucapan gadis tersebut kecuali anak lelaki yang berada disampingnya. anak lelaki berambut pendek model poni itu justru mengernyit. dari apa yang terlihat, anak lelaki itu mengenakan pakaian yang berbeda dari anak lelaki yang lainnya. bukan stelan jas atau stelan pakaian yang mirip dengan pakaian akademi seperti yang dikenakan oleh anak perempuan melainkan kemeja putih bercorak bulan bintang dan celana kain panjang yang dipadu lilitan seperti selendang dipinggang. dilehernya terlilit semacam syal yang menutupi hingga setengah bahunya. perpaduan pakaian yang terbilang sangat aneh untuk mode di zaman itu.

tiba-tiba suasana pecah ketika anak lelaki tersebut dengan semangatnya mengatakan " tidak, selama ada aku, harapan itu pasti ada, karena aku adalah seorang pahlawan "

" lagi-lagi dia " celetuk seorang gadis bergaya tomboy yang berdiri di sebelah kiri varen seraya menepuk jidatnya. potongan rambut gadis itu hampir serupa dengan potongan rambut varen yang terlihat jabrik namun tertata rapi dengan belahan samping kanannya. hanya saja rambut sang gadis lebih panjang hingga melewati telinganya dibanding varen yang tampak berpas-pasan dengan atas telingannya.

" freya, kamu ini bagaimana sih, belum apa-apa sudah galau, aku pasti akan menetapi janjiku padamu, karena seorang pahlawan pantang ingkar janji "

" Ra..Raka?...! hem..maaf, aku tidak akan galau lagi " freya akhirnya terlihat lega.

" apanya yang pahlawan dasar bodoh " gerutu varen terlihat tidak senang.

" hei varen kamu masih saja meragukanku ya " ucap raka berlagak menantang dengan acungan jari yang mengarah ke muka varen.

" kalau begitu pergilah kepermukaan, kalahkan semua bangsa jin, baru aku bisa percaya padamu " jawab varen seraya membuang muka.

" siapa takut, aku pergi! "

" cih "

" ops, oke, aku suka dengan semangatmu bocah pahlawan, tapi aku tidak akan mengizinkanmu kepermukaan untuk saat ini " ucap kapten morgan sambil menarik kerah belakang milik raka.

" eeh kenapa? "

" hmm... ah.. ada pepatah yang mengatakan bukan! bahwa seorang pahlawan datangnya belakangan "

" hmm begitu ya! aku mengerti "

" apanya? " gumam mereka semua yang melihat kapten morgan dan Raka saling mengacungkan jempol dan tertawa riang sekali.

" kapten morgan! " hardik seorang wanita berparas judes, bertubuh seksi serta bermata biru yang tiba-tiba muncul di muka pintu otomatis.

" ah caroline, ada apa? "

" lebih baik segera dimulai! " ucap caroline garang seraya masuk keruangan.

" o,ow siap! "

" ehem, maaf, sebelum pelatihan benar-benar dimulai, bolehkah saya bertanya lagi? " ucap varen sambil menyentuh bingkai tengah kacamatanya.

" tentu, silahkan " kapten morgan mempersilahkan.

" setahu saya selama ini perekrutan personil baru heaell army hanya untuk orang-orang dewasa, sedangkan kali ini hanya muda-mudi saja yang ada diruang pelatihan ini, kenapa? "

memang benar hanya ada anak-anak muda lelaki dan perempuan yang berjumlah dua puluh orang saat ini di dalam ruangan pelatihan.

" soal itu ... " ucap kapten morgan tampak ragu.

" apa ada yang aneh? " tanya caroline menyela dengan nada yang terdengar seperti meremehkan disertai gaya yang membusungkan dada besarnya.

" caroline " ucap kapten morgan.

" aneh? saya hanya ingin tahu alasan dari hal yang tidak biasanya, apa itu aneh? " ucap varen dengan nada dan sikap yang menantang, sunggingan senyum tipis dan gerakan alis yang sedikit naik keatas seolah menjadi isyarat bahwa varen membalas kearoganan wanita bernama caroline tadi.

" huh, jika kamu butuh alasan, saya tidak bisa menjawabnya, karena memang tidak ada alasannya, kebetulan saja hanya kalian para bocah yang tersisa untuk bisa diberikan pelatihan " jelas caroline tidak senang. gelagatnya yang menajamkan kerutan didahinya mungkin pertanda ia sedang menahan kekesalannya.

" artinya tidak ada lagi orang dewasa yang ingin bergabung atau bahkan mungkin menolak undangan bergabung dengan heaell army, kalau memang begitu, bolehkah saya mengundurkan diri dari pelatihan ini "

" bocah tengil! kau... "

" caroline, sudahlah, toh pada akhirnya mereka akan tahu juga " tahan kapten morgan.

" dengar kalian semua, tujuan kalian dikumpulkan disini sebenarnya untuk sebuah uji coba "

" uji coba? " ucap varen bernada bertanya.

" ya, para Ilmuan belum lama ini menemukan cara supaya kita sebagai manusia dapat memanfaatkan energi exiris, saya tidak tahu detailnya, yang jelas entah kenapa hasil dari penelitian itu hanya berkemungkinan diterapkan terhadap mereka yang berumur di bawah 20 tahun "

" apakah penelitian itu menyangkut pencangkokan sel bangsa jin? " tanya varen seperti menyelidik.

" bocah, kenapa kamu bisa tahu?! " tanya caroline bernada marah.

" maaf, saya semakin tidak ingin terlibat dalam eksperimen konyol ini, saya mengundurkan diri, permisi " pamit varen.

saat varen hampir mendekati pintu, caroline memerintah " tangkap bocah itu "

" siap " jawab Salah satu dari ketiga orang bersenjata pedang bergerak cepat lantas menjatuhkan tubuh varen tertelungkup di lantai.

" gah " rintih varen diiringi matanya yang terbelalak saat punggungnya diinjak.

" varen! " seru Raka seraya merangsak maju dengan sikap tangan kanannya yang siap meninju.

" singkirkan kakimu! " teriak raka diiringi tinjuannya yang hanya mengenai udara karena orang bersenjata pedang yang menginjak varen mengelak dengan santai.

" ugh " rintih raka saat perutnya ditinju keras. raka langsung meringkuk menahan sakit lalu terbaring miring disisi kanan varen.

" dasar bodoh, kenapa kamu malah ikut-ikutan " keluh varen.

" karena kamu adalah sahabatku " ucap raka susah payah sambil memperlihatkan cengiran yang dipaksakannya.

" cih " desis varen seolah tidak perduli.

" Raka "

"Varen "

sebut bergantian freya dan sang gadis tomboy berbarengan. freya akhirnya berlutut disisi raka sedangkan si gadis tomboy disisi varen sambil memukuli kaki orang bersenjata pedang yang menginjak punggung varen.

" singkirkan kakimu " rengek si gadis tomboy.

melihat usaha dari si gadis tomboy, raka hanya bisa menyebut nama gadis tomboy itu dengan susah payah " vi..vilsi "

" hei cruz, kamu sudah keterlaluan, angkat kakimu " tegur dan perintah sang kapten tegas.

" baik kapten "

" maaf saja, kalian tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya " ucap sang kapten tegas.

