1 Bayi Malang (1)

Di sebuah Lembah Hutan, dekat tepi pantai pesisir di Pulau Jala Patra.

Terdapat sebuah wilayah Siluman Kucing. Di sana banyak Siluman yang hidup dengan berjenis kucing. Bentuk fisik mereka sebenarnya seperti halnya tubuh manusia. Punya dua kaki dan dua tangan. Ada pria atau pun juga wanita. Hanya saja, bentuk wujudnya mereka seperti ras kucing.

Mereka mempunyai ekor di belakang pantatnya. Telinga yang lebar di atas kepalanya. Giginya runcing keluar dari mulutnya. Terkadang, mereka juga bisa berubah bentuk menjadi tubuh hewan sesuai rasnya. Seperti hewan yang berjalan dengan empat kaki. Dan kalau kekuatan Siluman itu telah tinggi, dia bisa merubah bentuk wujudnya sesuka hati. Biasa di gunakan untuk menyembunyikan identitasnya.

Mereka biasa hidup berkelompok dan menetap untuk mendirikan sebuah pemukiman. Sebab kecerdasan mereka sama seperti halnya manusia. Mereka bisa membuat senjata, atau pun membuat bangunan rumah dan yang lainnya. Tapi cara hidup mereka berbeda dengan manusia. Mereka mempunyai budaya hidupnya sendiri.

Kini di Wilayah Siluman Kucing, sudah ada lima desa dan satu kota yang didirikan. Perkembangan mereka begitu pesat dan cepat. Sebab mereka juga melakukan bercocok tanam layaknya manusia. Atau mereka juga beternak Hewan Monster Spiritual. Hewan Monster yang biasa dijadikan daging makanan untuk kehidupan sehari-harinya. Dan bisa juga di jadikan untuk sebagai Hewan Peliharaan.

Di salah satu desa, Wilayah Siluman Kucing. Ada sebuah desa yang terkenal kuat. Pemimpinnya adalah Harimau Kumbang yang bernama Soraya. Dia termasuk Ras Kucing yang hampir punah. Karena dirinya adalah satu-satunya Ras Harimau Kumbang yang tersisa di Wilayah Siluman Kucing. Sedangkan ras yang lainnya, masih banyak keturunan dan penerus generasinya.

Dia di akui sebagai pemimpin Desa adalah karena kekuatannya yang sangat tinggi. Dia termasuk Ras Kucing yang ditakuti selain Singa. Tubuh dan posturnya begitu perkasa, lebat bulu putihnya sangat garang. Menambah pesona ketampanannya. Giginya yang panjang dan runcing memberikan kesan keganasan yang ngeri saat dia berjalan.

Dia mempunyai teman dengan jenis makhluk setengah siluman dan setengah monster. Dia tergolong ras baru, yaitu ras Lich. Bentuk tinggi tubuhnya kecil dan mungil. Tidak mempunyai sayap, tapi bisa terbang bebas kemana saja. Dia mempunyai satu tanduk kecil di kepala dengan telinga yang runcing. Selain itu dia juga mempunyai ekor yang yang lancip dengan tanda panah.

Nama dia Sonia. Sahabat yang selalu menemani Soraya saat kemanapun pergi. Dia bagai pengawal kecil yang selalu menasehati Soraya. Dia berteman dengan Soraya telah lama sejak kecil dan tumbuh dewasa bersama-sama. Sonia termasuk salah satu sahabat Soraya yang paling dipercaya.

Hari ini, Soraya, berburu Monster Spiritual di hutan. Tubuhnya memakai baju zirah dan membawa pedang panjang yang tajam di tangannya. Dia sedang bertarung dengan sengit melawan salah satu Hewan Monster Spiritual, namanya Badac. Monster yang berbadan badak yang besar tapi berkaki kuda. Besarnya tiga kali lipat dari tubuh Soraya.

"Ayo, kemari, Kemari, seranglah aku!" Ejek Soraya yang gerakannya cepat dengan menyabetkan pedangnya dan sedikit melukai tubuh Monster Badac yang tebal.

"Ya, terus, serang. Bagus Soraya!"Kata Sonia yang menyemangati dengan terbang cepat. "Cobalah incar kelemahannya. Cari daerah kulitnya yang tipis!"

"Aku tahu. Aku tahu. Diamlah, kau berisik! Aku sedang fokus, kau mengganggu konsentrasi ku..." Jawab Soraya yang matanya sedang menyorot tajam mencari titik kelemahannya. Sembari dia terus bergerak gesit. Dia tak menemukan bagian kulitnya yang tipis.

"Sialan! Apakah dia tak mempunyai kelemahan!" Kata Soraya geram.

Dengan lincah dan cepat, dia memborbardir menggores serangan pedang yang acak. Dia putus asa mencari titik vitalnya.

"Dasar bodoh! Jika tidak ada kulit yang tipis. Maka seranglah terus dengan tepat di satu titik!" Teriak Sonia yang kesal dengan gusar melihat serangan Soraya yang sembarangan.

Soraya tersadar lalu melakukan serangan pedang dengan nasehat dari Sonia.

Monster Badac kewalahan serba bingung untuk menghindari ataupun menyerang musuhnya. Dia tidak bisa menyeruduk dengan tanduknya yang besar. Atau mengelak dari serangan sabetan pedang. Dia jadi sasaran empuk bagi musuhnya yang lincah.

Pedang panjang Soraya akhirnya menusuk ke tubuh samping perut Monster Badac. Lalu dia menjerit mengamuk kesakitan, hingga gemanya menggetarkan pohon-pohon sampai bergoyang.

"Eh?" Kata Soraya kaget. Ternyata dia tidak mati setelah terkena tusukan yang dalam.

Monster Badac berjingkrak heboh dengan kakinya yang kekar menghantam tanah. Dia lalu berlari kesakitan untuk kabur, Soraya terseret dengan masih memegang pedangnya yang menancap di tubuh Monster Badac.

"Waaaa!!!"Teriak Soraya yang bergelantungan di tubuh Badac yang berlari kencang.

"Soraya, tunggu aku!" Kata Sonia lalu terbang berlari menyusul. "Dasar Soraya bodoh!!!"

Monster Badac terus berlari sangat kencang kalang kabut sampai menabrak berbagai pohon dengan tanduknya yang besar. Soraya terseret di samping perutnya dan menabrak berbagai benda yang berterbangan itu. Batu, kayu pohon, mereka semua menabrak Soraya yang terseret.

Akhirnya ketika keluar dari batas hutan dan sampai di daerah pasir pantai. Monster Badac terhuyung lemah gemulai dan berhenti berlari, kemudian jatuh tersungkur. Ambruk ke bawah beserta tubuhnya yang besar.

"Aaaaah. Berhenti juga kamu akhirnya." Kata Soraya yang juga menahan nafas lega. Dia juga ambruk lalu berdiri mencabut pedangnya yang menancap.

Monster Badac itu masih hidup dengan dengkuran nafas yang panjang sambil terputus-putus. Matanya melotot menahan sakit di tubuhnya. Dia telah kelelahan untuk terus melawan. Sorot matanya mengatakan tidak ingin dirinya mati tapi juga ingin penderitaannya segera berakhir.

Soraya mengangkat kedua pedangnya tinggi-tinggi. Dia memandang sedikit iba ketika menatap wajah mangsa buruannya yang sudah hampir mati dengan kesakitan. Itu terasa sangat menyakitkan, karena melihat kehidupan yang tersiksa sebelum ajal kematian datang untuk menjemputnya.

"Maafkan aku, saudaraku. Sebenarnya aku tidak ingin membunuhmu dengan menyiksamu. karena kelemahan ku, jadinya aku tak mampu membunuhmu dengan cepat. Aku akan mengakhiri hidupmu kali ini dengan cepat." Kata Soraya.

Kemudian dia menusuk leher Monster Badac. Darahnya keluar muncrat dari tusukan pedangnya dengan sangat deras. Setelah itu Monster Badac, tidak bergerak lagi merasakan kesakitan dan mati. Soraya menutupkan mata Monster Badac yang melotot.

"Semoga kau kembali ke rahim langit dengan damai, o saudaraku. Terima kasih untuk tubuh dan dagingmu. Semoga kau beristirahat tenang di sana. Terima kasih Ibu, dari segala Ibu yang di langit." Soraya menundukkan dahinya menyentuh kepala Monster Badac untuk berdoa memberikan penghormatan terakhir kepada mangsanya. Sembari menutup kedua matanya.

Deburan ombak begitu keras menghantam karang di bibir pantai. Memecahkan keheningan doa Soraya. Lalu dia mengamati sekitarnya.

"Oh? Ternyata aku terserat sampai ke daerah pantai, ya."

Soraya menerawang ke seisi daratan daerah pantai. Tidak ada apa-apa di bibir pantai selain suara air ombak dan anak air pantai yang bermain naik turun di pasir. Selain itu, banyak pula barang-barang yang berserakan di pintu pohon-pohon hutan. Itu adalah benda-benda yang terseret terbawa oleh arus laut.

Soraya menghampiri barang-barang tersebut dengan perasaan aneh. Dia mengambil salah satu barangnya yang berbentuk Radio dengan ukuran kotak.

"Apakah ini adalah barang-barang manusia? Bentuknya sangat aneh." Gumam Soraya. Dia mengocak kotak Radio, seolah ingin tahu fungsinya. "Ini tidak berbahaya, apa ini bisa dimakan?"

Lalu dia menggigitnya dan menghancurkan kotak Radio. Dia menguyah seakan itu daging. Rasanya klotakan di gigi mulutnya.

"Beh! Makanan apa ini? Nggak enak." Ketus Soraya lalu membuang kotak itu jauh ke belakangnya dengan kesal dan Radio itu mengenai sesuatu di perahu kecil.

Suara tangis bayi tiba-tiba terdengar dari dalam perahu kecil.

"Oe...oe...oe..." Lolong pekik suara bayi.

Soraya tercengang mendengarnya. Tiba-tiba ada suara di balik punggungnya. Dia menoleh ke belakang mencari asal sumber suara tersebut. Itu berasal dari sebuah perahu kecil. Penuh rasa penasaran, Soraya mendekatinya untuk melihat sosok yang suaranya melengking.

Matanya melebar, terkaget, seolah dia menemukan makhluk yang aneh. Dia tampak seperti manusia tapi bentuk tubuhnya kecil dan mungil. Dia dibungkus dengan sebuah kain Batik.

"Apakah dia ini bayi manusia?" Tanya Soraya pada dirinya sendiri.

avataravatar
Next chapter