2 2. Awal Diary

Alina POV

Pagi itu aku tergesa-gesa pergi ke sekolah karena terlambat,, tanpa sengaja saat merapikan buku yang akan aku bawa ke sekolah aku memasukkan buku diary ku kedalam tas ( yups benar Diary,, aku masih setia kepada buku itu sampai-sampai apapun yang aku alami selalu ku tulis di tiap lembar nya ).. karena sudah sangat terlambat aku bahkan melewatkan sarapan pagi dan bergegas pergi dengan perut kosong,, seperti biasa juga aku tak pernah pamit pada ibuku dan hanya pergi begitu saja..

Sangat tidak sopan memang perlakuan ku terhadap ibuku itu,, dan sangat tidak pantas untuk di tiru juga.. tapi hubungan ku dengan ibuku memang tidak pernah baik semenjak kepergian ayah tercinta ku,, dan aku menganggap ibuku tidak pernah menyayangiku semenjak ayah tiada.. Dia tidak pernah memperhatikan ku dan bahkan terkesan membiarkanku tanpa ingin tahu keadaan ku,, tapi jika ada yang dia ingin aku lakukan maka dia akan memaksakannya padaku tanpa ingin aku bantah ( dan menurutku itu sangat menyebalkan ).. Jika di antara kalian ada yang bertanya apakah aku anak kandungnya,, baiklah ~ sebenarnya itu juga selalu menjadi pertanyaan ku saat ini ( dan sampai sekarang yang aku tau aku adalah anak kandungnya )..

Aku sampai di sekolah dengan kendaraan umum dan segera berlari menuju ke gerbang sebelum di tutup pak satpam,, untung saja aku tidak terlalu telat karena aku sampai satu menit sebelum bel sekolah berbunyi dan pintu gerbang pun masih sedikit terbuka.. Aku masuk ke kelas dengan keadaan ngos-ngosan karena berlari agar bisa tiba di kelas sebelum ada guru,, dan untungnya pengorbanan ini tidak sia-sia ( hehe )..

" Gila lu telat lagi lin .. " tanya yulisa yang duduk di depanku

" hemh~ ya nih.. " kataku sambil mengatur nafas

Teman sekelas yang lain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan ku,, tentu saja bagaimana tidak dalam satu minggu ini sudah lebih dari empat hari aku datang dalam keadaan seperti saat ini.. ya mau bagaimana lagi aku hanya mengandalkan alarm di handphone milikku ini,, aku pun tidak akan berharap ibu akan membangunkan diriku seperti orang tua lainnya.. jika pun dia mau membangunkan aku saat aku telat bangun,, dia hanya akan datang dengan segayung air dan langsung menyiramkan nya padaku tanpa banyak basa-basi,, setelah itu dia pergi begitu saja tanpa sepatah kata.. yah sudahlah mungkin ibu memang begitu..

Saat sedang mengeluarkan buku pelajaran yulisa meminjam buku pelajaran matematika padaku,, lebih tepatnya sih buku PR.. aku memang bukan anak populer tapi nilai pelajaran ku lumayan lah,, setidaknya saat smp aku tidak pernah kurang dari ranking 5 teratas bahkan sempat mendapat ranking 3 ( lumayan lah buat ku,, haha )..

setelah mengambil apa yang aku perlukan aku lalu menyerahkan tas ku pada yulisa agar dia bisa mencarinya sendiri,, hal itu sudah biasa bagi aku dan yulisa,, kami bertiga dengan phujia begitu saling mempercayai.. di semester akhir kelas satu ini,, aku sedang ingin fokus pada pelajaran agar saat kenaikan nanti nilai ku tidak menurun.. karena akan ada yang mengomel tanpa henti saat rangking ku tidak masuk lima besar,, dan belakangan ini aku kurang minat belajar karena masalah ku dengan ibu semakin melebar..

Author POV

Yulisa membuka tas alina seperti biasanya untuk mencari buku PR matematika milik alina agar bisa menyalinnya saat pelajaran pertama ini,, saat sedang fokus mencari buku mata yulisa sedikit menyipit melihat sesuatu yang sangat menarik menurutnya..

* gila si alina,, hari gini masih aja nulis di buku ginian.. ?! haha * pikir yulisa sambil tertawa pada kelakuan temannya itu

bagaimana tidak,, di jaman yang kata orang modern ini dia masih menggunakan barang yang di nilai kuno bagi yulisa.. sempat terbesit dipikiran yulisa dia ingin membacanya,, tapi sebagai teman dia juga harus menghargai privasi sahabatnya itu.. niatnya untuk membaca pun dia urungkan dan kembali fokus mencari buku yang dia cari,, setelah menemukan nya yulisa menyerahkan kembali tas Alina kepada pemiliknya..

sementara itu ada seseorang yang dari tadi ikut melirik ke tas alina dan mengetahui ada hal menarik yang ada di dalam tas itu,, tetapi dia hanya diam saja dan pura-pura tidak tahu mengenai apa yang dilihatnya tadi.. tanpa diketahui oleh orang lain terbesit senyum licik di bibir perempuan itu,, ya siapa lagi jika bukan teman sebangku yulisa dan sahabat alina juga Phujia..

Tanpa banyak yang tahu termasuk yulisa dan alina sendiri sebenarnya phujia menyimpan rasa ketidaksukaan kepada alina,, phujia merasa alina sangat mudah disukai banyak orang sedangkan dirinya hanya seperti bayang-bayang dari alina dan juga yulisa.. sebenarnya pada yulisa pun dia tidak begitu suka,, hanya saja rasa bencinya pada alina lebih besar daripada rasa bencinya pada yulisa.. tanpa banyak basa-basi saat semua orang sedang sibuk masing-masing,, tanpa ada yang menyadari entah bagaimana buku diary itu sudah berpindah tangan ke phujia.. dia menyimpan dengan rapi dan dalam diam sehingga sang pemilik pun tidak tahu buku itu telah hilang ( terlebih bahkan alina belum sadar jika buku diary nya terbawa ke sekolah )..

avataravatar
Next chapter