2 Kekosongan Ruang

Author : PeWe

Editor : PeWe

Gelap

Dimana mana hanya ada kegelapan

Apakah ini kematian?

Yah, ini tidak seburuk yang kukira.

Tidak, sebenarnya ini terasa sangat bagus.

Apa yang kubayangkan setelah kematian adalah aku diseret kesana kemari oleh malaikat melewati tempat antah-berantah menuju surga atau neraka.

Memikirkannya saja sudah membuatku merasa ngeri.

Aku penasaran, apakah aku masih memiliki anggota tubuh karena aku merasa memilikinya tapi tampaknya dalam kondisi yang aneh, aku tidak bisa menggerakannya sama sekali.

Yang aku tahu, aku bisa menggerakan pandanganku kemanapun bahkan kebawah melewati tempat yang seharusnya tubuhku berada dan tentu saja hanya ada kegelapan disana.

Secara teoritis seharusnya tubuh jasmaniku tertinggal di dunia sehingga yang berada disini adalah tubuh non-jasmani atau rohku.

Hehee, ini menarik. Penelitian di bumi dengan tujuan membuktikan adanya jiwa/roh dalam tubuh manusia memiliki tingkat kegagalan 100% sehingga keberadaan jiwa pun mulai diragukan.

Dan disini aku dalam bentuk jiwa melayang di antah berantah.

Jika aku bisa membawa bukti ini ke bumi, aku pasti akan mendapatkan hadiah nobel.

Tentu saja jika aku masih hidup.

Ngomong ngomong apa sih tujuan orang yang telah membunuhku. Aku hampir yakin 100% bahwa Dion yang melakukannya.

Tapi apa alasan dan tujuannya? Aku yakin aku ini termasuk kategori orang yang baik baik dan seingatku aku tidak punya musuh dimanapun.

Hadeh, bahkan sampai melibatkan Sylvie. Memikirkan Sylvie membuatku merasa tidak enak. Hal ini juga membuatku bingung, seharusnya Sylvie tau bahwa meloncat dan memelukku tidak akan berefek apapun malahan akan membahayakan dirinya. Soalnya aku jatuh dari lantai 5 lho, dan itu bukan Restaurant biasa, itu adalah Restaurant yang dikhusukan untuk .. ehm .. orang kaya jadi setiap lantainya lebih tinggi dari lantai biasa.

Yah, aku hanya bisa berharap Sylvie tidak akan masuk neraka dan diarak keliling antah berantah.

Tunggu, apakah mungkin semua ini terjadi karena hubungan Sylvie dan Dion?

Seharusnya aku tau kan kalau Sylvie menyukai Dion, tapi darimana aku tau hal itu?

Aku ingat dulu waktu aku masih Mahasiswa Baru ada sebuah rumor yang beredar di Kampus bahwa Sylvie dan Dion saling menyukai.

Sylvie dan Dion juga tidak melakukan penolakan dalam pernyataan itu, tetapi juga tidak mengeluarkan pernyataan persetujuan dan bodohnya aku juga tidak mempertanyakan kebenaran hal tersebut pada mereka, yah karena aku memang tidak peduli hubungan mereka berdua sih.

Tetapi kalau semisal ternyata Sylvie tidak menyukai Dion malah .. ehm .. ,menyukaiku dan Dion mengetahui hal tersebut, maka perbuatan mereka berdua mungkin dapat dijelaskan secara logis.

Dion mencoba membunuhku karena cemburu. Kemungkinan permintaan Dion padaku adalah memintaku untuk meloncat pada balkon, dan aku yang tidak berpikir jernih dapat dengan mudah dimanipulasi. Kondisiku saat itu yang mabuk berat menyebabkan polisi tidak akan menyalahkannya pada Dion tetapi padaku, sehingga kasus tersebut akan menjadi kasus pemabuk yang bunuh diri.

Hehee, bodohnya Dion tidak memperhitungkan Variable Sylvie pada rencananya.

Rencana memang berhasil dan Dion juga memenangkan pertandingan.

Tapi sayang seribu sayang dia juga harus kehilangan Trofi kesayangannya karena ketika aku melompat Sylvie juga ikut melompat.

