webnovel

bab 0.0

Cuaca siang ini terbilang cukup baik dengan suasana yang menenangkan. Kicauan burung dan angin sepoi sepoi menerpa wajah seorang gadis yang tengah terduduk di atas pijakan sisi danau.

Menatap bayangan dirinya di dalam air danau tersebut lalu mengembuskan nafasnya kasar. Kakinya menyentuh air danau itu hingga bayangan dirinya pun hilang, berganti dengan ombak kecil akibat pergerakan kakinya.

"Hazel! kenapa kau berada disini?!" kaget seseorang di belakang gadis yang bernama Hazel tersebut.

Hazel menolehkan kepalanya, "Aku sangat bosan Lianna."

"Tugasmu mencari kayu bakar Hazel, bukan bermain air di danau seperti ini," ucap Lianna menurunkan kayu bakar yang sudah ia dapatkan.

Hazel Eilaria Caroline, biasa dipanggil dengan Hazel atau Laria. Gadis ceria penyuka alam, namun entah mengapa saat sekolahnya mengadakan camping dia malah tidak berminat untuk mengikutinya.

"Aku suka alam, namun tidak suka dengan paksaan dari para pembina itu Lianna!" Hazel menegakkan tubuhnya, berjalan melewati Lianna dengan merutuki para pembina camping sekolahnya itu.

Hazel berjalan gontai melewati lembah lembah kecil di dalam hutan tersebut. Dirinya menoleh ke kanan dan ke kiri. 'tidak ada siapa siapa disini,' pikirnya.

"Halo permisi, apakah ada orang disini?" teriak Hazel dengan lembut menatap sekitar.

Dalam perjalanannya Hazel menjadi was was, bulunya kuduk nya meremang saat tidak sengaja menatap sesosok yang berlari dengan sangat cepat, "AA!!! APA ITU?!" teriak Hazel dengan sangat nyaring.

Hazel berlari sekuat tenaga, hingga dirinya terjerembab masuk ke dalam lumpur di depannya. Merutuki sosok tersebut dengan kata kata kasar yang selalu terlontar dari mulutnya.

Bibirnya mencebik kesal, "Kenapa juga aku harus kabur dari perkemahan sialan itu."

"Hai nona, mengapa anda berada disini? apakah anda memerlukan bantuan?" tanya seseorang mengagetkan Hazel dengan kemunculannya di belakang gadis tersebut.

Hazel berbalik menatap pria muda tampan itu dan menegakkan tubuhnya untuk berdiri, "Siapa kau? apakah kau orang sekitar sini?"

"Iya nona, dari mana asal nona sendiri?" ucap pria itu dengan ramah.

"Saya dari perkemahan sekolah, tapi saya tersesat," jelasnya.

"Apakah nona dari perkemahan di seberang bukit?" tanya pria itu kembali.

"Iya, apakah kau tahu letaknya dimana?" tanya Hazel.

"Mari saya antar nona." ucap pria tersebut lalu menggandeng tangan Hazel untuk mengikutinya.

"Omong-omong jangan panggil saya dengan sebutan nona, itu sangat menggelikan," ucap Hazel disela perjalanan mereka.

"Lalu saya harus memanggil nona dengan sebutan apa?" tanya pria itu dengan tertawa renyah.

"Panggil saja Hazel atau Laria," ucap Hazel dengan tersenyum lebar.

"Baiklah Hazel, saya akan merubah panggilan itu," ucap pria itu.

"Siapa namamu? dan dari mana asalmu?" tanya Hazel dengan sangat penasaran.

"Panggil saja Nathan," ucap pria itu.

"Darimana asalmu Nathan, sejak tadi aku sudah berteriak namun tidak ada yang membalas teriakan ku. Lalu saat aku terjatuh ke lumpur, kau langsung datang." ucap Hazel dengan keheranan nya.

"Saya tertidur di bawah pohon itu, jadi saya tidak mendengar teriakanmu," ucapnya menunjuk pohon besar yang sangat rindang dengan tikar dibawahnya.

Hazel menganggukkan kepalanya, pertanda bahwa ia mengerti dengan penjelasan pria itu. Hazel melantunkan nada nada lembut yang terdengar jelas oleh pria di sampingnya itu.

"Apakah kau penyuka musik, klasik Hazel?" tanya pria itu

"Ya! aku sangat menyukainya, musik klasik sudah seperti bagian dalam diri saya."

"Lebay," ucap pria itu dengan tertawa renyah.

Hazel memajukan bibirnya mengejek pria tersebut, "Omong-omong kenapa tanganmu sangat dingin Nathan?" ucap Hazel saat menyadari sentuhan di tangan Nathan.

Nathan langsung melepas tautan mereka dan berkata, "Itu perkemahan mu, kembali lah."