202 Siapa yang mengetuk pintu?

Hari ini cuacanya panas sekali, untung saja aku selalu bawa jaket yang ada tutup kepalanya, jika tidak aku bisa pusing bahkan malah mimisan. Aku juga membawakan Icha topi, supaya kepalanya juga tidak kepanasan.

Sepanjang perjalanan pulang, Icha terus menghafalkan lagu yang ia dengar di sekolahan tadi, mendengar Icha bernyanyi aku terus tertawa karena dia lucu sekali. Apalagi bagian lagu di lirik yang agak sulit diucapkan oleh anak kecil, logatnya yang cedal benar-benar membuat perutku sakit.

"Icha, bisakah kau bernyanyi di rumah saja nanti? Mbak lagi fokus nyetir sepeda motor, perut mbak sampai sakit mendengarmu bernyanyi" ucapku.

"Iya deh Icha nanti nyanyi di rumah aja ya, supaya Mbak Santi juga dengar"

"Nah itu lebih baik sayang" ucapku kemudian mengecup kepalanya.

Panas-panas begini aku sudah harus bergegas sampai di rumah, kasihan Icha juga sudah mulai berkeringat. Akupun mengendarai motor dengan hati-hati.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter