2 Bab 1

Disebuah bangunan tua tidak terpakai, terlihat seorang gadis dengan pakaian kerajaan kuno berwarna putih tergeletak di atas lantai yang dingin dan kotor itu. Kulitnya putih nan mulus, wajahnya cantik, dan tubuhnya tinggi.

Gadis yang memiliki nama Park Ahnjong itu terbangun,

'Dimana ini?' pikir Ahn. Ia berjalan keluar dari ruangan itu, tiba-tiba

Dor... dor... dor...

terdengar suara terbakan dari lantai

bawah bangunan tua itu.

'Suara apa itu?' batin Ahn,

Untuk memenuhi rasa penasarannya Ahn berjalan dengan tenang ke arah sumber suara.

Sesampainya dilantai bawah pemandangan pertama kali yang ia temukan yaitu orang-orang yang tergeletak tidak bernyawa lantai yang di genangi cairan berwarna merah kental berbau anyir. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan itu, disana terlihat seorang pria yang tengah berkelahi melawan lima orang bersenjata, tidak jauh dari pria itu seorang wanita paruh baya tengah diikat disebuah kursi dengan mulut yang disumpal kain.

Ahn penasaran dimana ia sebenarnya sekarang, dan siapa orang-orang itu. Ahn melangkah melewati mayat-mayat itu tanpa rasa ngeri ataupun jijik, bau anyir dan darah dimana-mana sehingga membuat kotor pakaian putih yang dipakainya. Ia berhenti di dekat wanita itu di ikat, ia bersandar didinding yang kumuh itu dengan bersidekap dada menyaksikan perkelahian itu berlangsung. Bukan ia tidak berniat menolongnya hanya saja ia ingin tahu kemampuan pria itu sejauh mana.

Perkelahianpun berlangsung mendebarkan dan berakhir dengan pria yang umurnya tidak jauh dari si wanita yang tengah di ikat itu menjadi pemenangnya.

'Pria itu ternyata memiliki kemampuan yang bagus' pikir Ahn setelah melihat pria itu mengalahkan lawannya.

Lalu pria itu berlari menghampiri wanita yang sedang terikat dikursi dan melepaskan ikatannya. Karena lengah pria itu tidak melihat seseorang yang sedari tadi bersembunyi dibalik meja membidik tepat mengarah ke organ vitalnya.

Tepat saat peluru itu hampir mengenai tubuhnya, Ahn melesat seperti kilat ke arah pria itu kemudian ia menangkapnya dan menggenggamnya hingga peluru itu menjadi debu.

Pria dan wanita itu terkejut melihat Ahn yang tiba-tiba muncul dan menyelamatkan mereka.

"Keluar!" kata Ahn dengan suara yang lembut namun tajam.

Si pelaku keluar dari persembunyiannya dan menodongkan sebuah pistol revolver ke arah Ahn dengan tangan bergetar. Jelas sekali jika pelaku yang merupakan seorang pria itu terlihat ketakutan melihat Ahn yang telah membuat sebuah peluru menjadi debu dan lagi melihat ia yang tiba-tiba datang di tempat itu dengan pakaian putih panjang dan mata sebelah kiri Ahn yang ditutup.

"Si... Siapa kamu? " tanya pelaku itu,

"Me... Menjauhlah aku tidak memiliki urusan denganmu, u... urusanku hanya dengan pria dan wanita dibelakangmu" kata pelaku itu.

"Jika begitu maka kau sekarang harus berhadapan denganku" jawab Anh

"Cih... bisa apa kau? seorang wanita sepertimu dengan mata yang ditutup sebelah lagi, lebih baik kau menyingkir dari hadapanku!" kata pelaku itu dengan sombongnya menganggap remeh Ahn.

Cleb... Crass... Srek...

Ahn hanya mengayunkan tangannya seperti sedang memegang benda tajam pelaku didepannya itu tertusuk dibagian perutnya, lalu kaki dan tangannya terputus seperti terkena tebasan pedang, terakhir tubuh pelaku itu terbelah menjadi dua meninggalkan semburan darah yang keluar deras dari tubuh pelaku itu.

Setelah menyingkirkannya Ahn berbalik menghadap ke arah sepasang pria dan wanita yang sedari tadi menyaksikan ulahnya itu.

"Si... siapa kamu?" tanya pria tadi,

"Tidak perlu takut padaku paman, bibi" kata Ahn dengan suara yang lembut.

"Apakah kalian tahu ini dimana?" tanya Ahn lagi.

