1 PROLOG

" Sayaaangg... sudah selesai belum berbenahnya? Ayo nanti kita terlambat penerbangannya lho..". Ucap Johan padaku dari depan pintu kamar.

" Iya..iya bentar yang.. tinggal dikit lagi nih alis aku jadi..". Kataku pada Johan saat aku masih bersolek.

" Okeee.. aku sudah siap sayang.. yukkk berangkat! Semua sudah siap kan? Koper? Sepatu? Kamera? Topi? Dan lain-lainnya sudah?" Ucapku pada Johan yang sedang menungguku do bangku sofa.

" Sudah-sudah semua aku masukin ke koper dan travel bag.. Ayo kita berangkat! Jemputan kita juga sudah datang ini! Masih ada sisa waktu satu setengah jam lagi sebelum sampai bandara". Ucapnya bergegas keluar rumah dan aku memastikan lampu dan kondisi rumah aman ketika kami pergi dan mengunci kamar serta pintu rumah.

Setelah pernikahan yang kami adakan beberapa hari lalu, akhirnya kami memutuskan untuk berbulan madu ke Bali selama dua pekan. Senang rasanya dapat berbulan madu dengan orang yang sangat sayang padaku. Yah... akupun tak menyangkan jika pada akhirnya aku menikah dengan orang ini. Orang yang dari dulu jaman aku masih SMA selalu mengikutiku kemanapun, menemaniku dimanapun dan selalu ada ketika aku senang maupun sedih. Iya. Dia sahabatku sejak SMA hingga kami memutuskan kuliah di universitas yang sama. Pada saat memilih fakultas, aku tak tahu jika Johan memilih di fakultas yang sama, yaitu Falultas Manajemen Bisnis. Bedanya aku di Manajemen Bisnis Reguler, sedangkan Johan di Manajemen Bisnis International. Iya sih.. Johan memang anak yabg super cerdas dan genius. Dia bisa empat bahasa sekaligus sejak SMP. Bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Ya memang tak di ragukan lagi jika memilih jurusan InterManBis. Kami di kampus juga masih sering jalan bersama. Baik kerja tugas, maupun ketika kita makan bersama. Hingga beberapa temanku menyarankan jika kami lebih baik berpacaran. Hahahahaha... lucu rasanya mendengar ucapan temanku ketika kuliah dan melihat kenyataan yang ujung-ujungnya kita beneran menikah sekarang. Hebatnya Johan tak pernah sekalipun berpacaran dengan cewek manapun. Ia hanya fokus kuliah hingga mendapatkan gelar Cumlaude S1 selama 3 tahun, lalu lanjut S2 dengan gelar yang sama 2,5 tahun. Hmmm... dasar genius... tak bisa merendah sedikitpun dalam urusan gelar. Berbeda banget denganku. Yang tiap hari hanya disibukkan sengan urusan tugas kuliah,kegiatan kemahasiswa'an dan pacaran. Apalagi aku sudah berpacaran sejak aku lulus SMA. Senang banget waktu itu, apalagi aku berpacaran dengan kakak kelas yang aku sangat sukai sejak lama. Namun siapa sangka jika kepopulerannya disalah gunakan dengan berselingkuh di belakangku. Iya. Mantanku saat itu adalah atlet basket dan ia telah mengikuti turnament basket International. Sehingga ketika kuliah, ia memutuskan untuk kuliah di salah satu Universitas di Jakarta yang telah banyak melahirkan atlet-atlet terkenal di Indonesia dan berkembang menjadi atlet International untuk kejuaraan-kejuaraan se-ASEAN. Wajah yang tampan memang sangat mendukungnya untuk cepat populer di kalangan wanita. Tapi siapa sangka jika ternyata nasib percintaanku tak semulus dengan ekspektasi yang aku bayangkan. Yang aku kira aku akan bahagia memiliki pasangan dengan orang yang tampan dan populer. Semua itu berbalik belakang dengan sikap dan sifatnya yang sangat jauh dengan ekspektasiku. Namanya Rico, ia ternyata orang yang sangat tempramen, cemburuan, dan sangan maniak seks. Ya. Aku terjebak dan jatuh dalam hubungan yang tak sehat saat itu, dan kami telah menjalin hubungan selama 2 tahun. Kami menjalin hubungan jarak jauh