webnovel

Diana Dan Nadia (Jangan Ambil Milikku!)

Author: Rieshika
Teen
Ongoing · 10.6K Views
  • 7 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Diana dan Nadia, kakak beradik yang memiliki selisih umur 1 tahun saja. Diana adalah seorang gadis yang pendiam dan angkuh, namun ia memiliki riwayat penyakit Kardiomiopati atau jantung lemah. Sehingga Kedua orangtuanya selalu menomorsatukan Diana dalam hal apapun. Pada suatu hari Nadia di paksa untuk memberikan kekasihnya kepada kakaknya, agar kakaknya segera menikah. Hal ini membuat Nadia merasa benci dengan kehidupan pahit yang harus ia lewati. Sampai suatu hari, Nadia terpaksa menjadi seorang bodyguard dari seorang bandar judi demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahnya, sedangkan ibunya pergi begitu saja meninggalkan mereka. Akankah Nadia sanggup menjalani kehidupannya yang keras? Nantikan kisah serunya di setiap chapter!

Tags
3 tags
Chapter 11. Hari Pertama Sekolah

Mereka berlarian mengelilingi lapangan sampai tiga kali putaran, dengan rambut di kuncir tiga untuk murid wanita, dan topi berbentuk kerucut untuk murid Pria. Hari ini adalah hari pertama mereka melaksanakan MOS (Masa Orientasi Siswa) untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas. Berbagai macam perintah OSIS mereka kerjakan, salah satunya adalah memakai kaos kaki berbeda warna, kaki kanan hitam, dan kaki kiri putih. Memakai kalung dari bawang dan cabai merah besar. Memakai rompi kresek berwarna blaster hitam putih. Serta memakai ikat pinggang dari beberapa permen yang di rangkai panjang sehingga berbentuk seperti ikat pinggang.

Nadia dan Diana, mereka bersekolah di tempat yang sama, itu semua akan mempermudah ayah mereka untuk mengantarkan keduanya ke sekolah bersama-sama.

"Berbaris yang rapi! rentangkan tangan kalian! ambil jarak! mari kita ikuti gerakan senam pagi ini!" perintah ketua OSIS.

'Hah acara yang benar-benar menyebalkan!' batin Nadia merasa gerah.

Sementara Diana, dengan antusias ia mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh instruktur senam sekolah mereka.

Tiba-tiba mata Nadia tertuju kepada ikat pinggang seorang pria, ia melihat permen yang lezat. Yaitu permen coklat dengan balutan crispy. Itu adalah permen kesukaannya. Nadia pun berniat untuk mengambil permen itu.

"Hai kau, kemarilah!" teriak Nadia kepada seseorang yang ada di belakang pria itu.

"Kau memanggilku?" kata gadis itu.

"Iya kau, mari kita bertukar tempat!" terang Nadia menyuruh gadis itu agar pindah ke tempatnya.

Gadis itu pun mengangguk, dengan diam-diam mereka bertukar tempat tanpa sepengetahuan OSIS.

"Hei kau siapa namamu?" tanya Nadia berbisik kepada gadis itu.

Gadis itu menunjukkan nama yang tertulis di kardus dan menggantung di dadanya. 'Rachel'

"Aku Rachel, kau siapa?" tanya Rachel sembari mengulurkan tangannya.

"Aku Nadia!" kata Nadia sembari menjabat uluran tangan Rachel.

"Mari kita berteman!"

"Baiklah, mulai sekarang kita teman!"

Mereka berdua pun akhirnya sepakat untuk menjadi teman. Nadia akhirnya bertukar tempat demi permen coklat itu. Setelah Nadia berhasil bertukar tempat, ia segera menarik permen tersebut dari pinggang pria itu.

"Hei apa yang kau lakukan?" teriak pria itu, sehingga semua mata tertuju kepada mereka.

"Husstt kau jangan berisik, aku hanya memintanya, satu, karena ini adalah permen kesukaanku. Sudah lama aku tidak memakannya!" terang Nadia sembari membuka bungkus permen tersebut dan memakannya.

"Hei kenapa kau memakan permenku?" teriak pria itu saat mengetahui Nadia menarik permen yang di jadikan ikat pinggang itu.

