webnovel

##Bab 46 Gunakan Pesona untuk Memikat Hatinya

"Siapa? Orang apa?" Febi membuka pintu dan berjalan masuk sambil tertawa.

"Jangan pura-pura bodoh padaku, aku sudah melihat semuanya, orang itu bukan Nando. Ayo, katakan padaku, apakah tadi malam kamu bersamanya? Kamu tidak berperasaan, aku berkali-kali meneleponmu dan kamu tidak menjawabnya. Kalau kamu tidak jujur, aku akan putus hubungan denganmu!"

"Oke, oke. Aku akan memberitahumu!" Tadi malam Febi sudah bersalah karena tidak ada kabar. Dia benar-benar takut Tasya akan marah, jadi dia menyerah begitu saja, "Apakah kamu masih ingat terakhir kali aku meneleponmu tentang apa yang terjadi di Hotel Hydra?"

"Kejadian ibu mertuamu dan kakak ipar terbaikmu yang menjebakmu, 'kan? Tunggu!" Tiba-tiba Tasya teringat akan sesuatu dan matanya terbelalak, "Jangan-jangan itu adalah pria malam itu?"

"Yah, dia orangnya."

"Apakah kamu gila? Kenapa kamu masih bersamanya? Ya, dia sangat tampan. Dia bahkan lebih tampan banyak dari Nando-mu, tapi tampan juga tidak bisa mengenyangkan, bukan?" Saat Tasya berkata sampai di sini, dia memelankan suaranya dan mendekat ke telinga Febi, "Bukankah ukurannya sangat kecil?"

Febi memutar matanya, "Hubunganku dengan dia tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Hal itu juga tidak bisa menutupi fakta bahwa dia tidak lihai dalam bidang itu!"

Febi cekikikan. Julian adalah seorang pria yang sangat sombong. Bagaimana ekspresinya jika dia tahu dirinya dianggap tidak kompeten dalam bidang itu?

"Kenapa kamu tertawa?" Tasya menabrak tubuhnya.

Kemudian, Febi baru tersadar dari lamunannya dan merendahkan suaranya, "Sebenarnya, malam itu tidak ada apa pun yang terjadi di antara aku dan dia."

"Hah? Tidak terjadi? Lalu ukurannya ...."

"Bisakah kita tidak membicarakan hal ini lagi? Kalau kamu sangat penasaran, aku akan memberimu penggaris dan kamu bisa mengukurnya sendiri!" Wajah Febi memerah dan kesal.

"Oke, oke. Kita tidak membicarakan hal ini lagi. Kalau begitu masalah tadi malam. Apakah tadi malam kamu bersamanya?"

"Ya, tapi hubungan kami sangat polos." Febi secara otomatis mengabaikan ciuman tadi malam dan pagi ini dan berjalan masuk dengan cepat, "Cepat, hanya tersisa beberapa menit dari waktu yang ditentukan oleh bos."

Tasya mengenakan sepatu hak tinggi dan berlari untuk mengejarnya, "Lalu apa identitasnya, apakah kamu sudah tahu?"

"Emm, sudah, Julian."

"Julian? Nama ini sangat akrab." Lift baru saja tiba, Tasya mengikuti Febi sambil membawa dokumen di tangannya, lalu dia berjalan masuk. Setelah menyadarinya, tiba-tiba dia berteriak, "Apa? Siapa nama orang itu? Apa aku salah dengar?"

"Ju ... li ... an." Febi mengucapkan setiap kata seolah khawatir Tasya tidak bisa mendengar dengan jelas. Febi sudah bisa menebak Tasya akan bereaksi seperti ini.

Mata Tasya terbelalak, "Julian, CEO Hotel Hydra? Julian, satu-satunya pewaris Grup Alliant?"

Mata semua orang di lift langsung tertuju pada Tasya dan dia bahkan tidak menyadarinya. Dia terpana dengan nama yang menakutkan ini.

"Pelankan suaramu." Febi menarik ujung pakaiannya dengan malu.

"Astaga! Febi, ternyata kamu menemukan harta karun! kamu tenang saja, hanya hubunganmu dengan Direktur Julian ini, bos kita pasti akan mempekerjakanmu!" Febi belum sempat menjelaskan hubungan antara dia dan Julian, Tasya sudah memeluknya bagaikan sebuah ular yang melingkar di tubuh Febi, "Febi, Febi-ku yang cantik dan imut, cepat gunakan pesonamu untuk membantu kami memenangkan proyek Hotel Hydra! Tolonglah ...."