Surabaya-Jakarta dan hanya dapat bertemu jika liburan telah tiba. Saat liburan waktu kami bertemu itulah semuanya terjadi. Rico selalu mengajakku berhubungan di hotel tempat dia menginap selama ia menemuiku dan saat itu aku seperti di mabuk cinta olehnya, percaya padanya begitu saja dan memberikan diriku begitu saja. Tanpa memikirkan dampak setelahnya, aku dibutakan cinta kepadanya. Hingga suatu saat Rico menjadi posesive terhadapku. Aku tak diijinkan memiliki hubungan dengan teman-teman pria, termasuk Johan. Setiap kali kita bertemu ia selalu memeriksa isi ponselku. Baik itu pesan-pesan di mechat, direct message di indigram dan pasbuk. Seluruh media sosial ia yang pegang kendali hingga ia mengetahui Id dan password media sosialku. Mulai saat itu, aku merasa sesak dalam hubungan yang aku jalani. Hingga hampir satu bulan aku mengalami depresi karena Rico yang kerap kali mengancamku dan memaki ku dengan kata-kata yang sangat tak nyaman ku dengar. Johan yang mengetahui kondisiku saat itu selalu mencuri waktu dimana aku tak sedang tak bersama Rico baik via telepon maupun bertemu langsung denganku. Johan selalu menasehatiku tentang hubunganku yang tidak sehat ini. Dia juga yang selalu ada di sisiku ketika aku mengalami depresi dan sering kali karena depresi aku mengalami sakit maag kronis hingga berkali-kali aku di antar Johan ke klinik universitas. Berkali-kali aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Rico, namun aku tak mampu mengucapkan kata "putus" dari mulutku ketika kami bertemu. Pada saat bertemu, Rico selalu bersikap manis terhadapku dan selalu memanjakanku. Apapun yang aku mau selalu dibelikan dan aku selalu mendapatkan kebahagiaan semu darinya. Iya. Itu semua semu, yang Rico buat untukku agar dia dapat menikmati dan memuaskan hasrat nafsunya padaku di akhir hari. Johan tak mengetahui apa yang telah aku lakukan selama berpacaran dengan Rico hingga aku menjalin hubungan dengan Johan. Saat itulah aku memberanikan diri untuk bercerita semuanya pada Johan. Johan memang yang terbaik. Ia dapat mengerti dan memaafkan segala hal masa lalu tentangku. Ia menerimaku seperti tak pernah terjadi apapun padaku dan aku menyadari jika akupun menyukai dan mencintainya hingga akhirnya kami memutuskan untuk berpacaran dan senangnya lagi hubungan kami di restui oleh kedua belah pihak orang tua kami. Sehingga setelah beberapa bulan aku dan Johan berpacaran, kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Pada tanggal 20 Februari 2020 akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Dan sekarang... yaahhh beginilah kehidupan pernikahan kami. Kehidupan pernikahan yang bahagia dan damai sejahtera. Dapat saling melengkapi satu sama lain berbagi suka dan duka bersama. Rasanya lega sekali ketika kita menemukan pasangan yang serasi dan cocok dengan kita.

" Akhirnya ya.. kita sampai juga di Bali.. liat deh sayang pemandangannya dari bandara aja sudah ngangenin pengen cepat-cepat ke hotel terus liat sunsite di tepi pantai..". Ucapku pada Johan ketika baru tiba di bandara Ngurah Rai Bali.

" Iyaa.. hemmm.. tapi aku lebih ingin tidur di hotel.. pasti enak.. hehehe.."

" Yah, kamu mah pindah tidur ini ceritanyaa.. bukan honeymoon..".

" Iya besok aja jalan-jalannya.. kita sewa sepeda motor, terus kita keliling-keliling seharian.. gimana? Besok abang anterin deh adek mau kemana aja..". Rayu Johan sembari menunggu jemputan hotel yang akan kita tumpangi.

Tak sampai 5 menit, mobil van yang menjemput kami dari hotel tiba, dan kami langsung menaiki mobil tersebut menuju ke hotel.

avataravatar
Next chapter