4 Bencana

Author : PeWe

Editor. : PeWe

Bastian tidak bodoh, mengetahui kalau Leon datang berkunjung pasti ada suatu hal yang terjadi dan sepertinya itu adalah hal yang penting. Bastian tau Leon tidak mungkin datang jauh jauh dari Kotanya di Benua yang berbeda hanya untuk menjenguk Arthur.

Orang luar yang melihat mereka begitu dekat akan mengira mereka adalah teman senasib karena yang mereka tau Bastian adalah serigala ganas yang tidak mudah didekati. Jadi mereka tidak mau masuk dalam percakapan yang dilakukan Bastian. Siapa yang tau apa yang terjadi pada mereka selanjutnya setelah menyinggung Bastian.

Melihat Leon yang masih memegangi pundaknya, Bastian berbisik dengan suara pelan kepada Leon,

"Jadi, Apa yang terjadi?"

Leon yang mendengar hal itu, tetap tersenyum lebar seolah olah tidak menyadari maksud dari pertanyaan Bastian.

"Tidak, tidak ada yang terjadi. Aku hanya ingin mengunjungi teman lama, apa aku dilarang untuk datang kesini, Bro?"

Leon setia dengan senyuman lebarnya dan tetap memamerkan gigi taringnya yang berkilau.

Mendengar itu dari mulutnya sendiri, Bastian semakin mengerutkan alisnya. Sebelum Bastian berkata apa apa lagi, suara telepati terdengar di kepalanya.

'Maaf Bastian, tapi percakapan kita seharusnya tidak dilakukan di depan umum,'

Dengan tingkat kultivasi mereka berdua, melakukan resonansi telepati menggunakan Energi Alam adalah hal yang mudah seperti menjentikan jari.

Telepati sendiri sebenarnya juga bukan hal yang aman untuk membicarakan hal penting karena melakukan telepati seperti menyalakan pemancar radio dengan frekuensi tertentu.

Selama orang lain dapat menyambungkan dengan frekuensi yang sama maka orang tersebut juga akan mendengar hal yang ditelepatikan.

"Bro, ini pertama kali kita bertemu setelah sekian lama dan ini juga pertama kalinya aku mengunjungi Kota Deity, bagaimana jika mengajakku sedikit tour keliling kota? Lagi pula Kota Deity adalah Kota dengan kemajuan terpesat dibanding Kota lainnya."

Bastian meliriknya sebentar,

"Kemudian ikuti aku."

Setelah mereka berdua mengucapkan salam perpisahan pada tamu tamu yang datang, Bastian berjalan keluar di ikuti Leon dibelakangnya.

Mereka berjalan dengan tenang melewati lorong lorong Rumah Sakit, karena itu adalah rumah sakit terbaik di Kota maka tidaklah heran jika Rumah Sakit itu lebih luas dari Rumah Sakit lainnya.

Sebenarnya mereka bisa saja langsung terbang keluar dari jendela untuk menghemat waktu, tetapi karena penggunaan Energi Alam dilarang keras di Kota mau tak mau mereka harus mematuhi aturannya.

Setelah sampai di luar, mereka disambut benda hitam bulat yang anehnya melayang di depan mereka. Tanpa banyak bicara langsung Bastian memasuki benda tersebut diikuti Leon yang sudah gusar karena tidak ada hal untuk dibicarakan.

"Hei, Apa kau tidak penasaran dengan apa yang terjadi? Mungkin aku akan menjawabnya jika kau bertanya,"

"Apa gunanya bertanya? Pada akhirnya nanti kau akan memberitahuku tanpa perlu kutanyai,"

Leon terdiam mendengar jawabannya lalu ia mulai melihat pemandangan sekitar.

Walaupun kendaraan itu berwarna hitam tapi dari dalam penumpang masih bisa melihat dengan jelas segala sesuatu yang berada di luar.

"Ngomong ngomong Kotamu cukup bagus, aku hanya baru baru ini menjadi Wali Kota, Apa kau tak memiliki saran untukku?"

Bastian meliriknya sejenak lalu kembali melihat ke depan,

"Jadilah Wali Kota yang dapat dipercaya,"

'Dapat dipercaya?,'

Leon sepertinya mulai merenungkan saran yang diberikan Bastian dengan serius.

Tanpa Leon sadari mereka sudah sampai pada kediaman Bastian. Kediaman tersebut sangat besar, tamannya saja lebih besar daripada lapangan sepak bola di abad 21 belum lagi ada banyak bangunan bangunan lainnya. Kediaman tersebut didominasi warna hitam dan putih yang cemerlang.

"Ayo masuk,"

Leon kembali sadar setelah mendengar itu kemudian ia mulai mengikuti Serigala Besar di depannya.

Terlihat beberapa pelayan dan anggota keluarga Dirusfus menyambut kedatangan Tuan mereka.

" Tuan Dirus, Selamat datang,"

" Selamat datang, Tuan Dirus"

Kemudian mereka berdua masuk lebih dalam melewati lorong dan beberapa bangunan hingga akhirnya sampai pada kantor pribadi Bastian.

