1 Doamu Menyertaiku

AKU adalah seorang anak yabg hidup di keluarga sederhana, kehidupanku selalu tercukupi. Apa yang aku jalani selama hidup ini adalah suatu berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hidup tidak selalu menemui jalan yang lurus, jalan yang berlikupun pernah kualami. Itu semua adalah perjalanan dalam hidup untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Pada suatu ketika, sejak aku duduk di bangku SMP, salah satu SMP favorit di Kota Bogor. Aku selalu merasakan kegembiraan di masa seragam putih biruku itu. Dan pada saat aku menduduki tingkat tiga di masa putih biruku itu, aku merasakan kegundahan, bingung untuk melanjutkan sekolahku ke sekolah mana. Pada waktu itu aku ingin masuk ke salah satu SMA di Kota Bogor, namun apa daya, keinginanku sirna atas keputusan ibuku. Ibu menginginkanku masuk SMK, karena pada waktu itu dan pemikiran ibuku SMK dapat langsung kerja jika aku tidak dapat meneruskan pendidikanku ke perguruan tinggi nantinya.

Aku pun bingung, jika akub tidak menuruti nasihat orang tuaku, aku akan menjadi anak yang durhaka. Apa boleb buat akupun menuruti permintaan kedua orang tuaku untuk meneruskan sekolah ke SMK dengan rasa terpaksa. Aku di sarankan masuk SMK Negeri 1 Kota Bogor. Dengan hasil NEM SMPku hang cukup tinggi, namun ada tes yang harus di lakukan di sekolah itu, NEM setinggi apapun tidak di jamin masuk. Dan pada akhirnya akupun mengikuti tes tersebut.

***

Waktu untuk tes masuk SMK pun telah tiba, dengan niat yang kuat aku mengerjakan soal dengan doa dan kerja kerasku. Setiap soal yang aku kerjakan selalu terpikir, jika yang aku kerjakan adalah soal tes masuk SMA yang aku inginkan maka aku akan lebih bahagia. Tapi apapun yang aku jalanin untuk bisa membahagiakan kedua orang tuaku.

Namun apa daya, pada saat pengumuman murid baru, jantungku yang berdenyut dengan kencang seketika berhenti dan mataku seketika meneteskan air mata. Apa boleh buat, usaha dan kerja kerasku untuk masuk sekolah yang orang tuaku inginkan tidak dapat kuraih. Dengan berbesar hati aku terima hasil yang ada. Akupun segera menuju ayahku yang sudah menungguku di halaman sekolah sambil meninggalkan teman - temanku yang sedang gembira karena telah lulus tes.

Langkah demi langkaj aku berjalan menuju ayahku yang telah menunggu dengan perasaan cemas. tak lama akupun telah sampai di hadapannya.

"Gimana de hasil tesnya ?? kenapa kamu sedih, coba sini lihat hasilnya ? ", ayah menanyakan itu kepadaku dengan rasa berharap anaknya mendapatkan hasil yang terbaik.

"Ga apa - apa kok pah, ini hasilnya kurang memuaskan aja" Aku menjawab.

Dengan raut wajah yang menunduk atas hyasil yang telah diterima, ayahku membuatku tegar dan bersabar dalam menerimanya. Jujur yang aku kecewakan, hanya dengan kurang nilai 0,01 aku tidak masuk sekolah yang di harapkan orang tuaku itu. Akupun berusaha tegar dan menerima apapun yang terjadi, dan berdoa mungkin ini bukan jalan yang terbaik untukku dan Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan jalan lain untukku.

***

Sesampainya dirumah, aku dan ayahku segera memberitahukan ibu. Ibu menangis melihat hasil itu, ibu kecewa padaku. Namun ibu tidak menyalahkanku, bagaimanapun aku telah berusaha untuk menuruti orang tuanya. Akupun pasrah atas itu, entah aku mau sekolah dimana. Tidak ada sekolah yang aku inginkan selain itu jika ingin masuk SMK.

Selang beberapa hari setelah hasil tes itu, orang tuaku menyuruhku untuk masuk sekolah SMS swasta di Kota Bogor. Akupun hanya menerimanya dengan lapang dada, apa boleh buat tidak ada yang dapat aku lakukan lagi. Seminggu aku sekolah di SMA swasta itu, aku merasa tidak nyaman, mungkin aku berada disitu dengan rasa terpaksa.

Setiap aku pulang sekolah aku selalu cemberut. Sikapku itu selalu diperhatikan oleh ibuku. Ibuku pun merasa mungkin sedih, namun ia tidak menunjukan kesedihannya di hadapanku. Tanpa sepengetahuanku, ia menangis melihat aku seperti itu, ia ingin anaknya bisa bahagia. Disetiap shalat, ibuku selalu berdoa dan memhohon petunjuk untukku. Siang malam ia selalu berdoa, disetiap malam ia selalu tak tidur untuk berdoa, hanya untukku. Aku selalu berfikir, apa itu namanya ketulusan dari seorang ibu, orang tua kita. Ibuku memberitahuku agar tidak putus asa dan terus berusaha untuk meneruskan sekolahnya. Dengan semangat yang ibuku berikan kepadaku, aku berusaha bangkin dan berusaha kembali untuk meneruskan sekolahku dan membuktikan bahwa aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku.

Suatu ketika ayahku menyuruhku pindah sekolah, ayah tahu kalau aku tidak betah berada disekolah itu. Ayahku kemudian memindahkanku ke sekolah SMK negeri dekat rumah, tepatnya SMK Negeri 2 Kota Bogor. Ayah dulunya sebagai salah satu komite disitu, jadi tidak sulit untuk memindahkanku ke sekolah itu. Akupun setuju saja dengan keputusan kedua orang tuaku. Dan akhirnya aku menjadi murid di sekolah tersebut dengan jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

Aku menjadi anak yang rajin disekolah, prestasi akademikku baik, bahkan meningkat dibandingkan pada saat aku masih duduk di bangku SMP. Dengan perkembanganku di masa putih abu-abu, orang tuaku merasa bangga kepadaku. Aku yang dulu muring jika berangkat sekolah, sekarang menjadi anak yang ceria.

***

Tiga tahun di putih abu-abu

Setelah aku menyelesaikan masa SMKku, aku harus melanjutkan ke perguruan tinggi. Orang tuaku menginginkanku masuk Universitas Negeri di Bogor, yaitu Institut Pertanian Bogor. Dan dengan kerja kerasku semasa SMK, cita-citaku dan orang tuaku terkabul. Aku diterima di Diploma IPB Program Keahlian Manajemen Informatika. aku bangga akan diriku, akhirnya aku membuat kedua orang tuaku bahagia.

Setelah aku berfikir, dengan apa yang aku jalani selama hidup ini ternyata tidak dengan mudah menjalaninya. Tapi dengan kerja kerasku, doaku, untuk selalu berusaha mencapai cita-citaku. Renungan dalam hatiku merasa, cita-citaku terwujud atas doa yang orang tuaku panjatkan. Memang doa kedua orang tua adalah jalan menuju kebaikan kita. Pengalaman itulah yang aku selalu tanamkan dalam diri hingga saat ini.

Tanpa pamrih kau menjagaku, atas ketulusan dan kasih sayangmulah, aku berjalan dalam kemudahan. Berkatmu aku berada disini. Bahwa ridho kedua orang tualah kebahagian anak di dunia ini.

Pengorbanan kedua orang tuaku tak akan aku sia-siakan, aku akan berusaha setelah aku menyelesaikan kuliah ini, dan mandapatkan pekerjaan yang baik dan sesuai dengan keinginanku untuk mewujudkan kedua cita-cita kedua orang tuaku untuk melaksanakan ibadah haji. Aku akan berusha untuk mengabulkan dan membahagiakan kedua orang tuaku dengan rpenuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang. Dan aku percaya, kehidupan seorang anak, merupakan doa yang ibu dan ayah panjatkan. Didalam dirimu doamu selalu menyertaiku. Enhkau begitu berarti dalam hidup ini. Ibu dan Ayahku.

~ S E L E S A I ~

avataravatar