"Hei kau berisik sekali!" kata Nadia sembari menepuk kepala pria itu.

"Hei kau juga memukulku?" teriak lagi pria itu

Rachel yang melihat aksi Nadia tampak menahan tawanya, ia merasa Nadia adalah gadis pemberani.

"Hei jika kau berteriak sekali lagi, kaki ini akan mendarat di mukamu!" kata Nadia mengancam.

Namun tiba-tiba seseorang telah menarik lengannya. "Kau majulah ke depan, kelihatannya kau adalah si pembuat onar!"

Renald seorang ketua OSIS yang tegas dan berani itu segera menarik lengan Nadia dan membawanya ke depan barisan. Sementara anggota OSIS yang lain juga membawa pria yang permennya diambil oleh Nadia.

"Kau siapa namamu?" tanya Renald kepada pria itu.

"Namaku Arsya kak, tapi bukan aku pelakunya kak, bukan aku yang membuat onar. Tapi dia!" teriak Arsya menunjuk ke arah Nadia.

"Hah pria ini benar-benar payah!" gumam Nadia.

"Dan kau, siapa namamu?" tanya Renald kepada Nadia.

Nadia segera menenteng nama yang ada di dadanya,

Renald membaca nama yang tertulis di kardus yang tergantung di leher Nadia, dan dia membacanya 'NADIA'. Renald terpaku menatapi Nadia, ia adalah sosok gadis yang begitu cantik, tinggi, dengan tubuh yang ideal, serta rambut panjangnya yang bergelombang, seketika membuat Renald dan pria yang menatapnya pasti akan terkesima dengan kecantikan Nadia. Namun sepertinya Nadia lebih suka berpenampilan tomboi, dengan sepatu sneaker panjangnya membuat semua orang yakin bahwa ia tipikal gadis tomboi. Namun meskipun ia terlihat tomboi tidak mengurangi kecantikan yang terpancar darinya.

"Kau Nadia. Apa benar kau yang membuat masalah?" tanya Renald lantang.

"Ah tidak aku hanya meminta permennya, kenapa kau begitu pelit?" teriak Nadia kepada Arsya.

"Hei ini adalah ikat pinggangku, jika kau mengambil permen-permenku, aku akan di hukum!" teriak Arsya.

"Kalau begitu kau pantas di beri hukuman!!" kata Renald lantang.

"Hah benar-benar sial!" kata Nadia berbisik.

"Karena hari ini aku sedang baik hati, kau sendiri yang memilih hukumannya!" kata Renald menawarkan.

Nadia pun mulai berpikir, hukuman apa yang menurutnya tidak terlalu menghabiskan tenaganya, karena beberapa kegiatan MOS membuatnya sangat lelah.

"Baiklah, aku memilih beladiri. Siapa dari kalian yang mau bertarung denganku? Jika musuhku menang, aku akan membersihkan semua toilet di sekolah ini, tapi jika aku yang menang, aku akan terbebas dari semua hukuman selama MOS ini berlangsung. Bagaimana apa kau setuju?" kata Nadia kepada Renald.

Renald berpikir sejenak, bagaimana seorang gadis akan mengalahkan seorang pria. Renald berpikir ia pasti kalah jika musuhnya adalah ketua taekwondo di sekolah ini.

"Baiklah, aku setuju. Dengan catatan aku yang memilih siapa musuhmu!" terang Renald dengan senyum liciknya.

"Baiklah, terserah kamu!" kata Nadia Santai sembari membuka kembali permen yang ia tarik dari ikat pinggang Arsya.

"Baiklah setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku menentukan yang menjadi musuhmu adalah Rendi. Dia adalah pemimpin sekaligus pelatih taekwondo di sekolah ini!" terang Renald.

"Wahh, gadis itu sepertinya dalam bahaya!"

"Gadis itu lebih baik mundur saja!"

"Pelatih taekwondo, sepertinya menakutkan!"

Semua murid pun ramai membicarakan Nadia yang akan melawan Rendi, pelatih taekwondo di sekolah mereka. Akan tetapi, Nadia tidak gentar sedikitpun, ia terlihat sangat santai.

