10 Uji Coba Bakat

Author. :Pewe

Aditor. :Pewe

Saat ini Arthur telah berumur 5 tahun lebih beberapa bulan.

Dalam 4 tahun ini, cukup banyak hal yang terjadi pada Arthur. Dia juga mulai mengenal kakak kandungnya, Adolf Dirusfus.

Menurut apa yang dikatakan ibunya, kakaknya merupakan anak berbakat. Adolf memiliki bakat kultivasi Kelas A dengan Elemen Petir yang sangat langka.

Jadi apa maksudnya bakat kultivasi tingkat A?

Bakat kultivasi adalah tingkat kompatibilitas tubuh seseorang terhadap Energi Alam yang diserapnya.

Bakat kultivasi dibagi menjadi 5 kelas, yaitu A, B,C,D dan E.

Kelas A memiliki kompatibilitas 90% - 95%.

Kelas B memiliki kompatibilitas 80% - 89%.

Kelas C memiliki kompatibilitas 70% - 79%.

Kelas D memiliki kompatibilitas 60% - 69%.

Kelas E memiliki kompatibilitas 50% - 59%.

Orang biasa akan merasa sangat beruntung ketika mereka memiliki bakat Kelas C.

Jika seseorang memiliki tingkat kompatibilitas sebesar 50% maka dari 100 Energi Alam yang diserapnya, dia hanya mampu menerima 50, sedangkan 50 lainnya tersebar lagi di alam.

Selain itu, ketika orang tersebut mengeluarkan sebuah teknik, 50% dari energi yang digunakan juga akan sia-sia.

Masalah sebenarnya bukan terletak pada penyerapan dan pengeluarannya tapi pada kapasitasnya, orang yang memiliki bakat kultivasi 100% memiliki kapasitas Energi Alam sebesar 2 kali lipat dari orang yang memiliki bakat kultivasi 90%, begitu juga seterusnya.

Kemudian ada Kompatibilitas Elemen, ketika ada orang dengan Kompatibilitas Elemen Api sebesar 50% mengeluarkan Teknik Api maka kekuatan dari Teknik Api tersebut akan meningkat sebesar 50% juga. Yang mengejutkan, tidak ada batasan untuk Kompatibilitas Elemen.

Hingga saat ini, Penduduk Bumi masih belum mengetahui berapa banyak Elemen yang ada di alam. Beberapa Elemen umum seperti Api, Air, Angin dan Tanah, sedangkan yang lebih langka seperti Logam, Kayu dan Petir.

Arthur saat ini sedang bersiap di kamarnya ketika ketukan tiba-tiba terdengar dari balik pintu,

"Tuan Muda, ini waktunya berangkat, Tuan dan Nyonya sedang menunggu Anda di bawah,"

"Tunggu sebentar!" Arthur mempercepat gerakannya.

Selang beberapa waktu kemudian, dia melihat pantulannya di cermin. Disana terlihat serigala setinggi lebih dari 4 kaki memakai pakaian karate tanpa lengan, pakaian itu berwarna putih dengan garis-garis biru.

Melihat senyumannya di cermin, Arthur memuji dirinya sendiri,

"Yah, cukup mengerikan,"

Dengan cepat Arthur turun ke bawah, dia kemudian melihat keluarganya sedang menunggu disana.

Di samping anggota keluarganya ada keluarga Silvia dan banyak anggota keluarga Dirusfus. Bagaimanapun, keluarga Dirusfus adalah keluarga terbesar dan terkuat di kota ini.

Saat ini adalah waktu bagi anak-anak seumuran Arthur melakukan Uji Coba Bakat. Seperti namanya, uji coba itu digunakan untuk menentukan bakat seseorang.

"Kak Arthur, ayo cepat," Silvia berteriak dari jauh.

"Iya iya,"

Saat ini Silvia telah tumbuh menjadi rubah putih yang imut, dia memakai gaun berwarna merah yang serasi dengan matanya.

"Hm! Kau benar-benar lambat," dengus serigala berpostur tinggi dan kurus, Adolf.

Arthur yang melihat Adolf bersikap seperti itu tidak bisa menahan gelengannya.

Sejauh yang dia tahu Adolf sangat berbakat, saking berbakatnya, menyebabkan Bastian terlalu keras dalam melatih Adolf yang pada akhirnya membuatnya jadi ... stres.

Kadang-kadang dia akan melampiaskan rasa frustasinya pada Arthur, walaupun tidak terlalu serius tapi itu membuat Arthur menjadi jengkel.

Arthur melihat sekeliling tapi tidak dapat menemukan sosok Bastian. Dia bertanya pada ibunya yang saat ini sedang hamil,

"Jadi, dimana ayah?"

"Ayahmu adalah Wali Kota, wajar kalau dia kesana terlebih dahulu," Bella menjawab dengan santai.

Kemudian seorang serigala ramping berbicara,

"Karena Tuan Muda Kedua sudah sampai, mari kita segera berangkat,"

Arthur tahu dia, Floyd, pamannya sekaligus ayah Silvia, dia saat ini berdiri di samping Claire.

Atas komando Floyd, piring besar berwarna putih datang dari samping. Di atasnya terdapat kursi untuk penumpang.

Arthur memilih tempat duduk paling kiri agar dia bisa menikmati pemandangan kota, di sampingnya duduk Silvia dan di depannya ada Adolf.