" dengar baik-baik, apabila uji cobanya berhasil maka pertunjukkan di akhir tadi dan hidup dipermukaan bumi kembali bukanlah menjadi harapan kosong saja " sambung kapten morgan.

" hei bocah yang mengaku pahlawan, dengan adanya uji coba ini bukankah jalan menuju kepahlawananmu semakin dekat " ucap sang kapten sambil mengacungkan jempol dan main mata.

Raka yang sedang berusaha bangkit dibantu oleh freya membalas dengan mengacungkan jempol terbalik dan berkata " maaf saja, aku ini setia kawan, jika kawanku menolak berarti itu jalan yang salah! "

" wah sayang sekali "

" cruz, kirim mereka ke ruang pengasingan " perintah caroline.

" siap "

*****

Ruang pengasingan, sebuah ruangan layaknya penjara yang sebenarnya diperuntukkan kepada mereka yang rusak kejiwaannya. faktanya tidak sedikit dari mereka yang hidup di labirin bangsal menyerah dengan kehidupannya, diantaranya ada yang stress karena merasa seperti terkurung didalam bumi, tidak puas dengan sistem pembagian jatah makanan dan ada pula yang mengeluhkan ketidak adilan dunia saat ini.

didalam ruang pengasingan, Raka dan varen sedang duduk bersila dengan saling mempertemukan punggung mereka berdua.

" varen! " panggil raka pelan sambil menatap langit-langit.

" apa! " jawab varen terdengar malas sambil menunduk.

" apa yang membuatmu bersikeras tidak mau mengikuti uji coba tadi ? " tanya raka diiringi sedikit kerutan dikeningnya.

varen tidak lekas menjawab, setelah pandangannya berubah mengarah ke pintu bersistem kunci otomatis yang hanya bisa terbuka dengan sidik jari orang-orang tertentu saja - barulah varen membuka mulutnya.

" memangnya kamu mau tubuhmu dijadikan bahan eksperimen ? "

" eksperimen? maksudmu soal encok sel yang kamu katakan tadi ya? " tanya raka bingung yang diekspresikan dengan sedikit memiringkan kepalanya.

" pencangkokan sel! " ucap varen kesal.

" ah iya itu " raka meringis polos.

" ah, ngomong-ngomong kamu bisa tahu encok sel itu darimana? " tanya raka kembali, raka sengaja mengucapkan hal yang salah karena menurutnya kata " pencangkokan " itu merepotkan untuk diucapkan.

" haah " desah varen pendek. ada keengganan bagi varen untuk menjawab. namun demi menghindari mendengar kata " encok " lagi, varen mau tidak mau menjawab.

" tepatnya seminggu yang lalu " varen mulai mengenang.

" ketika aku tersesat ke ruangan laboratorium, aku tak sengaja mendengar percakapan dari dua orang ilmuwan yang membicarakan tentang eksperimen pencangkokan sel jin, karena penasaran, aku pun mengintip ke salah satu kapsul room, apa yang kulihat disana sungguh pemandangan yang membuatku geram " beber varen diakhiri dengan ekspresi marahnya.

" kenapa? "

" lebih baik kamu tidak perlu tahu karena itu sangat menjijikkan! "

" begitu,.. ya sudahlah " ucap raka setelah mempertimbangkan tidak ada gunanya mencari tahu lebih dalam karena ia lebih mengutamakan perasaan varen.

" lalu pemandangan menjijikkan itu ya yang membuatmu enggan mengikuti uji coba " sambung raka.

" itu salah satunya, yang utama aku tidak sudi saja nantinya didalam tubuhku berisi sesuatu yang berasal dari bangsa jin "

" sebegitu bencinya kah kamu dengan bangsa jin? "

" memangnya kamu tidak membenci bangsa jin ? " tanya varen begitu heran.

" hmm... aku hanya bisa mengatakan kebencianku mungkin tidak sama dengan kebencianmu "

" begitu ... " sejenak varen mencoba mencerna baik-baik jawaban raka.

" .. itu mungkin karena kamu tidak merasakan penderitaan seperti yang aku alami akibat kekejaman bangsa jin " sambung raka pada akhirnya.

" mungkin saja " jawab raka diiringi senyuman tipis.

untuk sesaat mereka berdua terdiam.

" maaf " ucap raka tiba-tiba.

" untuk apa kamu meminta maaf "

" untuk ketidak pekaanku"

" huh! "

Raka lalu tertawa riang sedangkan varen tetap cool dan tenang. aura kehidupan mereka berdua bagaikan sisi cahaya yang berdampingan dengan kegelapan.

" lalu bagaimana kita selanjutnya " kembali raka memberi pertanyaan.

" apanya " kembali varen menjawab dengan malas.

" tindakan kita selanjutnya, apalagi coba, bukankah kita pasti dijadikan bahan uji coba jika terus mendekam disini "

varen menurunkan sebelah alisnya. ia tidak menyangka saja raka bisa berfikir sampai kesana.

" menurutmu kita harus bagaimana ? " tanya varen dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana raka memikirkan kondisi mereka saat ini.

" kabur! "

varen menaikkan sebelah alisnya kembali. sungguh jawaban yang diluar perkiraannya.

" bodoh, bagaimana caranya? lagipula jika berhasil kabur lalu kemana tujuan kita nantinya "

" kepermukaan! " jawab raka yakin.

varen terkejut bukan main dibuatnya.

" dungu! mau cepat mati ya " ucap varen sedikit emosi.

raka dengan santai menanggapi " memangnya kamu tuhan apa, hidup matiku bukan ditentukan oleh pemikiranmu kawan "

" hah, tuhan? kamu dapat dari mana kata itu dan apa artinya itu? " varen semakin tidak mengerti dengan pemikiran raka.

" hemm, singkatnya Tuhan adalah pencipta seluruh alam semesta, Dialah yang mengelola kehidupan di jagat raya ini "

" konyol, hentikan pemikiran anehmu itu, kembali pada bahasan kita tadi, apa kamu serius ingin kepermukaan "

" tentu! " jawab raka tanpa keraguan sedikitpun.

tanpa sadar varen menepuk keningnya.

" hah, apa boleh buat, kali ini aku ikuti kemauan bodohmu "

" terima kasih "

kembali mereka berdua terdiam.

" kalian berdua ini ya "

raka dan varen kompak melihat kesamping kiri. dilihatnya vilsi yang bermuka masam dan freya yang tersenyum kaku.

" bisa-bisanya kalian memutuskan sesuatu tanpa melibatkan kami, jangan bilang kalau kalian bermaksud meninggalkan kami berdua " sambung vilsi memprotes masih dengan muka masamnya.

" ah maaf vilsi, freya, bukan begitu, tentu saja kalian ikut dengan kami juga, ya kan varen " ucap raka.

" terserah, aku tidak perduli " jawab varen dingin

" itu artinya oke " raka mengartikan seenaknya.

