webnovel

Kebali kekota

Di sebuah lembah gunung Gunung Kamoro Jaya saat ini!

Seorang pria berdiri menghirup udara segar di sekitar pegunungan. Jika dilihat dari segi postur tubuh, lelaki berusia 26 tahun dengan perawakan tubuh tampak lemah mampu membunuh musuh-musuhnya yang berjumlah 10 ribu orang dengan tangannya sendiri.

Dia bahkan tidak tampak kelelahan sama sekali.

Angin tertiukencang meniup mantel Militer pria yang dijuluki dewa perang itu.

Terlihat gambar Pola Naga berwarnah kuning keemasan di bagian dada, yang semakin memancarkan Aura keagungannya."

" Dewa perang, apakah tuan yakin dengan keputusan tuan,?"

Seorang pria berpangkat Mayor Jenderal sedang berlutut menanyakan keputusan atasannya yang menurutnya sangat tiba-tiba itu.

Ada jejak nada tidak dari suara itu.

"Iya, sudah waktunya aku kembali."

"Mayor Rodric ..."

"Siap Dewa Perang!

"Sampaikan ke semua jenderal untuk tetap berada dimarkas untuk menjaga perbatasan. Ingat untuk tidak terlena dengan kemenangan hari ini.

"Ini hanyalah permulaan. Katakan juga ke semua prajurit, tetap giat berlatih dan tunggu aku kembali!

"Jangan biarkan satu orang pun musuh menginjakkan kaki di perbatasan Negara kita.

"Baik dewa Perang." Jawab Rodric mantap kemudian berdiri memberi hormat dan kembali kemarkas.

Setelah Mayor Rodric pergi, pria yang dijuluki dewa perang itu kembali menutup mata dan larut dalam pikirannya.

"Sudah lima tahun aku tidak mendengar kabarmu, apalagi melihatmu."

" Istriku, tunggu aku, Aku akan segera kembali." Dewa perang bergumam.

Di hutan Amora tumur saat ini!

Sebuah helikopter mendarat tepat di tengah hutan yang cukup rimbun itu.

Pria yang mendapat julukan dewa perang turun masih mengenakan jubah Militer itu.

"Mayor Rodric, kalian kembalilah. Aku ingin menemui seseorang di hutan sini.

"Baik Dewa perang, kalau begitu hamba pamit undur diri."

"Umh ...."

Setelah Mayor Rodric dan beberapa jenderal lainnya pergi, seorang lalaki tua berpakaian serbah putih muncul dengan tiba-tiba di depan Pria yang di juluki Dewa Perang itu.

Melihat lalaki tua muncul, Artha Wijaya langsung berlutut memberi hormat."

"Kakek, cucumu memberi hormat!" Berdiri lah cucuku! " Baik."

"Cucuku, kamu sekarang adalah seorang jenderal. Kamu menjadi orang besar. Kakek ikut bangga buatmu.

"Trimakasih kakek, Ini semua berkat kakek. "Tanpa kakek, aku juga tidak akan menjadi orang seperti sekarang ini." Ucap Artha tulus

"Umh!"

"Cucuku, kamu tiba tiba menemuiku pasti ada alasan, kan?

"Benar kakek, aku sengaja datang menemui kakek karna ada dua alasan.

"Yang pertama soal istri dan putriku, dan yang kedua soal kekuatanku yang misterius itu.

"Umh baiklah ...kamu mau menanyakan yang mana dulu?Tanya pak tua itu.

"Kakek bagaimana kabar istri dan putriku? Tanya Artha ingin tahu kabar istri dan putrinya yang sangat dia rindukan itu.

"Istri dan putrimu baik baik saja, hanya saja istrimu terlalu cantik. Entah sudah berapa Pria yang sudah mencoba melamarnya." Ujar pak tua terus terang.

Mendengar ini, seketika Aura membunuh serasa mengelegar dari dalam diri Artha Wijaya. Dia tidak akan menerima ada orang lain yang ingin mendekati istrinya.

Pak tua merasakan hawa membunuh cucunya, tersenyum kemudian mengingatkan.

"Cucuku, tenangkan dirimu. Meskipun ada banyak Pria yang menginginkan kecantikan istrimu, Namun tidak ada satu pun dari pemuda itu yang berhasil merebut hatinya.

Dia hanya tetap menunggu suaminya kembali.

"Benarkah?"

"Iya. Pulanglah temui istri dan putrimu, mereka sangat membutuhkanmu terutama putrimu.

ketika mendengar itu, Artha kembali melunak dan Aura membunuh juga menghilang.

"Lalu bagai mana dengan kekuatan misterius itu kakek?" Tanya Artha ingin tahu soal kekuatan misterius yang ia miliki.

"Artha, kekuatan misterius didalam dirimu sudah ada sejak kamu lahir, hanya saja saat itu aku menyegelnya karena suatu alasan."Ujar kakek dewa perang sambil menatap cucunya dengan ekspresi kasihan.

"Lalu, apakah kakek bisa membuka kembali segel itu?"

"Aku memang bisa membuka segel kekuatannmu, hanya saja jika kakek membuka segelnya. Akan ada hal aneh yang terjadi pada dirimu selain kekuatanmu yang mungkin tiada tara.

"Hal apa itu kakek,?" Tanya Artha penasaran.

"Haiks, kakek tidak tau cara memberitahu mu. Tapi yang pasti hal ini tidak baik untukmu dan juga istrimu."" Ujar pak tua tidak berdaya.

