2 Dunia Lain

Ervin menatap sekeliling tempat yang kini ia tinggali. Mungkin sudah sebulan lamanya ia terkurung, kekuatan yang dimiliki seolah hilang saat mencoba untuk pergi. Ancaman sang Raja bukan hal yang dapat dianggap biasa, ia rela melempar Putra satu-satunya untuk menyelamatkan kerajaan.

"Sial! Raja bodoh, apa dia tidak tahu dengan kepergianku maka Istana dalam bahaya?"

Lagi ia mencoba mengumpulkan tenaga dan terbang ke atas mencari jalan keluar untuknya.

Brakk.

Selalu seperti itu, sebanyak apa pun ia mencoba akhirnya akan terus sama. ia terjatuh kembali ke dasar.

Tempat yang ia tinggali saat ini merupakan sebuah jurang yang dilindungi. Jurang yang memiliki kehidupan lain. Mungkin jika orang lain yang melihatnya dari atas, jurang ini hanya berisikan kabut gelap yang menutupinya. Tapi, Ervin yang sudah tinggal beberapa waktu di jurang ini menemukan sesuatu yang tidak pernah terpikir olehnya. Jurang ini memiliki dunia lain yang tak tersentuh.

Dunia bawah jurang begitu pikirnya.

Dunia yang tidak banyak orang atau pun iblis ketahui. Disini masih terasa begitu nyaman dan asri.

"Kapan Sang Dewi akan terlahir kembali?" Ervin menatap nanar langit yang kini berubah biru layaknya langit di luar sana.

Mungkin bagi mereka yang menatap jurang hanya kegelapan yang terlihat tapi Ervin yang terkurung seolah merasa di dunia lain. Dunia dengan langit dan bumi yang begitu nyata.

"Arghh, sial!!!"

Caci maki seolah tidak berguna. Yang harus ia lakukan saat ini hanya menunggu, menunggu hingga sang Dewi datang membebaskannya. Amarah serta kebencian kian menumpuk. Ia tidak pernah berfikir akan mendapat hukuman seperti ini. Bukan dia yang membunuh Dewi Pelindung, lalu kenapa ia yang harus mendapat hukumannya?

"Arghhhh!! Akan aku pastikan saat hari itu tiba. Kalian yang bersalah akan dihukum seberat-beratnya!!!"

***

Sementara itu di Kuil Suci, para penghuni tengah melakukan ritual untuk meminta kelahiran Dewi Pelindung. Mereka saling bekerja sama agar Dewi Pelindung cepat terlahir. Keseimbangan tempat mereka tinggal kini dipertaruhkan.

Sudh beberapa bulan setelah kematian Dewi Pelindung dan mereka kini merasakan dampaknya. Kerajaan semakin tertinggal, bahkan persediaan air dan bahan pangan mulai sulit. Tanah yang awalnya subur seolah kehilangan energinya.

Tumbuhan, hewan, semuanya mulai mati perlahan. Semua warga kini mulai kelaparan bahkan istana kini terancam hancur.

"Jika terus seperti ini kita akan mati!" teriak Perdana Menteri saat menghadiri rapat di dalam istana.

Mereka harus cepat bergerak jika tidak ingin ada kerusuhan. Mereka harus bergegas mencari solusi dari ini semua.

***

avataravatar
Next chapter