webnovel

BAB 84

'Kenapa tidak pernah Putri memberitahu kalo ia memiliki seorang putri, 'pertanyaan Ardan belum terjawab, Kenapa Putri tidak pernah mencari nya untuk bertanggung jawab pada putri kandung nya, apa benar aku ayah biologis nya ? bertanyaan demi bertanyaan terus berkutat di kepala nya namun belum menemukan jawaban nya.

Ardan tidak tahu kalau Putri hamil karna perbuatan terlarang mereka. Keluarga Putri pun tidak mau menuntut keluarga Ardan untuk menikahkan putri mereka, bagi mereka aib ini akan tertutup dengan baik tidak harus banyak pihak yang tahu dan membuat bahan ghibah para ibu ibu se kampung. Kasihan Putri, bukan karena keluarga malu tapi lebih pada melindungi dan kenutup aib, Orang tua Putri yakin semua masalah pasti ada hikmah nya, karna mereka lagi diuji kesabaran dan ketabahan nya. Akan berbeda kalo keluarga Ardan yang memang datang untuk mempertanggung jawabkan berbuatan anak nya, mereka tidak pernah tahu peristiwa kecelakaan yang menimpa Ardan yang mereka tahu Ardan tidak pernah muncul bersama keluarga nya dan bahkan terkesan menghindar dengan pindah nya sekolah Ardan ke Jogja.

Dari pihak Ayah Putri sendiri menyakini jika seorang wanita hamil di luar pernikahan maka tidak diperkenankan untuk dinikahkan, harus menunggu sampai anak yang dikandung nya lahir. Keluarga Putri tidak mengucilkan anak gadis nya sama sekali, selalu dukungan yg mereka berikan, anak yg dilahirkan Putri tidaklah bersalah, bayi itu tetaplah amanah yg harus dijaga. Bayi perempuan putri diminta paklik untuk dirawat dan dibesarkan, kebetulan mereka hanya memiliki satu orang Putra yang sudah di SMA dan lama menginginkan seorang putri namun rahasia Allah berbeda, bayi perempuan hadir meski bukan dari rahim istrinya, tapi dari keponakan nya.

-----------------------------------

Kenapa Ardan tidak sama sekali mengingat peristiwa penyebab dia kecelakaan, dan alasan kenapa Ardan pindah ke Jogja saat SMA, Ardan hanya ingat Putri adalah teman Lusi kuliah, namun potongan potongan puzzle, Ardan ingat punya temen akrab Abian namanya dan kenapa tidak pernah tahu kabar nya sampai saat ini. Ardan hanya inget Putri adalah temen Lusi yang menyukai nya dan terus menanyakan keberadaannya, dan memaksakan diri untuk dinikahi Ardan, tidak teringat sama sekali peristiwa 15 tahun silam.

Hari ini kembali Ardan mencari kebenaran dengan Putri kandung nya. Ardan berkunjung ke rumah paklik dari Putri dimana dia ketemu pertama dengan remaja belia yang amat mirip dengan Putri.

Ardan kembali ke rumah yang tampak asri dengan berbagai tanaman di halaman depan rumah kayu yang tertata apik, suguh rumah yang dirawat dengan baik. menandakan yang punya rumah suka dengan keindahan.

"Assalamualaikum, " Ardan menyapa seorang perempuan paruh baya yang lagi memotong tanaman Bougenville dengan bunga tiga warna merah maroon, keunguan, dan putih.

"Waalaikum salam, adik cari siapa ya ?" balas Wanita itu dengan senyuman mendekat ke arah Ardan, "maaf ibu, saya mencari temen lama saya, Abian, dulu tinggal nya deket sini," Ardian mencoba menanyakan tentang abian, karna dia takut dicurigai kalo langsung nanya tentang Putri, "Oh Abian, dulu rumah nya disebelah, tapi sudah lama pindah dik bersama orang tua nya, dia ponakan suami ibu," ibu itu bercerita dengan baik tentang abian dan keluarga nya, "Kalo adik Abian juga ikut pindah Bu," Ardan tidak lagi bisa menahan diri untuk tidak bertanya tentang Putri, "iya dik, cuma Putri pernah di Luar Negeri juga nak, lupa ibu dimana ya kuliah nya, katane sih ambil S dua gitu" ibu paruh baya itu seperti nya sudah terpaut dengan kegantengan Ardan hingga hampir seluruh nya dia cerita, Ardan hanya mengangguk angguk sungkan juga mau nanya lebih lanjut, masa mau tanya tentang anak Putri hasil di luar nikah bisa dilabrak sama ibu ibu, Ardan jadi bingung juga , "maaf Lo nak dari tadi hanya berdiri di luar rumah Ndak ibu persilahkan masuk.

"Dak apa Bu, saya cukup berterima kasih diberikan kabar tentang keluarga Abian, kalo boleh tanya, anak perempuan muda yang kapan hari saya lihat ada di rumah ini apa putri Abian Bu ?" Ardan bertanya penuh harap dapat informasi yang menjawab rasa penasaran yang masih muncul di hati nya.

"Oh Alena, dia anak perempuan Putri " Wanita itu menatap dengan sendu, "dia anak yang pintar, lama saya merawat nya seperti anak kandung sendiri, maaf Lo dik, ibu jadi curhatan dengan adik, padahal baru juga ketemu, tapi kok adik seperti familier banget dengan keluarga kami, " ibu Santi adalah ipar dari bapak nya Abian dan Putri, tapi perempuan ini tidak memiliki anak dan Alena lah selama ini yang menemani nya, tapi semenjak Putri sudah menjadi dosen dan pulang di Semarang, Alena tinggal bersama Putri, hanya saja sering kali mengunjungi eyang adik dari Mbah kung nya.

"terima kasih Bu, maaf kalo boleh saya tahu di mana ya tinggal nya bu Putri sekarang, saya temen ngajar nya di kampus, kebetulan ada perlu, " Ardan mengangguk tanda terima kasih , "Putri sekarang di perumahan dekat kampus nya," tanpa menemui kesulitan Ardan sudah mengantongi alamat lengkap tempat tinggal Putri, tinggal keberanian seorang Ardan untuk bertemu dengan Putri nya yang sudah menginjak remaja, bagaimana sikap nya menghadapi remaja labil bahkan dia seorang ayah yang tak pernah ada mendampingi putri nya, sangat tidak pantas disebut orang tua, kamana saja diri nya, pantas kah saat ini dia muncul dan menanyakan keberadaan seseorang, oh guys sangat naif sekali, di satu sisi masih minta dihargai sebagai seorang suami yang setia. Setia dari Hongkong, dasar ..... laki laki, gitu ngaku paling cinta sama istri.

"Oh ya adik bernama siapa ya, ibu sampe lupa nanyakan nama, nanti kalo cerita ke Putri masa' tahu siapa ?" Bu Santi baru ingat, cerita ngalor ngidul dak nanya siapa yang diajak ngomong la nek ketemu wong jahat terus gimana to Bu, Bu Santi, repot karo wong sing gak iso ngerem lambeme, hemmm.

"Saya Ardan Bu,"

deg,

Lo Ardan ?

jawaban Ardan membuat Bu Santi melongo mencoba mengingat nama seseorang yang pernah sering diucapkan sang suami dan keluarga nya.

Next chapter