1 Akhir...atau Awal?

Author : PeWe

Editor : PeWe

Namaku Arthur.

Lebih tepatnya Arthur Jacobson dan tebak, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-20!

Aku ingat teman-temanku berjanji akan mengajakku minum ketika aku berusia 20 tahun dan hari ini adalah harinya.

hehee..

Aku harap dia tidak melupakan janjinya.

Yah, karena keadaan ekonomi keluargaku yang .. ehm .. lumayan kaya .. maksudku .. sangat kaya, maka dari itu kita menyewa satu lantai penuh dari Restaurant Burgeum untuk merayakan ulang tahunku yang ke 20.

Restaurant Burgeum sendiri adalah salah satu Restaurant yang terbaik di pusat kota ini, Restaurant ini memiliki total 8 lantai lho..

Dan Lantai 5 adalah lantai yang saat ini kami sewa sepenuhnya.

Ngomong ngomong aku juga seorang mahasiswa pintar jurusan Kedokteran Hewan semester 1.

Kenapa aku memilih jurusan Kehewanan yang notabenya adalah jurusan yang yahh..

sedikit tidak umum adalah karena aku menyukai hewan sejenis anjing-anjingan, terutama Serigala.

Aku menyukainya karena-

"Arthur! Kenapa kamu melamun disitu, inikan hari ulang tahunmu, kau terlihat menyedihkan saat melamun Kau tau?"

Perkenalkan, dia Dion temanku.

Dia 2 tahun lebih tua dariku tapi aku tidak sudi memanggilnya Saudara kerena sifatnya yang tidak tau malu dan suka berbuat onar.

Dion adalah orang yang menjanjikan minum dengan ku dulu.

"Iya iya aku datang, ngomong ngomong apa kau ingat tentang jan-,"

"Aku ingat kok, tidak usah khawatir, aku membawa banyak Vodka untuk berpesta," dia tersenyum misterius yang membuatku ingin muntah.

"ya sudah kalau kau ingat,"

Ngomong-ngomong ada satu lagi orang yang perlu ku perkenalkan, seorang perempuan, Sylvie namanya. Sylvie adalah perempuan yang cukup cantik dan imut menurutku. Sayangnya dia menyukai Dion tapi entah bagaimana hingga saat ini mereka sepertinya belum pacaran. Aku mencoba melihat sekeliling dan sepertinya saat ini Sylvie sedang bersama teman perempuannya di meja seberang.

Kemudian pesta ulang tahun berjalan lancar dan meriah. Ada seluruh keluarga dan teman temanku yang hadir di restourant. Ada juga banyak orang yang tidak aku kenal yang hadir, toh aku tidak peduli.

Setelah acara utamanya selesai masing masing tamu mulai mengucapkan salam dan meninggalkan Restoran, kemudian tiba tiba..

"Arthuur..! waktunya tantangan minumm!"

Dion berjalan sambil membawa beberapa botol aneh yang tidak aku kenal.

"Apa itu di tanganmu, Dion?" suara Sylvie yang lembut benar benar terdengar menyegarkan di telinga. Seperti angin gunung yang dingin dan sejuk.

"hahaa ... ini Vodka, Arthur, ayo kita bertaruh," seperti biasa dia tersenyum menyebalkan sambil menghadapku.

Tapi bertaruh? ehm, sepertinya menarik.

"Bertaruh? Bertaruh apa? Terdengar asyik," sontak aku menjawab.

"Ayo bertaruh ... ini sederhana, siapa yang paling tahan minum dapat memerintahkan satu hal pada yang kalah,"

"Satu hal?"

"Iya, hanya satu hal kecil," dia tetap saja tersenyum menyebalkan.

Tetapi entah bagaimana aku merasa senyumnya berbeda dari biasanya, biasanya senyumnya hanya berisi candaan dan godaan.

Senyumannya yang ini rasanya semacam ada hal aneh yang menyertainya, semacam .. apa ya? .. semacam ... konspirasi, yah itu dia.

Senyumannya seperti senyuman paman-paman yang mencoba menjual Hp murah dengan harga mahal kepadaku sebelumnya.

Apakah Dion akan mencoba melakukan hal yang lucu kepadaku? Apapun yang terjadi, aku akan mengikuti permainannya terlebih dahulu. Tidak mungkinkan Dion mencoba meracuniku? Jika Dion melakukan itu, polisi akan memenjarakannya.

Tidak pernah ku ketahui, keputusanku ini akan membuat hidupku berubah.