*****

" ngiiiiing " suara sirene panjang berbunyi menandakan sistem keamanan kebobolan.

setiap langkah mereka berempat seolah menghidupkan penerangan berupa lampu butir cahaya yang terpasang dilangit-langit lorong. lampu butir cahaya perlahan meredup hingga akhirnya mati ketika mereka telah melangkah sejauh satu setengah meter dari lampu butir cahaya itu sendiri. begitulah sistem penerangan yang otomatis menyala dan mati jika terdengar atau kehilangan suara langkah kaki dalam radius tertentu yang ditangkap oleh sensor suara yang terpasang di dinding lorong sejajar dengan posisi bola lampu cahaya. sistem tersebut hanya akan aktif dalam situasi seperti saat ini guna mempersulit penyusup yang mencoba masuk atau tahanan yang berusaha kabur.

" vilsi, tidak kusangka kamu ada bakat sebagai pencuri " ucap raka sambil berlari menyusuri lorong penghubung ruang pengasingan dengan dua ruang khusus yakni ruang energi dan ruang budi daya.

" berisik, yang penting bergunakan untuk pelarian kita " jawab vilsi ketus seraya memelankan langkah larinya dan benar- benar berhenti di ujung lorong. vilsi lantas memberi isyarat kepada mereka yang ada dibelakangnya untuk berhenti dengan merentangkan tangan kanannya.

vilsi memperhatikan dengan seksama kedua lorong di kiri dan dikanan secara bergantian.

" bagaimana " tanya varen selirih mungkin.

" kita beruntung " ucap vilsi seraya berjalan pelan lalu berhenti di tengah persimpangan antar lorong sebelah kanan dan kiri.

apa yang dilakukan vilsi kemudian adalah memakai kaca mata silver yang diambil dari balik saku jas akademinya. vilsi lantas bergaya layaknya seorang penantang dengan memasukkan kedua tangannya kedalam tiap saku celananya.

" vilsi? " panggil raka heran.

vilsi tersenyum misterius. perlahan ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

pistol! tidak diragukan lagi, yang dikeluarkan vilsi adalah pistol dengan seri rev231 tipe udara.

" psiuu " begitulah kira-kira suara yang terdengar sangat halus ketika peluru berupa udara padat ditembakkan ke salah satu kotak hitam yang sejatinya merupakan sensor suara.

vilsi kembali bergaya, kali ini dengan meniup ujung pistolnya.

Raka makin bingung dengan tingkah vilsi. mau pamerkah?

" stress ya " komentar raka pada akhirnya.

" .....?! " vilsi kecewa tapi tidak berat. karena targetnya bukan raka tapi varen. dilihatnya varen sebentar. kemudian vilsi kembali menembak kotak sensor suara lalu meniup ujung pistolnya lagi.

senyap, sunyi, keadaan hening terkendali. varen hanya diam. freya akhirnya membisikkan sesuatu kepada varen.

" tolong komentari aksinya "

" hah, kurang kerjaan, hei vilsi, cepat selesaikan urusanmu " ucap varen dingin.

vilsi tertunduk lesu. vilsi jatuh dalam kekecewaan super berat. ia murka. ia merasa harus melampiaskan perasaan buruknya.

" varen bodoooooh! " hati vilsi menjerit diiringi gerak kedua tangannya yang begitu lincah naik turun dengan arah yang berubah-ubah menembaki semua kotak sensor suara yang ada di lorong kiri dan kanan. tembakan diakhiri ke arah atap lorong dimana varen berdiri. peluru yang memantul meluncur deras tepat se-pico meter dari lengan jas varen.

varen menelan ludah. varen mencoba tetap berfikir jernih. ia menduga vilsi tidak sengaja melakukannya.

" ah maaf, lain kali tidak akan meleset " ucap vilsi dingin.

varen kembali menelan ludah. varen mencoba memahami ucapan vilsi barusan. hanya ada satu makna, lain waktu ia pasti akan mengomentari apa yang dilakukan vilsi.

" dengan ini urusan disini selesai, ayo " ucap vilsi datar seraya melangkah kearah lorong sebelah kiri.

varen, raka dan freya mengangguk berbarengan. mereka bertiga akhirnya menyusul vilsi yang mulai berlari pelan.

" vilsi tunggu " rengek freya.

mereka berempat terus berlari diterangi pencahayaan yang berasal dari kacamata vilsi.

butuh waktu lima belas menit bagi mereka untuk mencapai ujung lorong selanjutnya. seharusnya tanpa buku panduan mereka akan tersesat memutari lorong hingga waktu yang sulit ditentukan tergantung seberapa besar tingkat kecerdasan atau minimal daya ingatnya. tapi dikarenakan vilsi mengetahui seluk beluk rahasia labirin lorong bangsal membuat mereka terhindar dari penyesatan lorong labirin.

mereka kini berada di muka pintu masuk otomatis ruang budi daya. pintu otomatis terbuka. gelap. ruang budi daya seharusnya tidak boleh dalam keadaan tanpa cahaya.

" rencana kita terbaca " ucap vilsi tenang.

" apa?! " raka tidak percaya.

satu persatu penerangan didalam ruang budi daya menyala. ditengah ruangan yang dikelilingi bermacam tanaman dan pepohon yang berbuah sedang berbaris rapi sepuluh personil heaell army dipimpin oleh kapten morgan dan caroline di depannya.

" kamu memang mengejutkan vilsi er dante " ucap kapten morgan sambil memegang selebaran informasi mengenai data pribadi.

" kemampuanmu meretas sistem keamanan tidak bisa dipandang sebelah mata, kemampuanmu membuat strategi layak mendapat apresiasi yang tinggi " puji caroline sambil menepuk tangan.

" terima kasih, tapi dengan adanya kalian disini artinya kemampuan berstrategiku sangat tidak layak diapresiasi bukan " ucap vilsi merendah diiringi keluarnya keringat dingin dipelipisnya.

" tidak juga, bisa dibilang kami hanya beruntung saja karena kami memiliki ahli strategi yang bisa membaca pemikiranmu " jelas kapten morgan.

" orang itu ya, apa dia sehat " ucap vilsi seraya memasukkan tangan kanannya ke saku jas akademinya.

" ya dia sangat sehat " jawab caroline.

" baguslah, dengan begitu aku bisa tenang meninggalkannya disini " ucap vilsi lega.

" kamu seolah ingin mengatakan bahwa kamu bisa lolos dari kami " ucap kapten morgan

" tentu, aku tahu siapa yang aku hadapi, apa kalian tidak berfikir jika aku juga memperhitungkan adanya dia disini? " ucap vilsi seraya mengeluarkan sesuatu yang berbentuk kubus berwarna biru dari saku akademinya.

" kapten morgan, bukankah itu?! bagaimana anak itu bisa memilikinya "

" alat pemindah ruang! celaka " ucap kapten morgan ketika vilsi menekan tombol yang ada di atas kubus biru.

" cruz, aktifkan langkah percepatan, hentikan anak perempuan itu "

dia yang dipanggil cruz tampak seperti menghilang dari barisan. cruz tiba-tiba muncul di hadapan vilsi.

" apa! delay area " ucap cruz kaget karena pergerakannya tiba-tiba melambat dan berakhir kaku.

" benar sekali " ucap varen sambil memegang sebuah alat serupa pena.

vilsi tersenyum penuh kemenangan. ia lalu membuang kubus biru tidak jauh dari tempat cruz berada.

seketika gambaran mereka dan apa yang ada didalam ruang budi daya seperti kehilangan wujudnya karena terlihat seakan terpecah oleh potongan garis-garis cahaya bermacam warna.

