webnovel

bagian 26

"Belajar, sebentar lagi ujian," ucap Arka sembari menarik lengan Yera yang tengah rebahan sembari memainkan ponselnya.

Yera menarik tubuhnya untuk melawan Arka. "Ish nanti aja, aku lagi nonton dulu."

"Nonton ginian bisa diulang di youtube, coba kalo ujian?" jelas Arka.

"Ih bisa kok diulang, kan ada tuh namanya remedial," elak gadis itu membuat Arka mendelik.

Mau tak mau Arka menggendong Yera dan membawa gadis itu untuk duduk di meja belajarnya yang terletak di dalam kamar Yera.

"Belajar, kamu udah kelas dua belas dan udah pasti bakal ngadepin ujian kelulusan," tegas Arka.

Yera hendak melontarkan perlawanan namun Arka menahannya. "Belajar ya sayang?"

Gadis itu tersenyum, menahan rasa senang karna dipanggil 'sayang' oleh Arka.

"Coba sekali lagi," pinta Yera.

Arka mendelik. "Cepetan belajar," ucap pria itu membuka buku tebal yang berisi soal-soal yang diperkirakan akan muncul pada ujian tahun ini—ya walaupun tak semuanya.

"Coba kamu kerjain dulu soal dari nomor satu sampai dua puluh, nanti aku cek lagi," Arka menujukan soal yang ia maksud membuat Yera merengek.

"Yaudah sepuluh soal dulu, gak ada penolakan," tegasnya lagi.

Arka beranjak lantas ia duduk dipinggiran kasur Yera dan membaca buku disana tanpa mendengarkan rengekan Yera.

Yera mendengus, gadis itu kembali menatap buku dan tangan kanannya memegang pensil.

"Apa sih ini pertanyaannya gak paham," omel Yera begitu membaca soal nomor satu.

"Yang kerja itu otak sama tangan, mulut gak usah ikutan," ujar Arka yang masih fokus menatap buku novel yang ia baca.

Gadis itu mengambil buku pelajaran pada rak buku, ia sangat familiar dengan soal yang pernah Samuel ajarkan waktu itu.

Sesekali Arka melihat dari belakang punggung Yera yang tengah bolak-balik melihat buku pelajaran lantas menulis jawabannya.

Arka kembali memusatkan perhatiannya pada buku novelnya, ia tidak akan menyuruh Yera untuk buru-buru mengerjakan agar gadis itu tidak panik.

"Arka boleh pake kalkuator gak?" Yera menoleh membuat Arka menggeleng.

Yera cemberut. "Kan bukan ujian, jadi boleh."

Arka membuka halaman selanjutnya pada novel yang ia pegang. "Anggap aja kalau ini ujian."

Yera memutar bola matanya malas.

Arka menoleh ketika tidak ada suara dari gadis itu dan mendapati bahwa ia kembali fokus mengerjakan, pria itu tersenyum sekilas.

Pria itu berdiri. "Aku bikinin dulu susu," ujarnya lantas berjalan menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Arka mengambil gelas dengan gambar doraemon yang dengan sengaja Yera bawa dari rumah. Katanya minuman akan terasa enak jika dari gelas itu, gelas hadiah ulang tahun yang ke lima belas dari Albara.

Arka memasukan tiga sendok makan susu bubuk kedalam gelas cangkir doraemon itu lantas ia menuangkan air hangat dari dispenser setelahnya pria itu menganduk agar merata.

Setelah selesai Arka kembali berjalan menuju kamar Yera. "Nih minum dulu," ucap Arka menaruh gelas disamping Yera.

"Yera?" panggilnya lagi karna gadis itu masih setia menunduk. Karna curiga, Arka segera menepuk pundak gadis itu sehingga membuat sang empunya terperanjak kaget.

Sepertinya ia tertidur.

"Ih cape," rengeknya. "Lanjut nanti ya?"

Arka tertawa kecil. "Minum dulu susunya, abis itu boleh tidur."

Dengan semangat gadis itu segera mengambil gelas yang ada disampingnya lantas mulai meminumnya karna airnya tak begitu panas.

"Kalau ujian nanti dapat nilai bagus, aku ajak kamu liburan ke bali," ucap Arka mengusap rambut Yera.

