7 Berbicara dengan Bibi Maya

Hari ini aku akhirnya berumur 17 tahun.. Yay... Itu artinya aku akan memulai sekolahku di sekolah sihir... Yay... dan arti selanjutnya aku akan bertemu dengan banyak orang... menyebalkan.

Saat ini aku bersiap untuk pergi mendaftar di salah satu sekolah sihir.

Dan juga aku telah berhasil membujuk bibi Maya agar aku diizinkan untuk tinggal sendirian di luar klan,. Yay untuk kebebasan.

Aku akan mendaftar ke SMA pertama dengan alasan untuk membujuk Tatsuya agar membantuku membuat CAD khusus untuk diriku dalam bentuk pedang.

Juga, aku merindukan sosok miyuki-chan yang memerah karena malu.

Setelah bersiap aku kemudian di beritahu bahwa aku akan segera di antar dari rumah utama ke sekolah dan dari sekolah ke rumah baru.

Sesampainya aku di tempat ujian, aku ternyata tidak perlu mengantri dengan berlama lama karena kebetulan aku datang lumayan cepat.

Setelah ujian, aku kemudian di antar ke sebuah ruangan dimana aku akan di berikan sebuah seragam menurut hasil tes.

Dan hasilnya tidak mengejutkanku karena berhasil masuk ke kategori Bloom yang artinya aku akan berada di kelas yang sama dengan miyuki-chan.

Setelah mengambil seragam sekolah, aku kemudian melangkah meninggalkan tempat itu dan menuju ke arah tempat mobil terparkir.

Aku kemudian meninggalkan daerah sekolah dan akan kembali satu Minggu kemudian untuk hari upacara penyambutan atau apalah.

Mobil akhirnya memasuki daerah dengan berbaris rumah rumah mewah dan mobil mobil pribadi.

Ternyata bibi Maya memilih rumah di daerah ini, karena itu aku pun mengambil alat komunikasi dan menghubungi bibi Maya.

"Bibi... bisakah kamu hanya memilihkan saya rumah yang berdekatan dengan rumah Tatsuya dan miyuki-chan??" kataku kepadanya dengan nada memohon.

"Tinggal di tempat yang telah saya pilih atau kamu kembali ke rumah utama" dan dijawab dengan dingin oleh bibi.

Sungguh menyebalkan aku hanya bisa memilih tinggal di daerah mewah ini dari pada tinggal di rumah bersama bibi Maya .

Setelah mengatakan pilihanku bibi Maya kemudian memutuskan panggilan, Oh sungguh wanita itu.

Kami akhirnya sampai di depan sebuah rumah mewah, rumah itu yang bisa di tinggali oleh sepulu atau lebih orang kini di tinggali oleh aku seorang.

Memasuki ruangan aku kemudian terkejut karena yang akan tinggal di ruangan itu bukan hanya aku tetapi bersama dengan pelayan pelayan pilihan dengan wajah cantik masing-masing.

Menyambung kembali komunikasi bersama bibi Maya yang di sambut oleh tatapan dinginnya.

"Ada apa??"

"Hey.. bisakah bibi tersenyum kepadaku sesekali saja??"Kataku memprotes.

"Apakah hanya itu ?? baiklah akan ku tutup saya sibuk" jawab bibi Maya dengan wajah datar.

"Tunggu bibi.. " kataku menghentikannya dari memutuskan sambungan yang membuatnya menatapku tanpa berkata.

"Anu.. kamu tahu bibi aku sudah berumur 17 tahun, jadi bisakah aku melakukan dengan salah satu pelayan terlatih pilihanmu??" kataku sambil melihat kearahnya.

"Hoouu.. jika kamu bisa membuatnya menurut terserah kamu, tetapi jika kamu terluka jangan salahkan saya" jawab bibi Maya tertarik, dan dia kini tersenyum, ohhh indahnya.

"uhummm, bibi bisakah kamu berkata kepada mereka untuk tidak terlalu serius jika menghadapiku??"Kataku setelah menenangkan diri dari senyumannya.

"Itu tidak mungkin... kamu harus bekerja keras keponakanku tersayang" bibi Maya berkata dengan nada menggoda.

'Sial' berteriak didalam hatiku sambil berusaha menghapus darah dari hidungku, kamu tahu itu terlalu indah tetapi sayang itu hanya bisa di saksikan dalam layar kaca dan tidak bisa di sentuh.

"Baiklah .. saya akan menutup.. ada hal yang harus saya lakukan,, dah keponakanku sayang" sungguh mungkin dia menemukan itu menyenangkan akhirnya dia terus menggoda membuatku hampir mati kehabisan darah.

Menenangkan diri aku kemudian melangkah kedalam kamarku sendiri.

avataravatar
Next chapter