Artha sangat bingung dengan ucapan kekeknya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap wajah kekeknya dengan ekspresi bertanya-tanya.

Dia bisa melihat kakeknya tidak membual soal ini.

"Kakek, sebenarnya hal tidak baik seperti apa yang kakek maksudnya?"

"Artha, apa kamu benar-benar ingin mengetahuinya?"

"Iya kakek."Jawab Artha yang sudah merasa siap ingin tahu hal yang menurut kakeknya tidak baik untuknya dan juga istrinya.

"Artha, dengar baik-baik kata kakek.

"Jika segel kekuatan kamu dibuka, maka kamu akan mengalami kelainan seksual.

"Apaa?!

Mendengar ucapan kakeknya, Artha sangat terkejut.

Dia tidak menyangka di balik anugerah kekuatan misterius itu, ada hal yang tidak baik didalamnya.

Meski pun Artha belum sepenuhnya mengerti maksud dari perkataan kakeknya, namun ketika mendengar adanya kelainan seksual itu membuatnya sangat tidak nyaman.

"Kakek, aku ingin tahu sepenuhnya. Kelainan seksual seperti apa yang akan terjadi padaku jika aku membuka segel kekuatanku?"

"Kamu akan mengalami Fantasi seksual tentang istrimu?"Ujar Pak Tua terus terang.

"Apaa?" Ma-maksud kakek?" Tanya Artha tergagap.

"Kamu akan selalu ingin melihat istrimu di jamah oleh orang lain."

"Apaa?

Artha benar-benar ternganga ketika mendengar dan mengetahui ada hal seperti itu.

Dia seakan tidak ingin percaya dengan hal ini, hanya saja kakek nya sendiri yang berkata demikian. Kakeknya tidak pernah dan tidak akan mungkin berbohong padanya.

"Nak, kakek sudah mengungkap semuanya, keputusan ada ditanganmu."

"Kakek, apakah hal itu bisa di hindari? misalnya, kalau aku berfantasi, bisakah aku menahannya?"

"Nak, sepertinya itu akan sangat sulit, karena nafsu birahi tidak bisa di ukur."

Mendengar kakeknya juga kesulitan memecah solusi, Artha mengerutkan kening dan berpikir dengan keras soal keputusan yang akan di ambil.

Dia memejamkan mata lalu menarik nafas dalam dalam.

beberapa saat kemudian dia berkata, " kakek aku tidak ingin membuka segelku, aku tidak mungkin mengorbankan istriku hanya untuk sebuah kekuatan. "Ujar Artha yakin.

"Umh ... baiklah jika itu pilihanmu." Kalau begitu kakek pergi dulu.

Kakek masih ada hal yang ingin kulakukan Ucap Pak tua.

"Baiklah kakek."

Pada saat ini,

Di sebuah gedung yang berada di tengah kota Amora.

Dimana perlombaan tahunan antar siswa TK saat ini di diadakan oleh Pemerintah kota. Semua sekolah TK masing masing mengikutkan tiga murid untuk mengikuti lomba tersebut.

Dan ajang perlombaan kali ini yaitu lombah menggambar dan puisi.

Saat ini siswa yang bertahan tinggal tiga peserta. Dan salah peserta yang bertahan adalah putri Artha Wijaya yaitu Prily Wijaya.

Prly kebetulan mewakili sekolahnya yaitu TK Pemata hijau.

Suara teriakan sangat riuh dan menggema didalam ruangan saat ini.

Masing-masing guru serta murid memberikan sorak sorai guna menambah semangat untuk murid dan teman mereka yang masih berlanjut ke babak Final.

"Plok plok, Prily semangat, kami yakin kamu pasti menang, Uhh ayo Prily."

"Diana, kamu yang harus menang kalahkan lawanmu!

"Sinta ayo, kamu harus menang!

"Plok plok plok!

Tepuk tangan kini menggema didalam ruangan tempat di adakannya perlombaan.

Beberapa saat kemudian, para juri menghentikan lomba menggambar karena waktu sudah dinyatakan habis.

Para juri bergegas mengumpulkan kertas gambar dan membawanya ke dalam ruang penilai untuk di nilai gambar peserta siapa yang lebih bagus dan juga menarik.

Karena jam sudah menjukan jam makan siang, maka para juri memutuskan untuk mengumumkan siapa pemenang perlombaan setelah jam makan siang selesai.

"Prily, ayo makan dulu,Nak,?" Ajak Naomi yang tak lain adalah guru TK Prily.

"Baik ibu guru." Jawab Prily patuh kemudian ikut bergabung dan duduk bersama teman-teman TK nya.

"Prily aku yakin kamu pasti menang." Ujar Angel memberi semangat pada Prily.

Angel adalah temain baik Prily di sekolah. kadang kala apabila ada teman yang mengejek Prily tidak punya ayah, Angel akan maju membela Prily.

"Oh ya, kamu tadi gambar apa?" Tanya Angel penasaran.

"Aku tadi gambar sebuah laut biru dan juga pantai. Dan di sana ada aku dan ibu serta ayahku berdiri menikmati sanset." Jawab Prily dengan senyum dan ekspresi penuh harap.

Meskipun sejak dia lahir belum pernah sekalipun melihat ayahnya, tapi dia selalu yakin bahwa suatu saat ayahnya pasti akan kembali dan menemuinya.

Next chapter