" zrrrt " suara akhir dari berubahnya isi ruang budi daya menjadi ruangan yang begitu kecil.

" ayo masuk " ajak vilsi.

" hei vilsi, bukankah ini berarti pertukaran ruang tidak seimbang, bagaimana jadinya itu " tanya varen.

" tenang saja, pertukaran dipengaruhi dimensi tidak terbatas " jelas vilsi seraya mengambil tas yang tampak terisi sangat penuh.

" begitu ya " ucap varen mengerti.

" geh, ruanganmu berantakan sekali vilsi " komentar raka sambil menghindari menginjak piring.

" berisik, tidak perlu berkomentar macam-macam, cepat ambil apa-apa yg kalian butuhkan "

Raka, varen dan freya mendekati lemari besi tanpa penutup.

" aku ini saja deh " pilih raka seraya mengambil sebuah pistol seri rev322 tipe petir.

varen memutuskan mengambil dua pistol seri rev320 tipe api dan tipe es.

freya bingung antara mau memilih atau tidak. ia begitu ragu menjulurkan tangannya.

" kamu tidak perlu memilih " ucap raka sambil memegang tangan freya yang hampir menyentuh pistol seri rev325 tipe cahaya.

" biar aku yang memikul bebanmu " sambung raka seraya mengambil pistol yang tadi hampir diambil freya.

" terima kasih " ucap freya kembali tenang. freya begitu lega hingga secara naluri ia memberikan senyum terbaiknya untuk raka.

" oke, oke, adegan sok keren dan melownya di cut dulu ya, kita tidak punya banyak waktu soalnya " ejek vilsi seraya memanjat tangga yang tersandar didinding.

" apaan sih kamu vil " freya tersipu malu.

" apa kalian siap " ucap vilsi mengomandoi sambil mengangkat bagian atap yang akhirnya terbuka layaknya pintu berbentuk lingkaran.

ketiganya tersenyum penuh keyakinan dan menjawab serempak " siap "

*****

permukaan bumi, wilayah yang dulunya dikenal sebagai kota jakarta.

apa yang pertama kali dilihat oleh Raka dan teman-temannya adalah pemandangan menyedihkan dari gedung-gedung yang sudah tidak berbentuk dengan baik.

" wuaah pemandangan yang buruk " komentar raka lalu tertawa renyah. raka mencoba mengamati lebih jauh namun penglihatannya terhalang oleh kabut hitam. meski saat itu siang hari namun kondisi permukaan bagaikan malam hari.

" hii " jerit tertahan freya saat menginjak tulang belulang.

vilsi mencoba menenangkan freya dengan mendekapnya. sambil mengelus lembut rambut panjang lurus milik freya, vilsi melihat tidak jauh disekitarnya. vilsi sedikit tersentak ketika mendapati tengkorak kepala manusia tidak jauh dari tempatnya dan freya berdiri. bermaksud agar freya tidak melihat apa yang dilihatnya, vilsi menenggelamkan kepala freya dalam dada sedangnya.

" apa-apaan ini " gumam varen tidak percaya karena setidaknya varen mengira akan ada peradaban yang dibangun oleh bangsa jin.

" varen coba lihat keatas " ucap raka.

" hah, atas....?...! " varen begitu tercengang setelah melihat bangunan-bangunan bergaya kerajaan yang melayang di udara.

" apa itu artinya bangsa jin telah meninggalkan permukaan bumi " duga vilsi.

" sepertinya tidak, coba sekarang kalian lihat kedepan lagi sekarang " ucap raka.

setelah menajamkan penglihatan, mereka mendapati sosok-sosok yang berjalan dan melayang dengan kecepatan yang berbeda-beda.

" hei raka, kalau tidak salah itu vampir kan? " ucap varen.

" hei hei varen yang disana itu goblin kan " ucap raka kegirangan.

" vi,vilsi, yang tertawa mengerihkan itu kuntil anak kan " ucap freya sangat ketakutan.

" sial, dragon juga ada " runtuk vilsi.

setelah saling tatap, seperti mendapatkan pesan telepati yang sama, mereka berempat tanpa basa-basi mengambil langkah seribu.

" sial " gumam varen sambil terus berlari. varen tahu resiko kepermukaan adalah bertemu dengan bangsa jin tapi tidak menyangka akan secepat ini.

" wuaha ha ha " tawa raka mengiringi pelariannya. raka begitu menikmati situasi yang seharusnya tidak layak dinikmati. normalnya kebanyakan orang pastinya akan mengeluh namun raka tidak!

" seruuuu " teriak raka sambil terus berlari. mungkin inilah yang disebut dengan menariknya hidup jika terancam oleh bahaya. jelas ada kekhawatiran dalam lubuk terdalam raka namun apa yang ada dipermukaan lubuk hatinya lebih dipenuhi semangat untuk melewatinya dengan percaya diri.

" ah, hei kenapa kalian malah berhenti " tanya raka heran seraya menoleh kebelakang dan juga memelankan langkah larinya.

" bodoh, didepanmu, coba lihat itu, makhluk besar itu " tunjuk varen gugup.

rakapun segera sepenuhnya menghentikan langkahnya.

" walah, besarnya.. emm bukannya itu yang disebut genduruwo ya " ucap raka kagum melihat makhluk besar tinggi besar bersayap empat yang memegang sebuah tongkat tembaga.

" masa bodoh dengan namanya, jika sudah begini tamatlah sudah riwayat kita " keluh vilsi seraya pandangannya mengitari sekitar. mereka kini sepenuhnya telah terkepung oleh gerombolan bangsa jin.

" hei raka lakukan sesuatu dong " pinta vilsi.

" oke! " ucap raka enteng lantas segera berlari menuju makhluk super besar tersebut.

" mau apa kamu manusia " ucap makhluk besar tersebut diiringi kebasan sayapnya yang menimbulkan hembusan angin cukup kencang.

" hiii " seru histeris freya dan vilsi lalu keduanya berpelukan.

" dasar si bodoh itu " gerutu varen.

" aku akan mengalahkanmu " jerit raka penuh percaya diri lalu menembaki dada sang genderuwo.

" mengalahkanku? jangan bercanda manusia bahkan ini tidak terasa sakit sama sekali " ucap sang makhluk besar seraya mengelus dadanya. sang genderuwo lalu sedikit menunduk kemudian menjentikkan jarinya tepat ketubuh raka.

" Rakaaaa! " jerit freya saat melihat tubuh raka terbang meluncur deras menjauh dari sang genderuwo

*****

' clark ' suara yang terdengar bersamaan dengan munculnya percikan cahaya di udara.

sesosok makhluk yang tengah memetik sesuatu bereaksi dengan mengadahkan kepalanya. tidak lama kemudian makhluk itu terlihat melompat dari pohon ke pohon. arah yang ditujunya tidak lain merupakan arah dimana munculnya percikan cahaya tadi.

" hebat juga mereka bisa menembus penghalangku " gumamnya.

sesampainya dititik dimana percikan cahaya muncul, makhluk itu segera mengitari sekitar. langkahnya terhenti saat melihat sesosok manusia duduk tersandar disebuah pohon besar dalam kondisi terluka parah dan tidak sadarkan diri.