Mereka kemudian terbang dengan kecepatan sedang melewati Kota Deity. Kota Deity adalah kota yang didominasi oleh warna putih.

Arthur dengan senang menikmati pemandangan kota yang futuristik.

"Baru pertama kali melihat kota dari atas?" Adolf seperti biasa mengejeknya.

Arthur tidak peduli pada ejekannya.

"Cih,"

"Kalian bersaudara benar-benar tidak akur," Silvia mencibir.

"Salahkan dia selalu menggangguku," Arthur mendengus.

"Apa!? Kau mau berkelahi!?" Adolf tidak terima.

"Apa? Kau mau menghajarku? Aku bahkan belum berkultivasi, apa yang akan dipikirkan orang ketika mendengar Tuan Muda Adolf yang berbakat menghajar orang biasa? Aku yakin ayah pasti bangga mendengarnya." Arthur tersenyum licik. Dia tahu kelemahan Adolf, yaitu ayah mereka.

"Kau!!" Adolf mencengkeram kursi penumpang hingga bengkok.

"Kau apa?" Senyum Arthur semakin lebar.

Silvia yang mulai jengkel segera berteriak,

"Bisakah kalian berhenti!?"

"Kalian mengganggu penumpang lainnya,"

Melihat Silvia mulai marah membuat mereka berdua sadar diri.

"Cih,"

Adolf menggertakkan giginya dan mengalihkan pandangannya ke depan.

Sedangkan Arthur tersenyum minta maaf,

"Maaf, maaf, aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi,"

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah panggung putih besar, di atas panggung terdapat mesin aneh berwarna hitam. Sepertinya mesin itu digunakan untuk menguji bakat mereka.

Ketika mereka turun, mereka disambut oleh beberapa makhluk dengan pakaian putih, ada 2 sapi dan 1 gajah, mereka sepertinya penjaga,

"Selamat datang, Keluarga Dirusfus, aku akan mengantarkan kalian menemui Sir Bastian,"

Kemudian mereka mengikuti ketiga makhluk itu, dalam perjalanan Arthur melihat banyak jenis hewan humanoid yang akan melakukan uji coba.

Mulai dari singa, macan, kambing, babi, serigala, kerbau, kelinci, anjing dan banyak lainnya.

Lalu Arthur merasa ada yang janggal, mereka semua sepertinya makhluk berdarah panas.

Ketika Arthur melihat sekeliling dia semakin yakin akan tebakannya, tidak ada ular, kadal, katak dan serangga.

Sepertinya hanya makhluk berdarah panas yang hadir disini, Arthur tidak tahu kenapa, mungkin hanya makhluk berdarah panas yang berevolusi?

Kemudian mereka melihat Bastian yang sedang berbicara dengan beberapa orang.

Masing-masing orang memakai pakaian yang berbeda-beda dan lambang yang berbeda pula. Setiap dari mereka mewakili Sekolah Dasar Kultivator di benua ini.

Seekor kambing dengan pakaian kuning yang merupakan perwakilan dari Sekolah Dasar Flaming Bird berbicara,

"Jadi Sir Bastian, di mana anak anda yang akan mengikuti ujian kali ini?"

Bastian mengangguk,

"Arthur, datang kesini,"

Arthur yang dipanggil segera datang mendekat,

"Ada apa, ayah?"

Bastian dengan tenang berkata,

"Segera sapa Paman Meng dari Sekolah Flaming Bird,"

"Salam Paman Meng," kata Arthur seraya menyatukan kedua tangannya.

Bastian kemudian melanjutkan menghadap angsa dengan pakaian merah muda,

"Ini Bibi Rena dari Sekolah Flying Crane,"

Arthur yang segera menyapanya juga,

"Salam Bibi Rena,"

"Ini Bibi Umi dari Sekolah Sea White,"

"Salam Bibi Umi,"

"Ini Paman Dalton dari Sekolah Chicken Roam,"

"Salam Paman Dalton,"

"Dan ini adalah Paman Kanata dari Sekolah Ground Whisper,"

Arthur berkeringat.

Setiap satu dari mereka mengeluarkan aura yang tidak kalah dari ayahnya, insting Arthur terus membunyikan alarm bahaya yang menyebabkan dia kelelahan hanya karena menyapa mereka.

Beberapa waktu kemudian Uji Coba Bakat akhirnya resmi dimulai. Bastian dan setiap perwakilan duduk di tempat khusus yang telah disediakan, dari sana mereka bisa melihat semua hasil dari Uji Coba Bakat.

Dikarenakan Arthur adalah putra Wali Kota, dia diperbolehkan melakukan uji coba terlebih dahulu.

Lalu Arthur dengan tenang berjalan di atas panggung menuju salah satu mesin yang tersedia, mesin itu berbentuk tabung yang besar.

Salah satu penguji dengan sopan bicara padanya,

"Tuan Muda, setelah masuk Anda tidak diperlukan melakukan apapun, mesin itu akan menembakkan Energi Alam yang telah disederhanakan ke tubuh Anda,"

"Baiklah,"

Setelah Arthur masuk, pintu mesin tertutup dengan sendirinya.

Tiba tiba kesegaran aneh melonjak di tubuhnya, dia dengan senang menikmatinya.

Sementara itu di luar, sebuah layar besar yang melayang di langit menunjukan kata-kata sederhana.

Arthur Dirusfus, kompatibilitas bakat 80%, kompatibilitas elemen 0%.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author : Yok lanjut..

avataravatar
Next chapter