"Beneran?" Yera menoleh. "Sambil honeymoon?"

Arka berdehem, melirik sekilas kearah lain. "Ya liburan aja."

Yera menyimpan gelasnya lantas berdiri menghadap kearah Arka. "Kan aku udah ujian, udah pasti bakal lulus dan udah bukan pelajar lagi."

"Yakin lulus?" Arka bertanya membuat Yera berdecih.

"Yaudah kita liburannya setelah pengumuman kelulusan, liat aja," tantang gadis itu percaya diri.

Arka menarik senyum. "Yakin? Mau honeymoon sama aku?" tantang balik pria itu.

"Yakin lah!" seru gadis itu masih teguh pada pendiriannya.

"Awas aja nanti sampe nangis apalagi kabur," ujar Arka membuat Yera mengerutkan keningnya.

"Mau sekarang juga boleh," ucap gadis itu sembari mengalungkan tangannya pada leher Arka membuat pria itu menunduk.

Arka segera menggendong tubuh Yera lantas menidurkan gadis itu di kasur dengan sprei berwarna pink.

Senyuman genit terlukis pada wajah gadis itu membuat Arka terkekeh.

"Tidur ya, udah malam," ucap Arka sembari mengusap rambut Yera lembut.

Yera menggelengkan kepalanya. "Gak mau, nanti aja."

Arka menyeringai. "Jadi mau gadang malam ini?" katanya sembari mendekatkan wajahnya perlahan membuat Yera cekikikan.

Seperti yang telah diduga, bibir Arka menempel pada bibir Yera. Mata mereka saling terpejam sampai beberapa saat kemudian mereka mulai terhanyut dalam situasi malam itu.

Arka mulai melumat bibir Yera dan kali ini lebih menuntut ciumannya. Bibir Arka berpindah pada leher jenjang Yera membuat gadis itu menggerang dan mendongak keatas merasakan sensasi yang Arka berikan.

Arka menarik diri, pria itu mengusap lembut pipi Yera yang merona.

"Aku boleh lanjut?" tanya pria itu lembut sembari tangannya mulai meraih kancing baju tidur bermotif beruang yang dikenakan gadis itu malam ini.

Yera segera menahan tangan pria itu. "Perjanjiannya setelah lulus sekolah."

Arka tertawa. "Kamu yang ngegoda dari awal kamu juga yang ngasih harapan palsu buat aku malam ini."

"Aku masih sekolah," balas Yera.

Pria itu mulai membaringkan tubuhnya disamping Yera dan memeluknya dari samping. "Malam ini aku tidur disini."

Yera tak menjawab, namun gadis itu segera berbalik dan memeluk Arka. "Goodnight."

-[]-

"Morning," ucap Samuel sembari menyimpan tasnya diatas meja.

"Buset cerah banget muka lo, ngalahin matahari. Ada apa nih?" Samuel bertanya menggoda Yera yang pagi ini suasana hati Yera tampak senang karna gadis itu teringat kejadian semalam.

"Apa sih lo," ketus Yera seolah tak mau ditanya lebih lanjut.

Wajah Samuel mendekat dengan kening yang berkerut. "Leher lo kenapa tuh? Abis cupang?"

Yera tampak gelagatan. Gadis itu segera melihat lehernya lewat pantulan cermin yang biasa ia bawa kesekolah tanpa sepengetahuan guru agar tidak kena razia.

Mata gadis itu membulat, bagaimana tidak ia baru sadar jika terdapat bekas memerah pada lehernya. Ia merutuki Arka yang tidak memberitahunya.

"Oh ini," kata Yera berusaha setenang mungkin. "Kayak semalam gatel kan terus gue garuk eh gue baru sadar sekarang merah gini."

Samuel masih menaruh curiga membuat Yera mendelik. "Lo mikir gue kena cupang sama siapa?"

Cowok itu menyenderkan punggungnya pada kursi sembari tertawa. "Oh iya lupa, mana ada cowok yang mau sama lo sampe kasih tanda gitu ya."

Yera kesal namun gadis itu lega karna Samuel tak menanyakan tentang hal itu lebih jauh lagi.