" manusia? hwoo " gumam makhluk tersebut seraya merunduk melihat luka memar di dada manusia itu. tiba-tiba makhluk tersebut kembali tegak berdiri dan memunculkan pedang ditangannya.

" masih hidup ternyata ya " ucap makhluk tersebut lalu mengarahkan pedangnya keleher manusia itu.

perlahan manusia yang tidak lain adalah raka membuka matanya.

" ukh " rintih raka seraya memegangi dadanya. menyadari ada yang mengganjal di dagunya, raka lantas sedikit mengadahkan kepalanya.

" emm, kali ini peri ya " gumam raka saat melihat peri yang berdiri disisi kirinya. peri tersebut berparas sangat cantik. dengan balutan pakaian yang didominasi oleh lilitan selendang berwarna hijau membuat peri tersebut tampak anggun dan beraura sangat meneduhkan.

" bagaimana bisa kamu masuk ke tamanku manusia? " ucap sang peri lembut.

" taman? " gumam raka seraya melirik kekanan. dilihatnya pemandangan yang sangat menyejukkan hasil perpaduan pepohonan rimbun dan bermacam warna bunga-bunga yang bermekaran, kupu-kupu yang terbang kesana kemari menambah daya pikat keindahan yang ada.

" maaf, ini dimana? surgakah? "

" surga? aneh! seharusnya tidak ada lagi manusia yang mengenal kata itu, apa benar kamu seorang manusia? "

" ya benar, aku manusia tulen, ugh " jawab raka yang diakhiri dengan memuntahkan darah segar. sambil menahan sakit yang teramat sangat raka berusaha menyeka darah disekitar mulutnya.

" ah ternyata aku masih hidup ya..ukh.. " raka mencoba memaksakan diri tersenyum.

" apanya yang lucu, manusia "

" emm tidak ada "

raka sudah pasrah akan nasibnya. ia tahu tidak lama lagi nyawanya akan melayang. terlintas dalam benaknya jika memang sudah waktunya untuk mati maka setidaknya raka ingin itu terjadi tanpa ia melalui rasa sakit yang berkepanjangan.

" wahai peri yang cantik, aku sangat berharap kamu sudi memenuhi permintaan terakhirku " ucap raka mulai parau.

" apa itu "

" tolong tusuk aku tepat dijantungku atau penggal leherku agar aku mati seketika " ucap pasrah raka dengan raut berseri dan diikuti senyum tulusnya.

sang peri tampak terpana.

" kamu manusia yang unik "

" heh? "

" selama ini aku hanya melihat wajah ketakutan manusia saat mereka berada diambang kematian tapi kamu justru seolah menyambut kematianmu " jelas sang peri diiringi hilangnya pedang ditangannya.

" ah itu ya, soal itu, yang hidup pasti mati, jika memang sudah takdirnya aku mati, aku hanya perlu menyambutnya bukan? "

" surga dan sekarang takdir ya, tidak kusangka ternyata masih ada manusia yang mempercayai sesuatu yang bersinggungan dengan agama "

" hei manusia, beritahu siapa namamu "

" raka alriku " jawab raka cepat.

" alriku?! "

sang peri terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil menatapi raka dari ujung rambut hingga ujung sepatu.

" hei manusia, jika kamu memang mempercayai adanya takdir, maukah kamu menjadikanku sebagai pendampingmu "

" em, tiba-tiba melamarku, aduh gimana ya? "

sang peri terbengong sesaat.

" eh, bu,bukan, maksudku bukan itu, ehem pendamping yang kumaksud adalah seperti partner bagimu "

" owh, oke! "

" eh "

" kenapa? "

" ah tidak, aku tidak menyangka saja kamu begitu mudah memutuskannya, apa kamu serius dengan keputusanmu "

" tentu, kenapa kamu malah meragukanku, aneh "

" yah, setidaknya aku berfikir kamu akan mempertimbangkan kebencianmu terhadap bangsa jin "

" owh soal itu, tenang saja, kebencianku bukan untuk jin sepertimu "

" maaf aku tidak mengerti maksudmu? "

" namamu? "

" eh, ah, balqis razi sulaiman "

" balqis, apa kamu membenciku? "

" ya, aku sangat membenci manusia! aku tidak akan memaafkan manusia yang telah memanfaatkan keluargaku hingga adik kandungku terbunuh "

" begitu, balqis, apakah manusia yang membunuh adikmu itu adalah aku? "

" ?!... tentu saja bukan "

" kalau begitu tidak ada alasan untuk membenciku kan? "

" ta,tapi kamu adalah manusia "

" hhaah, balqis, kebencianmu tidak masuk akal, masa hanya karena aku seorang manusia lalu kamu menyamakanku dengan pembunuh adikmu, jika kamu benar-benar membenciku lalu kenapa kamu mau berpartner dengan diriku yang seorang manusia ini? "

" itu karena... begitu ya, aku mengerti, maaf "

Raka tersenyum. meski ada gejolak untuk menanyakan sesuatu namun raka meredamnya.

" oke, aku maafkan, tapi ngomong-ngomong balqis, aku ini tidak lama lagi akan mati loh "

" ah maaf, aku akan segera menyembuhkan lukamu "

balqis lalu berlutut dan meletakkan telapak tangan kanannya di dada raka. seketika muncul cahaya hijau yang menjalar keseluruh tubuh raka. secara bertahap bekas memar didada raka menghilang.

" bagaimana? "

" luar biasa, rasa sakitku sudah lenyap, terima kasih balqis " ucap raka girang lalu menyerbu memeluk balqis.

" waa, eh ah ya, tidak, lepaskan aku " ucap gugup balqis disertai salah tingkah.

" aduh, maaf, maaf "

" aku maafkan, huh "

" hei balqis, bolehkah aku meminta pertolongan lain kepadamu "

" katakan "

" tolong selamatkan teman-temanku "

" tentu, tapi lebih baik kamu yang menyelamatkan mereka "

" maunya sih begitu tapi sayangnya aku tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya "

" kamu pasti bisa, sebagai pertnermu aku menjamin itu "

" okelah, aku percayakan padamu "

****

tampak sekumpulan makhluk berlainan wujud sedang bergerak kesana kemari di antara banyaknya reruntuhan bangunan yang ada. makhluk-makhluk itu melihat setiap tempat yang dilewati.

sementara itu di sisi lain varen tampak sedang mengamati pergerakan makhluk-makhluk itu dari balik reruntuhan bangunan yang kehilangan atapnya. begitupun vilsi yang mengawasi dari arah yang berlawanan. fokus vilsi harus terpecah karena melihat freya bergerak mundur dari sisinya.

" freya, mau kemana kamu " tahan vilsi.

" raka, raka vilsi, kita harus segera menyelamatkannya " ucap freya panik. freya tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. butir air di celah matanya bukti bahwa freya telah mencapai batas dari usahanya dalam menahan kesedihannya.

" aku mengerti perasaanmu freya, tapi itu mustahil selama makhluk-makhluk itu masih berkeliaran "

" tapi... tapi " ucap parau freya.

" sudahlah, kalau memang sebegitunya dia ingin mati, biarkan saja dia pergi " ucap varen dingin.

" varen! " seru tertahan vilsi. tampak sekali kekesalan vilsi.

" huh, si pahlawan itu kini menuai hasil karena kebodohannya,..

