webnovel

Perjanjian 300 Juta

"Lo gue bayar 300jt untuk jadi istri kontrak gue. Hanya tiga tahun, tidak lebih! Dari pada lo susah-susah ngepel lantai, ngosek closet hanya dapat empat juta sebulan!" Keynan melemparkan cek senilai tiga ratus juta ke meja depan Ely.

Berhari-hari kepalanya pusing, memikirkan masalah yang mungkin saja akan menjadi viral, jika tidak segera diatasi. Dan dengan pertimbangan matang, juga rencana sempurna, dia menjadikan gadis yang berprofesi sebagai tukang bersih-bersih di kantor agensi tempatnya bekerja, sebagai jalan keluar dari masalahnya.

Mulut Ely terbuka setengah lebar, dia menatap tak percaya pada Keynan. Apa katanya tadi? Tiga ratus juta? "Lo gak lagi ngajak gue bercanda, kan?"

Keynan mengendikkan bahu. "Menurut lo?"

Sikapnya yang cuek dan terkesan angkuh tidak lagi dipedulikan gadis itu. Yang terpenting, harum aroma uang sudah dia cium dalam jarak dekat.

"Deal!" Gadis itu meraih cek dan menatapnya dengan binar mata yang tak bisa diartikan. Senang, haru dan tidak menyangka jika uang sebanyak itu bisa dia dapatkan dalam sekejab. Peduli amat dengan syarat atau peraturan lain yang mungkin saja diberikan Keynan, yang jelas dia akan mendapat 300jt.

Duh, rasanya tidak sabar untuk segera memeluk yang yang seumur hidupnya belum pernah dia lihat, apa lagi dimiliki.

"Tapi ada syarat yang lain." Keynan si pria tampan dan berbadan tegap itu tersenyum miring. Dia membetulkan letak dasi, lalu kembali menatap gadis di depannya yang sedang memeluk cek 300juta darinya.

"Apa?"

"Buat gue jatuh cinta sama lo!" Dia tersenyum samar.

"What?" Kali ini Ely bukan hanya terkejut, tapi hampir terjengkang dari kursinya. Membuat pria sempurna nan rupawan di depannya jatuh cinta kepada dia? Yang hanya cewek tak cantik-cantik amat dan yang jelas dari kasta rendahan.

Apa yang barusan Keynan bilang? Membuat lelaki itu jatuh cinta padanya?

Gila!

"Bagaimana?" tanya Keynan.

"Soal itu gue gak bisa jamin, sih!" Ely melihat potongan tubuhnya yang tidak proposional sama sekali. Tingginya saja hanya 150cm sedangkan kulitnya tidak semulus Keynan, lalu bagaimana cara dia untuk membuat lelaki itu jatuh cinta padanya?

Kenapa syaratnya harus sesusah itu sih? Menyebalkan.

"Jadi deal!" Keynan mengulurkan tangan.

Ely mengigit bibirnya. "O ... ke. Gue coba deh! Tapi gak janji sih, ya."

"Ya itu syarat lainnya!"

"Kalau gue gak bisa memenuhi syarat yang itu, gimana?"

Keynan menyugar rambutnya, lalu mengedipkan sebelah mata. "Maka kontraknya akan diperpanjang tiga tahun lagi."

"What? Lo mau manfaatin gue? Gila aja, udah jadi istri pura-pura Lo tiga tahun, masih mau ditambah tiga tahun lagi tanpa bayaran."

"Makanya buat gue jatuh cinta sama lo?"

"Ya udah deh, yang penting lo masih suka lubang wanita aja nanti gue usahain." Ely berdiri dari kursi dan ingin keluar dari ruangan Keynan.

"Gue belum selesai ngomong, Gadis Bersih-bersih!" Keynan mendengus.

Gadis itu menghentikan niatnya. Lalu kembali duduk manis di sofa empuk yang dia taksir berharga puluhan juta.

Ely bisa kerja di sini saja sudah untung besar. Bagaimana tidak? Dia bisa bertemu dengan artis dan aktor juga model naungan agensi tempatnya bekerja setiap hari. Bahkan di ponselnya, berderet foto dia dengan para aktor favoritnya.

Namun tawaran mengejutkan sekaligus menggembirakan datang tanpa dia sangka sebelumnya. Menjadi istri Keynan Alexander, aktor keturunan luar Inggris yang terjun ke dunia modeling dan aktris di Indonesia.

"Tenang saja, soal kebutuhan sehari-hari lo, jajan, make up dan lain-lain ada jatah sendiri setiap bulan. Jadi 300 juta itu murni sewa jasa doang!"

Ely mengangguk bertambah kuat. "Oke! Gue akan berusaha membuat lo jatuh cinta sama gue."Dia tersenyum membayangkan jika uang sebanyak itu dikirim ke kampungnya. Pasti orang tuanya akan senang bukan main.

Peduli amat jika nanti tambah tiga tahun lagi karena dia tak bisa membuat Keynan jatuh cinta, setidaknya uang jajan, jalan-jalan pasti dapat lah, ya. Dia bisa hidup dari situ, kan?

"Tanda tangan di sini!" Keynan menunjuk kertas yang sudah ditempel materai.

Ely langsung menandatangani tanpa membacanya. Dia tidak perlu tahu isi kertas tersebut, yang jelas, uangnya harus bisa dia cairkan. Sudah. Itu saja!

"Lo gak baca dulu isinya?" tanya Keenan.