'Nadia, kenapa kau lakukan ini? kau benar-benar menyulitkan!' batin Diana yang ketakutan saat adiknya akan mendapatkan hukuman. Ia hanya menatapi adiknya menggigit ujung jarinya karena ketakutan.

"Lihatlah, gadis itu begitu keren. Bagaimana kalau kita taruhan!" kata Jovan kepada sahabatnya Ricky. Mereka termasuk murid baru yang mengikuti kegiatan MOS.

"Boleh juga, aku akan memihak kepada musuh gadis itu. Bagaimana bisa seorang gadis mengalahkan pria!" kata Ricky begitu yakin.

"Baiklah, aku memihak gadis itu!" terang Jovan juga merasa yakin.

"Rendi, silahkan majulah ke depan!" teriak Renald memanggil Rendi yang kebetulan juga menjabat sebagai anggota OSIS.

"Hah, bagaimana bisa aku juga ikut terlibat dalam masalah ini?" gerutu Rendi sembari melangkahkan kakinya menuju ke depan, karena ia merasa akan membuang buang waktunya hanya untuk bertarung dengan seorang wanita.

"Baiklah, pertarungan akan segera dimulai, dan aku sendiri yang akan menjadi wasitnya!" terang Renald.

"Yee....Nadia, ayo Nadia!!"

"Rendi, kak Rendi saranghae!"

Semua murid bersorak memberikan semangat kepada kedua petarung itu.

"Bersiap!!" teriak Renald memberi aba-aba.

You May Also Like

Benar-Benar Cinta

Brak! "Aduh, sorry gue nggak sengaja" ucap Clara sambil meringis karena jatuh. Clara bangkit dari jatuhnya, lalu ia melihat Siapa yang sudah ditabraknya. Betapa terkejutnya ia saat tahu jika yang ditabraknya itu adalah ketua Most Wanted sekolah, sungguh ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini dirinya sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di tempat itu. Semua orang memandangnya kasihan, tentu karena ia sudah mencari masalah dengan ketua Most Wanted sekolah itu. "Astaga, mati gue. Kenapa harus dia sih yang ketabrak, duh pasti panjang nih masalahnya," batin Clara merasa bodoh dan menyesal. Orang yang ditabrak oleh Clara menatap gadis itu dengan tajam, wajahnya terlihat kesal dan marah pada Clara. "Lu punya mata kan? Gunain dong kalau jalan," tukas Alex dengan sinis. Clara menatap heran dengan alis yang sedikit terangkat, padahal dia sudah meminta maaf tadi tapi sepertinya Alex tetap kesal pada dirinya. "Dih, maaf aja nih ya. Dimana-mana jalan tuh pakai kaki bukannya pakai mata," balas Clara dengan santainya. Alex merasa semakin kesal dengan jawaban Clara yang sangat berani itu, akhirnya Alex pun langsung membentak Clara dengan wajah tidak bersahabat. "Lo berani sama gue!" gertak Alex dengan tajam. Mendengar hal itu Clara langsung menampilkan seringainya, lalu ia balik bertanya pada Alex tanpa ragu. "Kenapa harus takut? Memangnya lo siapa?" balas Clara tanpa takut. "Asli, berani banget lo nantang gue," gumam Alex dengan seringainya. Clara menatap Alex dengan heran, padahal ia sama sekali tidak menantang pria itu. Tapi sepertinya Alex salah paham dengan maksud Clara, dan terlihat semakin kesal karenanya. Tapi itu bukan masalah untuk seorang Clara, karena ia pun bisa membalas kesombongan pria itu. "Denger ya, sekaya apapun lo sama sekali tidak berarti buat gue. Dan gue nggak akan pernah takut sama orang kayak lo, pahamkan?" tantang Clara langsung pada Alex. The boys yang Mendengar hal itu merasa terkejut, tidak biasanya ada orang yang berani melawan ketua mereka dan sepertinya cewek akan itu membawa hal baru untuk mereka, the boys pun menyeringai menatap Clara. "Menarik," batin Alex berkata. "Dah lah, ganggu waktu gue aja. Awas gue mau lewat!" usir Clara pada Alex. Lalu, bagaimana kisah mereka selengkapnya? (⚠️ Mengandung beberapa part 21+)

SAChan_ · Teen
5.0
275 Chs

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Teen
4.9
425 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT