1 Prolog

Di sebuah kafe kecil di samping sekolah menengah atas yang sepi saat jam sore. Seorang perempuan bertemu dengan kliennya kali ini.

"Aku biasanya pasang harga ini per dua belas jam, tetapi karena kamu masih anak sekolah jadi kuberi diskon dua puluh persen," ujar perempuan yang mengenakan tudung dan masker hitam itu.

Ia sedang menunjukkan sebuah pamflet daftar harga kepada seorang lelaki muda yang masih mengenakan seragam putih abu-abu.

Lelaki itu nampak berpikir dengan rincian yang ia baca.

"Aku hanya akan menyewamu selama enam jam, apa itu berarti aku akan mendapat setengah harga?" tanyanya sambil membenarkan kacamatanya.

"Tentu."

Kembali membenarkan posisi kacamatanya, lelaki muda itu sedikit menyibakkan rambut bagian poninya. "Baiklah aku setuju. Tapi apakah tidak bisa kita bergandengan? Hanya sebentar, hanya saat memasuki halaman rumahnya dan saat hendak pulang?"

"Tidak. Semuanya sesuai dengan daftar itu. Aku hanya akan berdandan cantik, bersikap manis dan memperlakukanmu selayaknya pacar. Tanpa bersentuhan." Perempuan itu kembali menjelaskan sambil sedikit membuka maskernya untuk minum.

Sedikit mehela napas, lelaki muda itu mengamati wajah perempuan di depannya dengan seksama. Cantik dan sangat bisa diandalkan, pikirnya.

"Gimana?" tanya perempuan yang kembali memasang maskernya.

"Aku akan memanggilmu 'Sayang'?"

"Terserah saja. Aku hanya melarangmu untuk menyentuhku."

"Baiklah," kata siswa itu mantap. Dia menatap lekat dan tersenyum memamerkan lesung pada pipi kirinya.

"Egheemm … Baguslah, kamu tidak akan menyesalinya," ujar perempuan itu lagi yang hampir saja tak berkedip karena melihat senyum menawan siswa itu.

Segera saja dia mengutuki dirinya sendiri karena merasa malu.

***

avataravatar
Next chapter