5 Ruang itu Mengikutiku

Author : PeWe

Editor. : PeWe

Hal terakhir yang diingat Arthur adalah dia menyedot puting susu ibunya yang dikelilingi oleh bulu berwarna putih, kemudian rasa kantuk yang tak tertahankan menjalari pikirannya dan membuatnya tertidur.

Ketika Arthur sadar, ia saat ini berada ditempat yang sama seperti sebelumnya, Kekosongan Ruang yang sama, kegelapan yang sama. Mengetahui hal tersebut, rasa sedih mulai tumbuh dihati Arthur karena kembali ke tempat aneh itu.

'Sepertinya aku benar benar tidak bisa keluar dari tempat ini, hhh..'

Tapi kemudian ia merasakan hal yang ganjal, kenapa telapak kakinya sepertinya sedang menapak pada sesuatu?

Ketahuilah bahwa saat Arthur berada di Kekosongan Ruang sebelumnya, roh Arthur pada saat itu melayang bebas seperti balon dan sekarang rohnya sepertinya sedang menapak pada lantai?.

'Ini berbeda!'

Tanpa sadar Arthur menggerakan tangan dan tubuhnya untuk mencoba meraih hal ia tapaki, ditengah jalan tiba tiba dia berhenti,

'Tunggu, ini tidak benar. Sebelumnya, bahkan ketika aku sudah terbiasa menggerakan rohku itu masih terbebani oleh beban beberapa ratus ton tetapi sekarang seperti aku bergerak di udara, tidak ada hambatan sama sekali!'

Arthur mulai menyentuh tanah dengan tangannya dan dia dengan halus mencoba merasakan hal yang dia sentuh,

'Ini halus, sehalus kaca, tidak, mungkin lebih halus dari itu,'

Kemudian dia dengan pelan mulai berbaring di lantai ruang itu, mencoba merasakan tekstur lantai dengan seluruh tubuh dan indra perasanya yang tersisa.

'Ini sebenarnya tidak panas atau dingin, sepertinya suhu lantai selalu konstan, aku ingin tau apa yang menyebabkan hal ini terjadi,'

Ini masih Kegelapan yang sama, Arthur belum bisa melihat apapun, tetapi dengan penambahan lantai hal ini menjadi sedikit berbeda dan terasa..

"Menarik..hehee.."

Kemudian rasa kantuk yang aneh datang kepadanya seperti banjir dan tanpa disadari Arthur, dia sudah termakan banjir tersebut..

____________________________________________

Hal pertama yang dilihat Arthur setelah ia membuka matanya adalah Seekor Serigala betina berwarna abu abu yang sedang mencoba... Mengganti popoknya?

'Ah, Ini memalukan,' Arthur mencoba menutupi kemaluannya dengan tangannya ketika dia sadar bahwa dia masih belum bisa mengendalikan pergerakan tangannya dengan benar.

'Sepertinya sarafku masih belum terhubung dengan sempurna, yah, bayi mana sih yang baru lahir langsung bisa berdiri.'

Karena perintah Tuannya, Nina saat ini menjadi pelayan pribadi Tuan Muda Kedua. Sejujurnya dia ingin menolak permintaan tersebut karena dia sendiri belum punya anak dan belum pernah berurusan dengan bayi Serigala, tetapi karena Bella berkata akan membantunya maka dengan terpaksa Nina harus menerima tugas ini.

Saat ini Nina sedang kesulitan mengganti popok Tuan Muda Kedua ketika dia melihat mata Arthur yang perlahan terbuka.

Melihat mata berwarna biru jernih dengan pupil vertikal itu membuat Nina terpesona sejenak akan keindahan yang dimiliki mata itu.

Ketika Nina tertegun, itu juga membuat Arthur iku terdiam juga. Sebenarnya ini cukup aneh bagi Arthur, hal pertama yang dilihatnya setelah kembali dari Kekosongan Ruang adalah Seekor Serigala Putih yang mencoba menyusuinya, dan sekarang Seekor Serigala juga sedang mengganti popoknya?

Sebelumnya Arthur tidak terlalu peduli karena dia masih banyak urusan dengan Tuan Kekosongan Ruang yang merepotkan, ketika akhirnya Arthur mulai sadar dia tahu bahwa segala hal disekitarnya berjalan tidak normal.

Untuk memastikan sesuatu, Arthur melihat moncong kecil didepan wajahnya.

'Fix, aku juga Serigala sekarang,'

'Tak bisakah setidaknya aku lahir sebagai manusia?'

Sebenarnya Arthur sendiri sangat menyukai dan mengagumi Serigala, tapi tak pernah setitikpun dia berpikir untuk membuang identitas manusianya dan beralih menjadi salah satu Serigala.

'Ini kacau,'

Lalu Arthur mangalihkan pandangannya lagi untuk melihat pelayan Serigala yang berdiri dengan 2 kakinya,

'Yah, Setidaknya aku berjalan dengan 2 kaki bukan 4 kaki,'

Nina yang melihat pekerjaannya telah selesai mulai menghela nafas dan berkata kepada Arthur,

"Tuan Muda bagaimana rasa popok baru anda? Ini adalah popok terbaik yang dimiliki Kota ini, katakan padaku jika Anda merasa tidak nyaman,"

Walaupun Nina tahu bahwa berbicara pada bayi itu tidak ada gunanya tapi di tetap melakukannya karena refleks.