Yah ini menarik.

Terus apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tetap hanya bisa menggerakan pandanganku. Walaupun tak bisa melihat apa apa, aku tetap melakukannya karena bosan.

Aku tak tahu berapa lama waktu berlalu, sepertinya hanya sebentar tapi aku juga merasa sudah sangat lama, itu adalah perasaan yang aneh.

Ini seperti memasuki ruangan yang baru kau temui tetapi terasa seolah olah kau dibesarkan di ruangan tersebut tanpa pernah keluar sama sekali.

Ketika memindahkan pandanganku dari atas ke bawah aku segera membalikkan pandanganku ke atas lagi, kenapa?

Karena aku melihat titik putih kecil aneh.

Segera aku merasa ketakutan

Tentu saja itu normal, bayangkan berada di sebuah ruangan tertutup yang gelap, dan tiba tiba diujung lain ada lampu kecil menyala dengan sendirinya, orang normal akan merasa takutkan?

Ngomong ngomong aku sudah mati kan, mengapa aku perlu takut lagi, lagian hal apa yang lebih menakutkan dari kematian.

Aku mencoba melihat lagi ke arah titik putih kecil, memerhatikan dengan seksama itu benar benar terlihat aneh, walaupun itu putih, itu tidak memancarkan cahaya apapun.

Apakah aku bisa kesana? Itu lebih baik daripada di kegelapan selamanya.

Rasa ingin tahu memang dapat membunuh kucing, tapi aku sudah terbunuh, terbunuh satu kali lagi sepertinya tidak masalah?

Masalahnya adalah aku masih tidak bisa mengendalikan tubuh, ralat, maksudku rohku. Ngomong omong aku sudah tidak punya tubuh saat ini.

Sepertinya aku harus memaksanya, lalu dengan perlahan aku mencoba menggerakan tempat dimana tanganku seharusnya berada.

Uhh, apa apaan ini, ini seperti tanganku tenggelam dalam pasir dengan berat ratusan ton.

Ah, ini benar benar berat. Apa aku harus merelakan titik kecil itu? Tapi aku tidak mau terjebak di kegelapan ini selamanya.

Titik putih itu adalah harapanku dan aku merasa kalau aku meyerah disini, itu akan segera menghilang.

Sial!

Ayo bergeraklah, kau tanganku kan?

uhh..

Bergeraklah!! Gerak Bodoh!!

uwwwwooOOOOOHHHH!!!!! Gerak!!!

Nyutt,,

Itu bergerak..

Itu sebenarnya benar benar bisa bergerakk..

Walaupun hanya bergerak berapa MiliMeter tapi itu tidak apa apa, selama ada harapan agar aku tidak terjebak disini.

Kemudian aku mulai menggerakan masing masing bagian rohku

Mulai dari tangan ke kaki lalu ke badan, itu sulit pada awalnya, terutama bagian badan, bagian itu memerlukan lebih banyak usaha dibanding bagian lain.

Aku tak tahu berapa lama waktu berlalu karena seperti sebelumnya, waktu disini sedikit kacau bahkan aku saat ini merasa kalau aku baru mati kemarin.

Tapi aku tak peduli karena lambat laun aku mendekati titik itu, semakin mendekat semakin cepat pergerakanku.

Pada akhirnya, aku berada dihadapan hal tersebut. Itu masih sekecil dan seputih sebelumnya, tapi entah kenapa aku merasa seolah olah hal itu berada di jangkauanku.

Itu adalah pengalaman yang aneh.

Tak bisa menahannya lagi, aku mulai mengulurkan tanganku pada benda itu.

Ketika semakin dekat, hal aneh terjadi.

Rohku mulai tertarik masuk ke titik itu.

Lalu, Whuuussszzz..

Semuanya hilang, baik titik putih tersebut ataukah Roh Arthur yang melayang di Kekosongan Abadi.

——————————————————————————

Catatan Author :

Oh iya, dri sini udah ga ada lagi POV nya Arthur, next chap POV nya Author,,weheh..

avataravatar
Next chapter