" plak " tampar freya.

" kamu tidak pantas mengatakan itu! " freya menangis membisu. hanya lelehan air matanya yang mewakili kesedihannya. ingin rasanya freya menumpahkan ketidak-mengertiannya atas ucapan varen yang dinilainya keterlaluan, bagaimana bisa varen mengucap hal setega itu. freya tidak mengerti! namun kepahitan dihati freya mengalahkan rasa ingin tahunya itu.

" maaf, aku hanya bermaksud menyampaikan padamu untuk tidak bertindak gegabah, lagipula aku cukup yakin si pahlawan itu tidak akan semudah itu menemui ajalnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara kita bisa lolos dari makhluk-makhluk yang sedang mengincar kita itu " jelas varen lalu kembali mengintip dari balik dinding.

air mata freya semakin deras mengucur. vilsi lantas mendekap freya.

selagi mereka larut dalam dunianya masing-masing, tanpa mereka ketahui ternyata ada makhluk besar yang tadi disebut sebagai genderuwo sedang memandangi mereka dengan senyum seramnya " akhirnya ketemu juga "

ketiganya serentak melihat keatas. sontak mereka berwajah pucat.

" cih " desis varen seraya merentangkan sebelah tangannya seperti ingin melindungi kedua wanita disampingnya.

" kalian cukup hebat bermain petak umpet, tapi cukup sampai disini saja " ucap sang makhluk besar seraya mengangkat tongkat tembaganya.

" hei makhluk besar, jika kamu bermaksud mengayunkan tongkatmu kepada teman-temanku itu, aku bakal menghabisimu loh "

" hah! " seru kaget sang makhluk besar seraya melirik kearah bahu kanannya.

" ka,kau manusia tadi! "

" yo " sapa raka sok kenal lalu tersenyum dengan tatapan bola matanya yang berrwarna kehijauan dan terlihat tajam.

" ini balasan untuk yang tadi " lanjut raka seraya menjentikan jarinya keleher makhluk raksasa.

" gah " rintih sang makhluk besar diiringi terangkatnya tubuh besarnya keudara.

raka lantas melompat turun menuju ketempat teman-temannya berada. bersamaan dengan suara dari hempasan tubuh makhluk besar yang jatuh ketanah, saat itulah raka menjejakkan kedua kakinya.

" freya, vilsi, varen, apa kalian baik-baik sa.. "

" Raka! " sambar freya cepat lalu segera memeluk raka.

" ..ja "

" syukurlah..syukurlah.. " ucap freya terisak.

" Raka " panggil varen.

" yo varen "

" bisa kamu jelaskan kenapa kamu tiba-tiba bisa menghajar makhluk besar itu "

" ah soal itu sudah jelaskan.. karena aku ini seorang pahlawan "

" aku ini sedang serius, emm matamu kenapa " ucap varen berakhir menyelidik.

" nanti akan aku jelaskan, sekarang kita cari tempat yang aman saja dulu "

" memangnya kamu tahu kita harus kemana? "

" tidak, tapi dia pasti tahu "

" dia? "

" kita tidak punya banyak waktu, selagi aku mengurus makhluk besar itu " ucap raka terhenti ketika melihat makhluk besar telah bangkit kembali.

" kalian pergilah, ikuti kemana peri ini pergi " sambung raka diiringi kemunculan sesosok peri mungil dari gumpalan cahaya.

" Raka! apa maksudnya ini!! " bentak varen.

" aduh varen, simpan marahmu itu untuk nanti, kamu tidak ingin mati konyol disini bukan "

" hah, lebih baik aku mati daripada ... "

" aaaah merepotkan, bilqis kirim langsung mereka saja "

" siap tuan "

seketika muncul lingkaran cahaya yang membungkus varen, freya dan vilsi. ketiganya lantas menghilang.

" bilqis, jaga dan layani mereka "

" baik tuan " ucap bilqis lalu menghilang.

" siplah, saatnya menyelesaikan urusan! " ucap raka lalu perlahan melayang di udara.

" siapa kau sebenarnya manusia, kenapa kau tiba-tiba menjadi kuat sekali "

" aku? aku ya, perkenalkan aku ini seorang pahlawan, namaku Raka alriku "

" pahlawan? apa itu?! apakah sama dengan manusia yang mengaku sebagai heaell army? "

" tentu saja tidak sama, karena tujuan mereka hanya untuk kembali hidup dipermukaan sedangkan aku ingin menyelamatkan dunia ini "

" aku tidak mengerti apa yang kau ocehkan manusia "

" wah sayang sekali, kalau begitu bisa kita selesaikan saja urusan kita "

" itu yang daritadi kutunggu manusia " ucap sang genderuwo di iringi kemunculan makhluk berwujud dragon dan kuntil anak yang berkumpul melayang tidak beraturan dibelakang sang genderuwo. sementara itu makhluk berwujud vampir dan goblin tampak berkumpul dalam barisan yang membentuk pola segi empat tepat dibawah raka.

****

wujud peri mungil seukuran sejengkal jari orang dewasa itu bernama bilqis. imut! itulah kata yang layak mewakili wujud bilqis. sayapnya yang serupa dengan sayap kupu-kupu, parasnya yang unyu-unyu, dan rambut pirangnya yang dikuncir dua, seharusnya tidak akan ada yang protes dengan penyebutan imut untuk bilqis.

" imutnya " ucap freya akhirnya tidak tahan.

" imut? namaku bukan imut, namaku bilqis "

" ah maaf kamu salah faham, maksudku imut itu tentang paras dan penampilanmu dan aku memujinya " ucap freya salah tingkah karena merasa tidak enak hati.

" begitu ya, walau ini bukan wujud asliku tapi aku senang karna pujianmu " sang peri lalu mengitari kepala freya dihiasi munculnya butir-butir cahaya hijau.

freya merasa kegelisahan dihatinya tiba-tiba berkurang. saat sang peri bilqis duduk dikepalanya, freya merasa kehilangan kegelisahan sepenuhnya. hati freya merasa tentram. rasa mencemaskan keadaan raka terganti dengan perasaan keyakinan mempercayai raka akan baik-baik saja.

" bagaimana manusia, seharusnya apa yang mengganjal dihatimu sudah sirna " ucap sang peri bilqis.

" ah ya, entah mengapa hatiku kini merasa dipenuhi ketenangan "

" ya, ya , memang begitu seharusnya karena aku telah melenyapkan diskogblack yang ada padamu "

" heh begitu ya, terima kasih bilqis "

" kamu tidak perlu berterima kasih, aku melakukan itu bukan demi dirimu tapi demi terjaganya taman suci ini dari diskogblack "

" diskogblack? apakah itu semacam pemikiran negative " tanya vilsi tiba-tiba. ia menghampiri freya dengan melihat-lihat sekitarnya. dibelakangnya tampak varen mengikuti langkahnya.

" hemm dari sudut pandang kalian sebagai manusia yang diberi kelebihan dalam berfikir, aku rasa itu benar "

" kau seolah menyatakan kalian bangsa jin lemah dalam berfikir " ucap varen.

" bahkan kami tidak bisa berfikir sama sekali "

varen mengernyit tanda tidak mengerti sama sekali.