Arthur hanya terus memandanginya tanpa melakukan apapun.

'Apa sih yang dikatakan Serigala ini? Aku tidak mengerti sama sekali.'

Di telinga Arthur, Nina terdengar seperti orang Rusia yang mencoba berbicara dengannya.

Sebenarnya itu normal terjadi karena Arthur adalah manusia yang berasal dari abad 21 sedangkan kaum Serigala berasal entah dari abad keberapa, perbedaan kaum dan generasi lah yang membuat perbedaan bahasa itu ada.

'Yah, perlahan aku juga akan mempelajari bahasa mereka,'

a

Suara keroncongan tiba tiba terdengar di dalam Kamar Arthur dan sumber dari suara itu adalah dari perut berbulu Arthur yang masih kecil.

'Aku lapar',

Mendengar suara itu membuat Nina terkikik pelan,

"Ayo aku akan membawamu pada Nyonya Bella,"

Dia ragu sejenak lalu dengan pelan menggendong Arthur ke pelukannya dan membawanya keluar ruangan menuju Bella yang sedang duduk di sofa sambil menonton layar Hologram.

"Oh Nina? Ada apa?"

Lalu Nina dengan pelan berbicara pada majikannya,

"Permisi Nyonya, sepertinya Tuan Muda sudah mulai lapar,"

Arthur yang saat ini berada di gendongan Nina tak henti hentinya melirik kesana kamari, dinding ruangan tersebut berwarna putih mengkilat, ada beberapa benda aneh yang Arthur tidak tahu sedang menempel di dinding.

Lalu dia melihat layar aneh yang melayang di udara menampilkan adegan Singa dan Tikus melakukan upacara pernikahan. Arthur tidak tertarik dengan Romansa Singa Tikus tersebut, tapi fokusnya menuju pada layar yang melayang itu.

'Bukankah itu..Hologram?'

Seingat Arthur, proyek Hologram di bumi masih berada dalam proses tahap pengembangan.

'Sepertinya Teknologi dunia ini lebih maju daripada yang aku kira,'

Perhatian Arthur kemudian tertarik pada sofa besar berwarna putih yang berada di dekatnya.

Lebih tepatnya pada sosok yang duduk di sofa tersebut, sosok Serigala Betina itu memiliki bulu putih bersih, mata berwarna merah, dada yang berlimpah dan sedang memakai pakaian mirip Kimono Jepang berwarna merah muda.

Serigala itu adalah serigala yang pertama kali dilihat Arthur setelah dia lahir di dunia ini, dia tidak mungkin melupakannya.

"Benarkah? Sini, biarkan aku menyusuinya," Bella berbicara dengan lembut sambil membuka bagian dada dari kimononya.

Nina kemudian dengan pelan menyerahkan Arthur ke dalam pelukan Bella.

Arthur yang tidak tau harus bagaimana mulai mencengkeram benda yang paling dekat dengannya, kancing pakaian pelayan milik Nina.

Entah karena cengkeramannya terlalu kuat atau kancing itu memang sudah longgar, kancing tersebut dengan mudah terlepas dari pakaian Nina dan sekarang berada di tangan Arthur.

Nina sendiri sepertinya terlalu fokus pada Arthur sehingga tidak mengetahui bahwa salah satu kancingnya telah terlepas.

Setelah Arthur berada di pelukannya, Bella mulai menyodokkan dadanya pada mulut Arthur,

Arthur sebenarnya tidak ingin melakukannya, tetapi mengingat rasa enak dari Asi milik ibunya, dia jadi tak kuasa menahan lapar dan haus lagi.

Arthur perlahan menikmati cairan segar yang memasuki mulutnya, lalu rasa kantuk yang familiar membuatnya tertidur dengan cepat.

Ketika dia sadar, dia kembali ke Kekosongan Ruang yang familiar. Roh Arthur masih berbaring di lantai yang sama seperti sebelumnya.

Berbaring dalam diam, Arthur mulai mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa waktu ini mulai dari Ulang tahunnya, penghianatan Dion, kematiannya, kematian Sylvie, Kekosongan Ruang hingga dia yang terlahir kembali menjadi Tuan Muda Serigala.

Mengingat itu, hanya ada satu hal yang ada di pikirannya,

'Ini melelahkan,'

'Ini menarik, tapi disaat yang sama juga melelahkan,'

'Hanya biarkan aku tidur sejenak,'

Ketika Arthur mulai istirahat, dia tiba tiba merasakan sebuah benda di tangannya yang membuatnya segera terbangun lagi.

Menggunakan tangannya dia mulai merasakan tekstur benda tersebut.

'Ini adalah kancing,'

Kemudian Arthur ingat bahwa dia sebelumnya mencengkeram kancing milik Serigala Pelayan sampai terlepas, sepertinya kancing itu ikut terbawa ke Kekosongan Ruang ini.

'Ahh ... aku akan memikirkannya lagi besok,'

Untuk pertama kalinya setelah datang ke dunia ini, Arthur benar benar tertidur.

.

.

.

.

.

.

.

Author : Aku juga ingin tidurr...

Lanjut..

avataravatar
Next chapter