"Gak. Intinya 300jt dalam 3 tahun, kan? Kalau gue gak bisa bikin Lo jatuh cinta ditambah tiga tahun lagi. Ya udah deal!"

"Oke, lo siap-siap packing baju. Nanti gue bawa lo ke flat yang udah gue siapin. Jangan lupa, perjanjian ini hanya di antara kita saja! Jangan sampai bocor ke orang lain!" Keynan berdiri, dia mengambil kertas itu dan memasukkannya ke dalam map.

Ely mengangguk lagi. Hari ini, dia akan sering-sering mengangguk setelah mendapatkan uang itu. Itung-itung olah raga leher, karena nantinya dia akan membeli kalung yang beratnya dua puluh gram. Biar bisa pamer kepada tetangganya di kampung yang sering meremehkannya.

Gadis dua puluh dua tahun tersebut berjalan dengan riang meninggalkan ruangan di mana dia dan Keenan bertemu. Dia harus kembali lagi ke rutinitas membersihkan lantai dan toilet sebelum akhirnya menjadi nyonya seorang Keynan Alexander.

I am comming tas Memes! Ely tersenyum kegirangan.

Sambil menyanyi apa saja, Ely membersihkan seluruh toilet di lantai satu. Dia juga tidak membantah ketika seniornya menyuruh dia untuk membelikan minuman. Semua dilakukan dengan senang hati. Wajar, baru dapat 300jt.

Di lain tempat, Keynan mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Beres. Gue pastikan tidak akan ada pemberitaan yang merugikan kita.

Lelaki tiga puluh lima tahun tersebut meletakkan ponselnya ke atas meja. Lalu mengambil tab dan membuka jadwal yang sudah asistennya susun.

Dari Senin sampai Sabtu full. Bahkan istirahatnya saja tidak bisa lebih lima jam. Lalu kapan dia harus melaksanakan pernikahan ini?

Mau tidak mau dia harus menikah dengan Ely. Secepatnya! Sebelum berita itu mencuat ke publik, dan dia tidak bisa mengelak lagi.

"Gue gak mau karir yang dibangun dari nol ini berakhir sia-sia." Keynan melihat foto yang ada di ponselnya. Foto dia dengan sang kekasih, orang yang dia perjuangkan bahkan harus rela mengeluarkan uang tak sedikit dan menikahi Ely demi kekasihnya tersebut.

Tidak bisa lagi dia menunggu lama, karena jika berita mengenai dirinya lebih dulu tersebar ke media, maka nama baik Keynan yang baru saja naik daun akan tercoreng.

[Secepatnya laksanakan pernikahan itu! Jangan sampai terlambat dan keduluan berita skandal kamu.]

[Gue tahu. Sudah gue siapkan semua. Hanya tinggal hari dan jamnya.]

[Masalah itu gue yang atur, yang jelas lo udah punya wanita yang mau lo nikahi kan?]

[Beres.]

[Jangan lupa juga kasih tahu pacar lo.]

Keynan hanya membaca pesan yang masuk, lalu kembali fokus dengan rencana selanjutnya.

Malam harinya, dia baru selesai pengambilan beberapa gambar untuk keperluan iklan ketika Ely datang ke studio tersebut. Keynan melirik sekilas, lalu memberitahukan asistennya untuk lebih dulu pulang.

"Kamu sama siapa, Beb?" Lelaki kemayu tersebut manyun, dia mengkhawatirkan modelnya kenapa-napa jika dia tinggal. Maklum, seluruh hidup dan matinya tergantung dari job yang Keynan dapat.

"Seseorang. Udah lo pulang dulu aja!" Keynan mendorong tubuh Siska. Nama aslinya Santo, tapi dia suka dipanggil Miss Siska.

"Serius, Beb? Ya udin, aku pulang duluan, ye. Jangan lupa minum vitamin, jangan begadang, ingat besok jadwal kamu untuk model di fashion show. Iye sampai lupa, nanti malam pakai creamnya, biar sisa-sisa keriput manja di wajah kamu berkurang. Inget, kamu harus tampil maksimal. Bukan begindang, Beb?!" Lelaki kemayu itu mencolek pipi Keynan.

Keenan mengangguk dan menyunggingkan senyum.

"Lo ngapain masih di sini malam-malam?" Keynan menarik tangan Ely dan menyembunyikannya di balik pintu. Dia sudah mendorong Siska keluar, untungnya tidak sempat melihat Ely di sana.

"Lah, tadi lo suruh gue siap-siap dan pindah ke flat lo. Gimana sih?" Gadis itu sudah berganti pakaian, dia memakai kemeja yang warnanya sudah pudar, dan celana jins belel panjang.

Kenyan menepuk keningnya. "Lupa gue. Ya udah, ayo buruan masuk mobil. Sebelum yang lain melihat!" Dia melihat keadaan sekitar, setelah semuanya dirasa aman, dia berlari kecil meninggalkan ruangan itu.

Ely berlari menyusul langkah Keynan. Dia membayangkan seperti film India yang sering ditontonnya, di mana pemeran pria dan wanita saling berkejaran di lorong.

Baru saja sampai di lobi, sebuah suara menghentikan larian mereka.

"Keynan, kenapa kamu menghindar seharian ini?"

Keynan berhenti, dia wajahnya pucat.

Ely menoleh, dan dia terkejut siapa yang berjalan ke arah mereka.

Next chapter