" apa maksudmu? "

" hmm aku kesulitan untuk menjelaskan karena pasti Akal kalian akan menolaknya mentah-mentah, ah atau harus kukatakan kalian manusia yang sekarang ini tidak akan bisa memahami penjelasanku nantinya "

" huh, itu artinya penjelasanmu tidak masuk akal, kau hanya perlu menjelaskannya secara masuk akal saja, atau jangan bilang kalian tidak memiliki akal "

" kami bangsa jin memang tidak memiliki akal "

" konyol, lalu bagaimana kalian memutuskan sesuatu dan memahami akan sesuatu "

" Tamari... karena tamari kami dapat memutuskan dan memahami sesuatu, meski tamari berada ditingkatan yang lebih tinggi dari naluri namun tidak bisa disamakan dengan akal, tamari hanya sekedar memberikan informasi sedangkan akal mampu mencari tahu seluk beluk mengapa ini dan itu bisa terjadi " jelas sang peri bilqis.

" apa-apaan itu... "

" wajar jika kalian tidak memahami... " potong sang peri bilqis.

" meski akal berada ditingkatan tertinggi dari tangga lauhfudz Ilmu namun sayangnya ada pembatasan dalam menampung informasi, karena itulah terkadang kalian menyebut sesuatu yang bertentangan sebagai hal yang tidak masuk akal "

" huh, lebih tepatnya kami belum mendapatkan informasi karena itulah disebut tidak masuk akal "

" karena pembatasan itulah kamu berfikir seperti itu saat ini "

" ck, sudahlah.. " ucap varen kesal.

vilsi tersenyum. baru kali ini vilsi melihat varen tertekan dalam berdebat.

" ngomong-ngomong kita sedang ada dimana ini " tanya vilsi.

" hemm terlebih dahulu aku ingin tahu penyebutan alam lain dari pandangan kalian sebagai manusia "

" dimensi? " ucap vilsi ragu.

" baiklah, kalau begitu kita sedang berada di dimensi ciptaan ratu kami, sebut saja dimensi taman suci balqis "

*****

" blaar " suara yang timbul akibat benturan keras dari hempasan tubuh sesosok makhluk berwujud manusia berkepala kambing dengan sayap hitamnya ke sebuah reruntuhan bangunan. makhluk itu akhirnya terlihat terkapar dengan kondisi tidak sadarkan diri.

dari jangkauan pandangan atas akan terlihat makhluk-makhluk lain dengan wujud berlainan kepala tampak terbaring tidak berdaya dalam kondisi tubuh terluka dibanyak bagian. diantara makhluk itu, dia yang baru sadarkan diri, dia yang berkepala kerbau berbicara " bagaimana bisa manusia membuat kita jadi seperti ini "

makhluk berkepala burung menimpali " manusia itu bahkan mengalahkan zeinlord (gelar) goatric "

" apa! "

" siapa manusia itu sebenarnya, kenapa manusia itu mampu melukai tubuh asli kita dan ... "

ucapan makhluk berkepala burung terhenti karena menyaksikan sesuatu yang membuatnya ketakutan. makhluk itu melihat sosok yang dibicarakannya tadi tengah menjulurkan lengannya kelangit. diatas telapak tangan sosok yang tidak lain adalah raka itu terdapat bola cahaya di hiasi tiga cincin api yang membara.

" tunggu dulu, manusia jangan bunuh kami " teriak makhluk berkepala burung begitu memelas.

namun terikan itu seolah tidak terdengar karena bola cahaya bercincin api merah itu kian membesar.

seluruh makhluk yang ada seketika berwajah pucat pasi saat bola cahaya sampai pada ukuran yang dapat menjangkau seluruh tempat dimana makhluk-makhluk itu berada.

namun tiba-tiba raut wajah mereka berubah menjadi keheranan. itu karena bola cahaya perlahan tampak menyusut lalu setengah menit kemudian bola cahaya benar-benar lenyap. mereka seketika bernafas lega.

mungkin mereka berfikir manusia yang hampir membinasakan mereka itu pada akhirnya mengasihani setelah mendengar teriakan rekannya tadi. padahal nyatanya manusia itu mengalami hal yang tidak terduga.

" kenapa ini " raka merasa tubuhnya seperti diremukkan oleh rasa sakit yang menjalar disekujur tubuhnya. saat rasa sakit itu mencapai titik dimana tubuh bagaikan tercabik-cabik, raka menjerit sekeras-kerasnya. namun jeritannya hanya terdengar sedikit karena tiba-tiba sosoknya menghilang.

sosok raka tampak muncul kembali di sebuah hutan berkabut tebal yang berada lumayan jauh dari posisi tempatnya berada semula.

raka mengerang-erang dalam posisi berguling-guling ditanah.

" deg " tiba-tiba raka merasakan sentakan dijantungnya. sentakan itu seperti memutus rasa sakit diseluruh tubuhnya. akhirnya raka terbaring terlentang dengan merentangkan kedua tangannya.

saat raka membuka matanya, yang pertama kali dilihatnya adalah sosok balqis yang sedang bersimpuh disisinya sambil menyentuh keningnya.

" hei balqis, kenapa mendadak begitu sih tadi " tanya raka sambil melihat butiran cahaya hijau yang berasal dari telapak tangan balqis.

" ma,maaf, sepertinya tadi itu karena tubuhmu belum terbiasa "

" owh begitu, jadi salahku ya, maaf " ucap raka begitu polos dengan cengirannya yang ceria.

" eh, kamu ini aneh ya "

" kenapa? "

" seharusnya kamu menyalahkanku tapi kamu justru menyalahkan dirimu sendiri "

" begitu menurutmu? beginilah aku "

balqis benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran raka. tamarinya tidak menemukan penjelasan yang setidaknya bisa membuatnya memahami kenapa raka justru menyalahkan dirinya sendiri. padahal akibat kesalahan dirinya dalam memperhitungkan sesuatulah maka raka tadi mengalami kesakitan.

balqis yang tidak mungkin memaksakan tamarinya hanya bisa menerima keadaannya. tidak ada gunanya juga larut dalam rasa penasaran yang tidak memiliki petunjuk sama sekali.

" heem, begitu ya "

" ya " ucap raka lalu perlahan bangkit. saat ia sepenuhnya berdiri, dengan semangatnya ia lantas menggerakkan lengan dan kakinya tidak ubahnya sedang pemanasan saat hendak melakukan olahraga. raka tidak menyadari adanya perubahan wujud balqis yang awalnya terlihat seperti gumpalan cairan hijau bersoda lalu berubah menjadi sosok wanita layaknya manusia biasa. tidak ada lagi sayap kupu-kupu, tidak ada lagi kuping yang mencuat keatas, yang ada adalah sosok balqis seperti manusia berjenis kelamin perempuan pada umumnya.

" raka " panggil balqis sambil merubah pakaiannya menjadi seperti yang dikenakan raka. tentunya tidak sama persis. yang paling membedakan jelas bawahannya karena bermodel rok panjang. selebihnya hanya berbeda warna saja.

" ya..emm geh, siapa kamu.., ? " ucap raka kaget.

" Balqis! "

" hah? masa sih "

balqis hanya bisa memaklumi ketidaktahuan raka dengan menghela nafas pendek.

