4 Bab 3

Pagi ini Ahn mendapat sebuah kejutan dari Hyun-sik. Ia yang tadinya berniat membangunkan Hyun-sik sekarang berakhir dengan tubuhnya yang berada dibawah kungkungan Hyun-sik. Pandangan mata mereka bertemu, lama mereka berada dalam keadaan itu, sampai

"Berat tuan Hyun" kata Ahn menatap Hyun-sik,

"Siapa yang mengizinkamu masuk kamarku?" bukannya menyingkir dari atas tubuh Ahn, Hyun-sik malah memberikan Ahn sebuah pertanyaan dengan nada dingin.

"Aku hanya menjalankan perintah dari ibumu"

"Benarkah?" tanya Hyun-sik lagi sembari mendekatkan wajahnya ke arah Ahn.

"Terserah" Ahn menjawab dengan tatapan waspada.

"Aku akan turun setelah membersihkan badanku"

Hyun-sik menjauh dari tubuh Ahn dan berjalan ke arah kamar mandi.

'Pria aneh' pikir Ahn, lalu ia berjalan keluar dari kamar itu.

Di ruang makan semua makanan telah disajikan tinggal menunggu tuan rumah.

"Ahn, dimana Hyun-sik?"

"Tadi dia bilang mau membersihkan badannya dulu" Ahn duduk dikusi yang telah disiapkan bersama Bu A-Yeong diseberangnya.

Tidak lama kemudian orang yang ditunggu datang juga, Hyun-sik berjalan menuruni tangga dengan mengenakan kaos oblong dan celana selutut. Ia duduk disamping Ahn, dan mulai menyantap sarapannya tanpa bicara sepatah katapun.

Melihat kebiasaan anak bungsunya itu Bu A-Yeong hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia lalu mempersilahkan Ahn untuk memulai makan.

"Ahn maafkan sifat anak bungsu Bibi yang kurang baik ya!" Bu A-Yeong berkata sembari membereskan meja makan dibantu Ahn.

"Iya Bi"

Setelah selesai dengan pekerjaannya Ahn berjalan menuju ruang keluarga dan duduk disofa. Tidak lama Bu A-Yeong menghampirinya dengan sepiring kue dan minuman dingin, Bu A-Yeong lalu menyalakan Televisi dan duduk disamping Ahn.

"Hyun kamu tidak berangkat ke kantor?" tanya Bu A-Yeong melirik anak bungsunya yang sedang duduk dengan laptop dipangkuannya.

"Tidak"

"Kenapa?"

"Aku ingin menjagamu" Hyun-sik menutup laptopnya dan menaruhnya dimeja, ia berbaring ikut menonton Televisi.

"Kan ada Ahn, jadi kamu tidak perlu khawatir, ibu baik-baik saja kok" Bu A-Yeong membujuk putranya agar mau berangkat kekantor dan tidak mengkhawatirkannya.

"Tidak" jawaban singkat menjadi keputusan yang diambil Hyun-sik.

"Hah.... terserah kamu saja, ibu akan istirahat dikamar" pamit Bu A-Yeong.

"Aku antar ya bi" kata Ahn dan dibalas anggukan.

Setelah mengantar Bu A-Yeong ke kamarnya Ahn berjalan hendak kembali ke ruangan tadi, tetapi karena rumah itu terlalu besar ia tersesat.

"Hah.... kenapa rumah ini mirip dengan istanaku terlalu luas" gerutu Ahn.

Ia menemukan sebuah pintu dengan cat berwarna merah bertuliskan

perpustakaan.

'Setidaknya aku menemukan tempat yang bagus untuk mengisi waktu luang' pikir Ahn, kemudian ia memasuki ruangan itu.

Setelah membuka pintu perpustakaan itu ia disuguhi dengan berbagai macam jenis buku yang tersusun rapi didalam lemari buku. Satu per satu rak ia lewati, belum ada satupun buku yang menarik perhatiannya hingga pada rak paling pojok ia menemukan sebuah buku berjudul "Keindahan dibalik Salju yang Putih", ia merasa sangat tertarik dengan buku itu dan berniat meminjamnya untuk dibaca.

Disaat ia akan mengambil buku itu tiba-tiba tubuhnya didorong dan membentur rak buku, dihadapannya sesosok tubuh tegap dengan wajah yang rupawan tengah mengunci pergerakannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" suara yang tidak asing mengalun memasuki gendang telinga Ahn.

Melihat situasinya yang sedang terjepit diantara sosok yang ia tahu bernama Hyun-sik didepannya dan rak buku dibelakangnya, Ahn berontak mdncoba melepaskan diri, tetapi tangnnya semakin dicengkram dan ditekan ke rak, ia mencoba menendang kaki Hyun-sik dengan kakinya

"Akhhh... Ishhh... keras sekali kakimu" rutuk Ahn karena saat ia menendang kaki Hyun-sik malahan dia merasa sakit. Akhirnya ia tidak berontak lagi dan berkata.

"Aku tersesat lalu menemukan ruangan ini" jawabnya jujur.

"Lalu?" Hyun-sik tidak mempercayai perkataan Ahn. Malahan wajahnya semakin dekat dengan wajah Ahn, merasa ia dalam situasi yang tidak baik Ahn meronta lagi. "Lepas bodoh! Dasar pria aneh, selalu marah tiba-tiba, muncul tiba-tiba, kau seperti..." Cup... benda kenyal itu saling menempel, tidak lama hanya sebentar tetapi kejadian itu telah membuat Ahn terkejut.

Hatinya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya, mata yang selalu redup kini terlihat membulat, wajah datarnya seketika menghilang dan terlihat sedikit rona merah.

Melihat Ahn yang mengeluarkan ekspresi membuat Hyun-sik tersenyum ia selalu merasa senang setiap kali ia berhasil membuat Ahn marah-marah dan terkejut olehnya. Entah sejak kapan perasaan itu tiba tetapi ia menikmatinya, ia merasa dunia yang selalu terasa putih seperti salju telah mencair dan tergantikan dengan dunia yang penuh bunga dan tumbuhan hijau yang menyejukkan.

Tanpa berkata lagi Hyun-sik berbalik dan berjalan meninggalkan tempat itu dengan senyuman yang tersemat dibibir tipisnya.

Ahn tersadar dari keterkejutannya, ia memang merasa hatinya sedikit bergetar tetapi karena ia tidak pernah mengenal rasa aneh itu ia hanya mengendikkan bahunya lalu berbalik untuk mengambil buku yang membuatnya tertarik, setelah mengambilnya ia pergi dari ruangan itu.

Setelah ia berputar-putar mencari jalan menuju kamarnya selama beberapa menit akhirnya ia berhasil menemukan jalan kembali ke kamarnya. Melupakan kejadian yang telah menimpanya beberapa menit yang lalu, Ahn bergegas duduk didekat jendela kemudian ia buka buku dengan judul "Keindahan dibalik Salju yang Putih" itu dan mulai membacanya.

[ Salju yang selalu berwarna putih itu selalu ada disekitarku,

terkadang terasa membosankan dengan warnanya yang putih,

juga terkadang terasa menenangkan saat melihatnya,

tetapi hanya itu yang selalu menemani hariku.

Saat mendengar dunia lain yang penuh warna selain putih,

hatiku tergugah,

Aku menginginkan dunia yang baru itu, dunia yang penuh dengan warna dan kehangatan itu.

avataravatar