1 Masa Kecil

"Head Shoot", terdengar getaran suara dari speaker komputer. Suaranya sangat nyaring dan hampir terdengar seisi warnet. Dirandra bersorak kegirangan saat berhasil mengalahkan Satria dalam satu kali tembakan. "Cuman segini kemampuanmu?", ejek Dirandra.

"Curang, aku belum persiapan udah ditembak aja", Satria mengelak. "Udahlah akui saja kalau aku lebih jago darimu", Dirandra membalas Satria. Satria terus menerus mencari alasan. Sampai akhirnya mereka adu mulut di warnet. Hal itu membuat penjaga warnet sakit kepala akan tingkah mereka berdua. Penjaga warnet itu akhirnya mengeluarkan mereka berdua dari tempat itu. "Kalian daripada membuat saya sakit kepala lebih baik pulang sana", ucap penjaga warnet itu sembari berjalan menuju kursinya. Mereka berdua hanya bisa tertawa setelah diusir penjaga warnet. "Bang itu billing kami berdua disimpan ya", teriak Satria sambil meninggalkan warnet. Penjaga warnet yang pusing hanya menoleh sesaat lalu melanjutkan scroll sosmed.

"Eh Dir, tadi seru ya waktu kita main. Aku sampe heboh saat kamu curang tadi, btw kapan kapan kita duel lagi yok", ucap Satria sembari berjalan disamping Dirandra. "Mana ada aku curang, kamu kali yang cupu", balas Dirandra. Tiba tiba Dirandra berhenti sesaat, disusul dengan Satria yang mengikutinya. "Anyway, sorry Sat kita kayanya ga bisa bersama lagi untuk waktu dekat", ucap Dirandra dengan ekspresi yang tak terbaca. "Loh, kenapa?", balas Satria dengan ekspresi yang menyimpan 1001 pertanyaan. "Besok Ayahku mau pindah tugas ke Sumatra", Dirandra menjawab pertanyaan Satria.

"Yah, padahal aku pengen kita bisa bersama, disaat suka maupun duka", ucap Satria dengan hati yang tegar. Anyway sebagai hadiah perpisahan aku ada sesuatu. Satria kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Apaan tuh? Kalung kah?" Dirandra melihat benda yang mirip seperti kalung itu. "Iya, tadi sebelum kita ke warnet aku ada beli sesuatu. Kebetulan tadi masih sisa dua, niatnya sih mau aku kasih. Keburu lupa", Satria menjawab. "Dih kalung couple, kaya pasangan homo aja" Dirandra memecah suasana. Tiba tiba suasana yang tadinya hening pecah akibat mereka berdua tertawa ngakak. Setelah larut oleh tawa, mereka kemudian pergi meninggalkan satu sama lain.

avataravatar
Next chapter