" kami bangsa jin bisa merubah wujud kami sesuka hati, bisa dibilang itu kemampuan dasar yang pasti dimiliki oleh setiap jin " jelas balqis.

" jadi wujud peri tadi? "

" ah itu wujud yang sering aku pakai saat berhadapan dengan manusia "

" begitu ya, ngomong-ngomong kenapa sekarang kamu berubah menjadi manusia "

" sejujurnya aku tidak suka dalam wujud ini tapi terpaksa aku lakukan untuk berhadapan nantinya dengan teman-temanmu, terlebih dengan temanmu yang sepertinya sangat membenci bangsa jin "

" ah varen ya?! "

" dengar raka, aku sudah menyampaikan pesan kepada bilqis melalui telepati jadi nanti kamu katakan saja bahwa bilqis itu pelayanku dan soal matamu, katakan saja itu efek karena memakai kekuatan yang aku berikan "

" kenapa harus begitu? "

" jelas untuk kebaikanmu dong, kamu tidak ingin hubungan pertemananmu berakhir buruk bukan "

" owh, baiklah kalau begitu, terima kasih ya balqis "

****

Dimensi Taman Suci Balqis.

" bisa kamu jelaskan sekarang, raka! "

Raka menjelaskan seperti yang disarankan oleh balqis.

" apa kamu tidak punya harga diri! "

" itu bukan keputusannya, tapi aku yang bertindak semauku "

" apa maksudmu? "

" aku yang memaksanya untuk menerima bantuanku karena kalau tidak dia sudah pasti mati "

varen tersentak.

" saat itu, organ tubuh dalam dadanya mengalami kerusakan parah, tentu saja dia menolak tawaranku saat aku memaparkan bagaimana satu-satunya cara untuk menyelamatkannya, tapi mana mungkin aku biarkan begitu saja "

" kau, jangan seenaknya saja, kau fikir itu jalan terbaik! "

" hwo, kalau begitu aku ingin tahu jalan terbaik seperti apa yang seharusnya diambil saat itu "

" lebih baik ma.. "

" mati..mati..mati, huh lebih baik mati katamu, itu jalan terburuk namanya, kamu fikir kematian akan menyelesaikan segalanya, terserah jika kamu berfikir aku yang seorang manusia ini dianggap tidak punya harga diri karena berkerja sama dengan jin, tapi asal kamu tahu untuk bisa bertahan hidup didunia sekarang ini hanya itu satu-satu caranya karena yang bisa mengalahkan jin hanyalah jin atau mereka yang memiliki kemampuan seperti jin "

" cih "

" kenapa? jika kamu ingin mengatakan sesuatu, katakan saja, aku akan menjawab semua pernyataan bodohmu "

" kau! "

" varen sudahlah " tahan vilsi.

" huh, mungkin benar untuk saat ini itu jalan terbaik tapi aku tetap pada keyakinanku "

" terserah kamu saja, aku hanya tidak ingin kamu menyalahkan temanmu, itu saja "

varen hanya menatap tajam lawan bicaranya, tidak lama kemudian varen melangkah pergi.

" varen, mau kemana kamu " panggil vilsi seraya menyusul varen.

" anu, terima kasih karena sudah menyelamatkan raka, perkenalkan saya freya az zahra "

" ya, terima kasih juga karena tidak mempermasalahkannya, emm nama saya laluna "

" laluna.. pfft " ucap Raka sambil menahan tawa. raka lantas melepas tawanya setelah melihat raka hilang di jalanan setapak yang menurun.

" hah! "

raka hanya bersiul-siul tak beraturan menanggapi tatapan seram balqis atau laluna.

laluna yang awalnya terlihat kesal tiba-tiba tersenyum licik.

" emm boleh kupanggil frey "

" tentu " jawab freya ramah.

" ngomong-ngomong frey, apa kamu ingin tahu bagaimana aku menyelamatkan raka "

" eh, ya "

" untuk menyembuhkan luka luar cukup dengan menyalurkan energi exiris melalui sentuhan telapak tanganku di bagian tubuh yang terluka, namun untuk luka organ dalam dibutuhkan ritual agar energi exiris bisa masuk kedalam tubuh, sampai disini kamu faham frey "

freya mengangguk.

" nah frey, kamu tahu bagaimana ritual itu dilakukan "

freya menggeleng.

" caranya dengan menempelkan bibirku dengan bibir orang yang terluka "

" eh, itu artinya "

" ya, artinya dengan sebuah ciuman "

freya mematung sesaat.

" raakaa " panggil freya seram.

" hii " raka bergidik.

" aaaaaakh " jerit raka. freya tanpa ampun menghajarnya.

" huh rasakan " gumam laluna.

****

kerajaan terapung kidul.

disinggasananya yang terlihat sangat mewah dengan hiasan bermacam batu mulia, dia yang dikenal sebagai penguasa lautan dari bangsa jin tampak duduk dengan anggun dan penuh kewibawaan. dia memiliki paras yang teramat cantik, dia berpenampilan sangat anggun dengan balutan jarik bercorak keemasan dipadu selendang-selendang hijau yang terlilit mengambang di kedua lengannya. di kepalanya terpasang mahkota emas yang menutupi hingga seperempat keningnya.

" yang mulia ratu Roro, izinkan saya menyampaikan sesuatu " ucap jin berwujud manusia berkepala gajah bertangan enam yang sedang menghadap.

" silahkan gajah mada " ucap ratu roro lembut.

" barisan yang dipimpin oleh perwujudan gendoruwo telah dikalahkan " lapor gajah mada dengan suara yang begitu serak.

" apakah itu artinya mereka telah bergerak "

" sepertinya belum yang mulia ratu "

" apa maksudmu "

" karena yang mengalahkan perwujudan gendoruwo hanya seorang manusia "

" manusia, seorang diri? bagaimana bisa? "

" kami sedang menyelidikinya, mohon kearifan yang mulia ratu untuk sudi menunggu hasil penyelidikannya "

" baiklah, lalu bagaimana dengan pergerakan para pemberontak? "

" kami masih kesulitan menembus penghalangnya, karena itu sejauh ini kami belum mendapatkan informasi apa-apa "

" begitu, saya bisa memaklumi, bagaimanapun pemimpin mereka merupakan mantan Ratu terdahulu, tetaplah berusaha mencari celah "

" akan selalu kami usahakan yang mulia ratu "

" dan kalau memungkinkan secepatnya cari tahu juga mengenai manusia yang berhasil mengalahkan perwujudan gendoruwo, karena sejujurnya itu sedikit mengganguku "

" itu akan kami jadikan prioritas utama "

*****

Di ruang barack army.

" kapten morgan, apa tidak sebaiknya kita mencari anak-anak yang kabur kepermukaan itu " ucap cruz.

" sejujurnya itu menjadi keinginanku sejak tadi, tapi mustahil, mereka yang telah mengincar kita sejak kejadian itu, bisa dipastikan dipermukaan bumi akan banyak perwujudan jin yang berjaga, sedangkan yang utama bagi kita saat ini adalah mensukseskan uji coba "

" tapi di antara anak-anak yang kabur itu.. "

" aku mengerti itu... tapi aku juga tidak bisa melawan atasan " ucap kapten morgan bernada menahan amarah.

" maaf " sesal cruz menunduk.

avataravatar