"Baikl-," Aku disela, lagi dan lagi. Ini mulai membuatku kesal. Tapi melihat orang yang menyelaku adalah Sylvie, kekesalanku hilang tiba tiba. Jangan salah, aku tidak menyukainya.

"Dion! Ini tidak adil, Arthur baru pertama kali minum dan kau sudah berpengalaman, mana mungkin Arthur menang!",

setelah ku pikir-pikir sepertinya Sylvie ada benarnya.

"Baiklah baiklah, seperti ini saja, setiap teguk Vodka yang diminum Arthur aku akan meminum 2 teguk, Bagaimana?"

Sylvie yang ditanya, malah balik menatap ku.

"Sepertinya adil...kurasa," yah aku bahkan belum pernah mencoba alkohol, mungkin tidak terlalu buruk. Yang penting aku harus tetap berhati hati.

"Ayo mulai!"

"Baiklah, Pertandingan dimulai...Sekarang!!"

Aku mengambil segelas vodka dan mencoba meminum tegukan pertamaku, kemudian..

Uhuk.!!! What the.!!

Rasanya benar benar tidak enak, seperti rasa pahit dan pedas dicampur menjadi satu, aku hampir meludahkannya kembali.

Tapi melihat Dion sedang menungguku meneguk tegukan pertamaku dengan senyumannya benar benar membuatku kesal.

Dengan segala upaya, aku berhasil meneguk tegukan pertamaku. Ketika aku melihat Dion, dia dengan mudahnya menelan 2 tegukan Vodka.

Tak tahu berapa lama waktu yang berlalu dan berapa teguk yang sudah kuminum, kepalaku pusing, tubuhku panas, pandangan dan pikiranku mengabur.

Tetapi setiap kali aku mencoba untuk menyerah, Dion selalu ada disana untuk memprovokasiku.

Pikiranku sudah kacau dan aku tidak bisa berpikir jernih. Aku terus terusan meneguk minuman itu. Sial, Alkohol dalam Vodka benar benar membutakan indra perasaku.

Ketika kesadaranku mulai kembali, aku tiba tiba berada di ujung balkon Restaurant.

Bagaimana mungkin aku ada disini?

Aku mulai terhuyung kedepan.

Walaupun ada pagar pembatas, itu hanya pagar pendek agar tidak menghalangi pemandangan.

Aku mulai jatuh.

Ah, Alkohol sialan.

Pada saat jatuh, samar samar aku melihat sesosok orang meloncat dari balkon dan segera memelukku.

Sylvie?

Kemudian kami terjatuh..

.

.

.

.

.

Ah,

Getaran mobil ambulance membangunkanku.

Ketika aku membuka mataku aku melihat sosok duduk disampingku, pandanganku masih buram tapi itu tak menghalangiku untuk mengenali sosok itu.

"Arthur!! Bertahanlah, tetap bersamaku!! Arthur!!" sepertinya orang itu terlihat senang saat aku terbangun.

Iya, itu kakakku, orang yang selalu menyemangatiku sejak kecil.

Aku menatapnya dengan inten mencoba mengukir setiap detail dari sosok itu di akhir hayatku. Kemudian aku ingat ..

"Sy .. l .. vie .., Syl .. vie di .. ma ... na...?" mendengar itu sosok itu terdiam sejenak, kemudian menjawab dengan sendu.

"Sylvie, ... meninggal di tempat."

Jadi begitu ya...

"bro ... tolong-"

Wiu..Wiu..Wiu..Wiu..Wiu..

Sial!

Bisakah sirine itu dimatikan?! Ada pembicaraan penting disini..

"Arthur, tenang saja, aku akan menolongmu dan kau pasti akan selamat,"

Selamat? Aku bahkan tidak merasakan setengah tubuhku kau tau, dan sepertinya kaki ku mulai terasa dingin.

Sudah waktunya kah?

"Bro .. dengar .. waktuku .. tidak *Uhukk* banyak..."

Aku melihat tubuhnya bergetar..

"To .. long ... jaga .. A .. yah .. dan .. ii-

JDAARRRRR...

tiba tiba cahaya memenuhi pandanganku,

kemudian,,,,,Gelap.....

Serius, tak bisakah seseorang membiarkanku beristirahat secara tenang..

Seperti Paribahasa

Sudah Jatuh Tertimpa Petir

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Catatan Author : Ingat guys minum Alkohol berakibat buruk, Ngomong ngomong ini novel pertamaku, mohon maap bila kurang memuaskan, lnjut yukk....

avataravatar
Next chapter