Kedua orang didepan Ahn yang sepertinya sepasang suami dan istri itu berangsur-angsur tenang setelah mendengar suara lembut Ahn.

"Siapa namamu nak?" tanya wanita itu sembari mendekat ke arah Ahn.

"Ahn" jawab Ahn.

"Ahn kami berdua berterima kasih banyak kepadamu karena telah menyelamatkan kami" kata pria itu.

"A... itu aku hanya ingin menyelamatkan mereka yang baik" jawab Ahn.

Kedua orang itu memandang Ahn dari ujung kaki sampai kepala. Lalu si wanita mendekat ke arah Ahn.

"Sedang apa kau disini nak?" tanya wanita itu lagi sembari menyentuh pundak Ahn.

"Aku tidak tahu" jawab Ahn dengan ekspresi wajah polos.

"Bagaimana jika kamu ikut kami dan tingggal di rumah kami?" tanya wanita itu dengan,

"Bolehkan pah?" tanya wanita itu pada suaminya.

"Baiklah mungkin kamu bisa menjadi teman istriku disaat kedua anaknya sibuk dengan urusan mereka" kata pria itu.

"Terima kasih paman, bibi, tapi aku ingin kalian tidak membocorkan tentang apa yang bisa aku lakukan pada siapapun!" kata Ahn.

"Ah... masalah itu kamu bisa percayakan semuanya pada kami" kata wanita itu.

"Perkenalkan namaku Kim A-Yeong dan itu suamiku Kim Bon-Hwa" kata wanita itu memperkenalkan diri.

Mereka bertiga berjalan keluar dari bangunan itu menuju sebuah mobil. Mobil itu melaju menjauhi bangunan itu menuju ke rumah pasangan yang telah ditolong Ahn.

Sekarang Ahn tengah berdiri dihalaman rumah yang sangat mewah dan sangat luas. Ia melihat beberapa orang yang sedang melakukan pekerjaan dihalaman rumah itu.

"Ayo masuk!" kata Bu A-Yeong sembari menggandeng tangan Ahn,

Ahn hanya menganggukkan kepalanya.

Sesampainya Ahn didalam rumah ia digiring Bu A-Yeong memasuki kamarnya, lalu ia didandani dengan berbagai macam gaya, tentu sebelumnya ia telah mandi.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu tadi bi?" tanya Ahn.

"A... itu seseorang telah menculik dan menyekapku disana, lalu suamiku datang menyelamatkanku tetapi ia hampir mati jika kamu tidak menyelamatkannya" kata Bu A-Yeong menceritakannya secara singkat.

"Lalu ini berada dimana?" tanya Ahn lagi.

"Ini ada di Seoul, Korea Selatan. Memang kamu tidak mengetahuinya?" tanya Bu A-Yeong. Ahn hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Dua jam lebih Ahn berada didalam kamar itu bersama dengan Bu A-Yeong, tidak lama ia keluar dari kamar itu dengan menggunakan dress berwarna merah muda lengan panjang selutut, rambutnya yang panjang sepunggung di ikat ekor kuda. Ia begitu cantik meski mata kirinya ditutupi kain putih.

"Apakah ini kamu nak?" kata Bu A-Yeong saat melihat penampilan Ahn sekarang.

"Kenapa bi?" tanya Ahn,

"Kamu benar-benar cantik dan tidak semenyeramkan tadi disana" kata Bu A-Yeong sembari memegang pundak Ahn.

"Bu kau tidak apa-apakan? tadi ayah menghubungiku jika kau telah pulang ke rumah" Seorang pemuda berambut hitam panjang di ikat, menghampiri Bu A-Yeong dan memeluknya. Pemuda yang memiliki wajah yang tampan itu terlihat begitu khawatir kepada Bu A-Yeong.

"Ibu tidak apa-apa lihat ibu selamat dan sehat" jawab Bu A-Yeong.

"Syukurlah.." kata pemuda itu.

"Siapa dia bu?" tanya seorang pemuda yang tiba-tiba sudah berada di belakang Ahn.

Saat Ahn berbalik, ia melihat seorang pemuda yang berumur sekitar 28 tahun, tubuhnya tegap dengan body yang keren dan tinggi semampai, pemuda itu menggunakan kemeja putih dengan dua kancing paling atasnya dibuka, celana bahan kain berwarna hitam, rambut hitam yang sedikit panjang, kulit putih, hidung mancung, bibir merah, dengan jas hitam yang disampirkan dipundaknya. Jangan lupakan mata hitamnya yang menatap tajam ke arah Ahn.

avataravatar
Next chapter