11 Proposal Kegiatan

Keesokan harinya, Selena pergi ke sekolah bersama dengan Cristine. Seperti biasa. Kedua gadis itu memiliki tambahan teman selama dalam perjalanan ke sekolah.

Ketiga gadis baru yang Selena ketahui namanya Erina, Dara, dan Selia itu merupakan teman Cristine. Dan kebetulan rumah ketiganya memang tak jauh dari jalan ke sekolah.

Setiap pagi, Selena dan Cristine punya kebiasaan baru. Tepatnya, Selena mengikuti kebiasaan baru itu dari sahabatnya sendiri. Menunggu teman-teman lainnya berangkat bersama ke sekolah. Alhasil, waktu yang perlu Selena tempuh untuk sampai ke sekolah lebih maju. Jika biasanya Selena sudah berada di kelas setengah jam sebelum pelajaran dimulai, namun kini berubah menjadi lima menit sebelum pelajaran dimulai.

"Selena, apa tanganmu sudah baikan?"

Selena yang sejak diam, mulai berpaling, menoleh kepada gadis manis di depannya, "Ah, iya. Tanganku sudah agak mendingan." jawabnya canggung. Jika itu dia, dia perlu beberapa saat untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Berbeda sekali dengan Cristine. Sahabatnya itu memiliki sikap bawaan yang gampang sekali akrab dengan orang asing. Maka tak ayal, dibandingkan dengan Selena yang memiliki Cristine sebagai satu-satunya sahabatnya, Cristine di sisi lain, memiliki teman banyak yang bisa diajak bermain selain Selena.

Erina mengacak rambut Selena yang halus dan hitam berkilai itu penuh perhatian. Gadis ini sangat imut dan juga cantik. "Bagus kalau begitu. Kalau kau ada apa-apa, jangan sungkan untuk membicarakannya dengan kami."

Selena tersenyum kecil, "Terima kasih."

Ini mungkin adalah pertama kalinya, ia mengenal teman Cristine lainnya tidak seburuk kawan-kawan Cristine di masa sekolah menengah pertama. Teman yang ini sungguh-sungguh baik. Mau menerimanya juga meski mereka tahu betapa miskinnya dia di antara mereka.

Selia menghentikan obrolannya bersama Cristine, gadis luar biasa cantik itu juga ikut bicara pada Selena, "Saat kau terluka, aku dengar senior Lucas sendiri yang membantumu? Apa benar? Bagaimana dia, Selena?"

Dara ikut nimbrung, tidak mau ketinggalan, "Iya, gosip itu menyebar sangat cepat kemarin. Senior Lucas belum pernah memperlakukan teman-teman wanitanya secara perhatian seperti yang dia lakukan padamu."

Selena bahkan lebih terkejut lagi, mendengar gosip palsu itu tersebar. Jelas-jelas sikap Lucas yang membantunya kemarin tidak tulus sama sekali. Namun gadis-gadis di sekolahnya sudah memiliki imajinasi liar seperti ini terhadapnya.

"Yeah, kalau kamu tidak keberatan dengan tatapan dinginnya yang menakutkan, aku akan sangat berterima kasih kalian mau menggantikannya."

Cristine tertawa terbahak setelah mendengar pengakuan Selena. Jika itu Selena yang berpendapat, maka begitulah kenyataannya. "Apa yang dia lakukan padamu?" tanyanya sedikit penasaran.

Bukan hanya Cristine saja yang dengan penasaran menunggu jawaban Selena, ketiga gadis lainnya pun mengantisipasi jawabnya.

"Dia membantuku, memang." beritahunya sambil terbatuk, canggung. "Tapi... Berada dekat dengan senior Lucas sangat... Yeah, kalian tahu, seperti berada di dekat macan yang siap mengamuk. Aku tidak tahu apa hanya aku saja yang merasakannya, tapi dia... Sangat menindas. Auranya, benar-benar bisa membuat seseorang ketakutan." jawab Selena jujur dengan apa yang dia rasakan saat bersama Lucas kemarin.

"Kau benar." Dara mengganguk setuju. "Meskipun senior Lucas merupakan pangeran di sekolah. Siapa yang tidak tahu dengan sikap dinginnya saat berpapasan dengan perempuan. Aku bahkan mendengar gosip lainnya saat beberapa gadis yang pernah menyatakan cinta padanya di tolak dengan kata-katanya yang sangat kejam itu dan dia bahkan pergi tanpa rasa bersalah saat membuat seorang gadis menangis."

"Tapi dia memang layak begitu kan." timpal Selia kemudian. "Dengan wajah tampan yang dimilikinya, bukan sebuah kejahatan jika senior Lucas sangat jual mahal. Ditambah lagi jika pria itu merupakan kebanggaan sekolah dan para guru."

Selama dalam perjalanan itu, obrolan mengenai Lucas menjadi pembahasan gadis-gadis tersebut.

***

Lucas baru saja datang dari kantor guru, menyerahkan proposal untuk kegiatan siswa-siswi baru tahun ini.

Beberapa macam ekstrakurikuler untuk para siswa pilih sudah dibuka hari itu. Dalam satu minggu ke depan, para OSIS ini akan disibukkan dengan merekrut anggota baru di klub mereka.

"Saya sudah selesai merapikan proposal untuk kegiatan klub tahun ini, Kepala sekolah. Silakan anda lihat dulu." ucapnya pada kepala sekolah yang duduk di depannya.

Terdapat beberapa pilihan klub yang bisa dijadikan pilihan. Antara lain. Klub volly, klub sepak bola, klub tenis meja, klub renang, klub band, klub drumband dan tambahan lainnya di bidang PMR dan pramuka. Latihan akan dimulai setelah masing-masing klub terisi anggota. Dan pelatihan dilakukan setiap dua kali dalam satu minggu. Untuk kegiatan wajib yang harus dihadiri para siswa kelas sepuluh dan sebelas tak lain ialah pramuka, kegiatan itu akan dilaksanakan setiap hari Sabtu pada pukul tiga sore.

Hermawan Aardian; Kepala sekolah di SMA Cempaka 01, tak lain merupakan paman Lucas dari pihak ibunya. Selain Hermawan, tak ada yang mengetahui identitas Lucas yang sebenarnya di sekolah tersebut. Dan karena pria dewasa itu pula, Lucas dapat dengan mudah menyamarkan Identitasnya sebagai tuan muda Samantha yang kaya raya di Indonesia.

Hermawan mengambil dokumen di atas meja yang baru saja Lucas berikan, lalu membukanya untuk kemudian dia baca dengan teliti. Beberapa saat kemudian, pria dewasa itu pun bicara, "Tahun ini, sekolah memiliki beberapa ektrakurikuler tambahan yang membuat pilihan bidang non akdemis menjadi bervariasi. Semoga saja, para murid akan dengan aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang sekolah usulkan."

"Saya akan pastikan seluruh kegiatan ini akan berjalan dengan lancar. Yang saya butuhkan hanyalah persetujuan dari Anda dan juga dukungan dari pihak sekolah untuk membantu saya, agar membimbing kami para anggota OSIS untuk memastikan lancarnya seluruh kegiatan ekstrakurikuler ini, Pak." Jawab Lucas bersungguh-sungguh.

***

Don't forget support for this novel. Please vote, review and comment if you like this story. Thank you, guys.

avataravatar
Next chapter