webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Urban
Not enough ratings
64 Chs

saling mencintai

devian terdiam di samping naysila yang sedang tertidur usai di bius oleh suster karena dia tidak mau berhenti menangis, hari devin semakin sakit tak kala melihat kondisi naysila. tak lama seseorang masuk. seorang suster datang dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, segelas air dan beberapa obat obatan.

"maaf mengganggu sekarang waktunya pasien meminum obat jadi tolong saat pasien sudah bangun tolong berikan ini" ucap suster itu sambil menaruh nampanya di atas meja di samping ranjang. devian tidak menanggapi dia hanya merilirik sekilas lalu beralih lagi memandangi naysila, tanganya terus menggenggam tangan naysila seakan dia takut naysila akan pergi.

...

di rumah suasana masih tegang kakek viona langsung menghampiri putra yang sedang terdiam pandanganya kosong,

"semuanya pasti akan segera membaik, sepertinya kau butuh waktu untuk sendiri. kalau begitu kami pamit pulang, jangan terlalu banyak pikiran, semuanya akan baik baik saja"hibur kakek viona sambil menepuk nepuk pundak putra setelah itu dia langsung memberi kode pada orang tua viona dan pada viona juga supaya mereka segera bangun dan pulang

"kakek vio pulang dulu yah, kakek baik baik yah" pamit viona putra hanya mengangguk, semua keluarga viona langsyng meninggalkan rumah keluarga putra jadi tinggalan putra dan dava yang tersisa di ruangan itu. hening itu yang terjadi di ruangan besar itu. baik putra maupun dava tak bersuara sedikit pun.

"apa aku salah"putra angkat berbicara dava yang mendengar itu langsung mendongak melihat pada tuanya. "apa aku salah jika aku menginginkan kesejahteraan untuk keluarga ku, aku hanya tidak ingin keluarga ku mengalami nasib yang sana sepertiku, aku tidak ingin keturunanku mengalami nasib sengsara sepertiku dulu" kini putra mulai terisak tangisannya langsung pecah seketika, beban yang ada di hatinya seakan memberontak. dia tidak bisa membendungnya lagi. dia tidak percaya kalau cucunya yang selama ini selalu menatuhi dan menghormatinya akan meninggalkan dirinya seperti ini "aku tau caraku memang salah tapi aku hanya ingin yang terbaik untuk cucu ku, aku tidak sepenuhnya membenci wanita itu, tapi setiap kali devian bersamanya pasti hal buruk akan terjadi, bukan sekalu devian mempertaruhkan nyawanya untuk dia deviansering hampir kehilangan nyawanya saat dia bersama paremouan itu, aku hanya tidak ingin devian celaka apa aku salah, apa aku terlalu egois"

"tuan tenanglah semyanya akan baik baik saja"bujuk dava yang melihat tuanya menangis seperti itu dia sangat prihatin karena dia tau semuanya tentang putra dia bahkan tau masalalu kelam tuanya itu, yang bahkan devian pun tidak tau, dia tau seberapa syangnya dia pada cucunya itu, tapi memang mungkin caranya itu salah

"dava katakan padaku apa aku salah, apa benar aku penyebab semua kekacauan ini?"

"tuan..."dava sangat bingung harus menjawab apa, pasalnya baik devian atau putra mereka sama sama benar menurut sudut pandannya masing, devian ingin melindungi istrinya orang yang sangat dia cintai tapi putra juga tidak sepenuhnya salah dia begitu karena dia terlalu sangat menyangi cucunya dia tidak ingin cucu nya mengalami hal buruk dia ingin melindungi cucunya tapi mungkin dari sudut pandang devian dia melihat putra seperti itu dengan sudut pandang yang berbeda hingga dia salah mengartikannya.

melihat dava yang malah terdiam putra langsung bangun seketika

"jadi kau juga beranggalan aku yang salah "

"tuan bukan begitu.." dava langsung menanggapi tapi putra tidak mau mendengar dia terlalu tua dan lelah menghadapi semua itu, perlahan dia berjalan menuju kamarnya dan dava hanya bisa melihat tak berdaya.

Di rumah sakit naysila sudah bangun devian teruscmembujuk naysila untuk makan tapi naysila terus bersikeras tidak mau makan

"nay plis makan lah sedikit oke"bujuk devian hampir putus asa

"aku tidak mau makan kak" tolak naysila tegas

"nay kamu harus minum obat jadi makan sedikit saja" bujuk devian lagi, tanganya langsung menyodorkan sendok ke mulut naysila tapi naysila langsung menepisnya

prang.... suara mangkuk yang jatuh ke lantai mangkuk itu langsung pecah berkeping keping dan bubur berceceran di lantai devian menihat bubur yang tumpah itu, cukup sudah. kesabaranya sudah habis dia langsung bangun seketika

"oke jika kamu tidak mau makan aku tidak akan memaksa dab tidak akan peduli, terserah kamu saja, "kata devian setengah nembentak setelah itu devian langsung keluar dari ruangan itu

Brak..

pintu di tutup dengan keras naysila bahkan sampai tersentak kaget, air matanya kembali mengalir, kenapa kenap Devian seperti itu jika dia tidak mau menjaganya ya sudah tapi dia tidak perlu bersikap kasar padanya, hati naysila sakit seketika, dia menangis tersedu sedu tanganya menutupi matanya. cukup dia bersedih karena telah kehilangan calon bayinya kenapa devian juga harus menambah kesedihanya. dengan bersikap seperti itu.

pintu kembali terbuka rian masuk tapi naysila tidak mepedulikanya, rian berjalan mendekati naysila yang sedang menangis. rian berdiri di samoing naysila

"aku tau seberapa terlukanya kamu saat mengatahui kamu telah kehilangan anak mu nay, tapi nay dunia belum berakhir kamu masih memliki devian, dan sahabat sahabatmu. kamu tidak bisa terus seperti ini, nay setidaknya lakukan untuk orang orang yang sangat menyangi mu terutama devian lakukan ini untuk devian orang yang bahkan bisa melawan dunia untuk mu nay, aku tau devian tadi seharusnya tidak berbuat seperti itu tapi nay devian juga hancur sama sepertimu saat ini dia sangat rapuh nay dia rapuh karena kamu yang terus seperti ini dan... " rian berhenti bicara sesaat " nay saat mengetahui kamu kecelakan devian, kau tau kan jika hal buruk terjadi padamu devian akan seperti apa, nay dia sangat marah saat mengatahui siapa orang yang telah menyebabkan kecelakaan mu itu, kamu tau nay begitu kamu sadar dan melihat kondisimu dia langsung murka dia langsung mendatangi kakek, apa kamu tau apa yang terjadi nay ?" naysila mendongak melihat rian " nay devian dan kakek bertengkar hebat, bahkan kata pak aji mereka sampai memutuskan hubungannya devian sampai keluar dari rumah " mendengar itu tangis naysila langsung terhenti dan berganti menjadi ekspresi terkejut dia terlalu kaget mendengar apa yang di katakan rian

"apa yang terjadi?"tanya naysila lirih

"semuanya kacawa nay, devian sangat sedih mengingat kondisimu tapi dia bertambah sedih karena kakek yang menyebabkan kamu celaka. devian bahkan sampai melawan kakek nay, itu demi kamu nay. jadi aku mohon kamu wanita yang sangat kuat nay jadi setidaknya demi devian jadilah wanita kuat, berhentilah larut dalam kesedihan ini kamu harus kuat demi devia "

naysila terdiam mendengar perkataan rian membuatnya sadar kalau yang di katakan rian benar, saat ini dia tidak boleh larut dalam kesedihanya, dia juga harus memrkan perasaan devian

"nay aku sudah mengenal mu dan devian begitu lama. aku tau kalian terikat satu sama lain kalian sudah di takdirkan untuk bersama, devian sangat mencintaimu nay, sampai dia akan terlihat bodoh saat dia bersamamu, dia akan kehilangan akal jika sesuatu yang buruk sampai terjadi padamu, sama seperti insiden penculikanmu waktu otu dia bahkan tidak segan segan mengorbankan nyawanya untuk mu nay"

Devian termenung di lobi rumah sakit dia tampak terduduk sambil memegangi kepalanya, alex perlahan berjalan mendekatinya kemudian duduk di sampingnya.

"apa naysila baik baik saja?"tanya devian saat mengetahui sahabatnya sudah ada d sampingnya

"bagaimana dia akan baik baik saja tanpa dirimu di sampingnya"jawab alex

"aku terlalu lelah aku takut emosiku akan meledak jika aku tetap ada di sana aku tidak ingin menyakiti naysila"jelas devian sambil tertunduk sedih, alex berjalan mendekati devian di tepuknya bahu devian memberinya semangat

"devian yang gue kenal bukan devian yang seperti ini, temani naysila dia sangat membutuhkan lo, " setelah mengucapkan itu alex berlalu begitu saja dan devian dia termenung sejenak lalu pergi.

Raisa duduk di samping naysila dia menyuapi naysila bubur, akhirnya atas bujukan rian naysila mau makan, kata kata rian telah menyadarkan naysila, dia tidak bisa terus larut dalam kesedihan, banyak orang yang menyayanginya. dia tidak bisa membuat mereka juga sedih

Devian langsung masuk begitu saja saat naysila baru saja menghabiskan buburnya, saat devian datang naysila sangat senang, begitu raisa melihat kedatangan devian dia langsung buru buru bangun

"sebaiknya aku keluar, oh ya kak devian jangan lupa memberi obat pada naysila, aku permisi dulu, " pamit raisa

setelah raisa pergi devian berjalan mendekati naysila dan duduk di sampingnya, lama dia memandangi naysila, sampai naysila merasa risih

"maaf" ucap lirih naysila, devian yang mendengar itu mengerutkan dahi

"untuk apa ?"tanyanya

"aku seharusnya tadi tidak bersikap seperti anak anak, harusnya aku tidak egois seperti itu"sesal naysila, devian tersenyum mendengar itu tangannya terulur membelai rambut naysila

"sudahlah, aku tadi juga seharusnya tidak marah seperti itu, maaf kan aku juga ya! aku hanya sangat mengkhawatirkanmu saja" balas devian sambil devin mengecup dahi naysila

naysila seketika langsung memeluk devian, dia sangat senang devian ada di sisinya, dia benar benar tidak bisa hidup tanpa devian faktanya mereka memang saling membutuhkan cinta mereka begitu besar, mereka begitu saling menyayangi dan saling melengkapi satu sama lain

"aku sangat mencintai kak vian" ungkap naysila di dalam pelukan, devian hanya tersenyum mendengar itu sambil mempererat pelukan nya, dia begitu mencintai wanitanya ini entah kenapa dia seakan mati jika dia tidak bersama naysila, dia merasa dia sanggup kehilangan apapun demi naysila,

"ah.."rintih naysila yang seakan membuyarkan suasana romantis itu, devian seketika melepas pelukannya dia begitu cemas dan khawatir.

"astaga maaf aku benar benar lupa luka lukamu pasti masih sakit. di mana yang sakit tunjukan padaku, biar aku panggil dokter ya" devian begitu sangat khawatir sampai sampai dia seperti orang bingung, melihat itu naysila malah ingin tertawa, tangan naysila terulur meraih tangan devian untuk menghentikan devian

"kak cukup aku baik baik saja"

"tidak aku akan panggil dokter kamu tunggu sebebtar, belum sempat naysila mencegah devian sudah pergi begitu saja naysila hanya bisa menghembuskan nafas, pasrah.