Setelah melalui beberapa otentikasi untuk memverifikasi identitas, mereka masuk ke dalam kantor.

"Sebenarnya, yang ingin kukatakan padamu adalah-,"

"Tunggu, ikuti aku," kemudian Bastian berjalan menuju pojok ruangan dimana ada bunga yang mekar disana. Kemudian ia melambaikan tangan pada bunga tersebut dan dengan serius berkata,

"Bella adalah gadis yang aku cintai,"

Sontak Leon yang mendengar itu hampir tak bisa menahan tawa yang keluar dari mulutnya. Mendengar Serigala besar yang memiliki wajah menakutkan mengucapkan kata kata seperti itu dengan suara menggelegar membuat perut Leon terasa dikocok oleh pengocok minuman keras.

"Kau tau, kau benar benar tak cocok mengucapkan hal seperti itu Bastian, itu benar benar terdengar mengerikan,"

"Jangan dengarkan kalau tidak suka," Bastian acuh seperti biasanya.

Kemudian tembok itu terbuka yang memperlihatkan ada ruangan di balik tembok, Bastian lalu masuk diikuti Leon.

Setelah mereka masuk, tembok tertutup lagi seolah tidak ada yang terjadi.

Sedangkan di dalam, Bastian menyentuh beberapa tombol lalu diikuti lantai mulai turun dengan cepat seolah itu adalah lift.

Tak lama kemudian lift mulai terbuka yang menampakkan ruangan seperti ruang kontrol yang disertai layar holografik.

Kemudian Bastian menggunakan Energi Alamnya untuk membuat penghalang berwarna hijau tua di sekitar mereka, setelah selesai ia melihat Leon dengan diam.

Leon tau Bastian saat ini sedang menunggu jawaban darinya jadi tanpa berlama lama Leon mulai mengungkapkan tujuan aslinya.

"Sebenarnya bukan aku yang mengungkapkannya tapi Dewan yang melakukannya, aku sendiri juga belum mengerti apa yang terjadi,"

Kemudian sebuah disc persegi yang terbuat dari kaca muncul di tangannya, lalu ia menyerahkannya pada Bastian yang dengan cepat menerimanya dan memasukkan disc itu ke layar holografik di depannya.

Tiba tiba sebuah video hologram 3d yang memperlihatkan seekor Kera Putih membawa tongkat muncul, walaupun tidak terlihat tua tapi Kera putih itu memiliki jenggot yang panjang dan dia juga tidak memakai baju atasan sehingga memperlihatkan dadanya yang berotot.

Melihat Kera Putih di tersebut, tanpa sadar Bastian dan Leon menunduk dan menangkupkan kedua cakar mereka seraya berkata dengan lantang,

""Salam untuk Tuan Besar Sun!""

Walaupun video hologram itu hanya sebuah rekaman itu tidak mengurangi rasa hormat mereka pada sosok Kera Putih di layar holografik tersebut.

Hal pertama yang dilakukan Tuan Besar Sun dalam video itu adalah menangkupkan kedua tangannya dengan ringan lalu dengan penuh wibawa Kera itu berbicara,

"Salam untuk Tuan dan Nyonya Kultivator, Saya pribadi, Sun Wu Zhong, hadir di video ini membuktikan bahwa informasi yang akan saya sampaikan ini adalah informasi rahasia tertinggi yang apabila informasi ini diketahui pihak publik maka dapat menimbulkan kerusuhan dan perpecahan di mana mana.

Seperti yang kita tahu, Leluhur kita dahulu telah mengembangkan Teknologi mereka sedemikian majunya hingga mereka dimakan oleh Kerakusan dan Keserakahan mereka akan Teknologi. Hal tersebut dimulai ketika Leluhur kita menemukan cara untuk melakukan Perjalanan Antar Galaxy, tetapi sayangnya hal tersebut membutuhkan Energi yang sangat luar biasa.

Dibutakan oleh Keserakahan, Leluhur kita menggunakan energi dari inti bumi untuk mendanai energi yang digunakan dalam membuka ruang untuk Perjalanan Antar Galaxy.

Hal tersebut memang berhasil, tetapi hal itu mempengaruhi Medan Magnet Bumi dan Perputaran Inti Bumi menjadi tidak seimbang yang mengakibatkan ketidakmampuan inti bumi melawan gravitasinya sendiri.

Jika kita biarkan ini terus terjadi maka dalam waktu 10 tahun Inti Bumi kita akan terdorong keluar dari kerak bumi seperti jus jeruk keluar dari jeruk yang diperas saat masih utuh, itu bukanlah analogi yang bagus. Intinya dalam waktu 8 tahun kita harus segera mengevakuasi semua Makhluk Bumi menggunakan Kapal Luar Angkasa ke luar Bumi. Sekian,"

Kemudian video tersebut berhenti dan terhapus dengan sendirinya menyisakan Bastian dan Leon di ruangan tersebut, mereka masing masing memiliki pemikiran yang berbeda tentang apa yang terjadi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

PeWe : Lanjut yokk

avataravatar
Next chapter