1 Chapter 1 - Edzhar Pria Malang Yang Dihancurkan Bangsawan Jahat

Edzhar berjalan menelusuri hutan belantara di tengah malam bulan purnama ketika tubuhnya masih terluka.

Tubuhnya berlumuran darah, dari perutnya tiada berhenti berjatuhan, dia mengerang rasa sakit dan mencoba untuk menahannya.

Tetes demi tetes berjatuhan mulai berjatuhan, darahnya tiada henti berjatuhan ke tanah menciptakan sebuah jejak.

Edzhar terus berjalan meski terluka dan menahan rasa sakit, dia mulai kehabisan darah dari tubuhnya.

Dia berjalan dengan pincang, disekujur kaki dan lututnya tidak luput juga dari luka yang mengangga.

Mencoba menahan luka di kedua bagian tubuhnya meski harus menahan rasa sakit yang tiada tara.

Edzhar, "Aku harus terus berjalan jika tidak para bangsawan licik itu akan membunuhku dengan tangan kotornya itu!".

Jejak yang tercipta dari tetasan darahnya membuat dia mudah ditemukan oleh seseorang yang mengincarnya.

Mereka pasti akan mengunakan jejak darah tersebut untuk menemukan Edzhar.

Edzhar, "Argh ..., sial, sakit sekali. Aku terluka parah, darahku jatuh berlumuran, sebentar lagi aku kehabisan darah dan akhir dari hidupku!"

Para bangsawan jahat membuatnya terluka parah dan mencoba untuk membunuhnya.

Upaya Edzhar terus bertahan hidup, dari bangsawan jahat yang mencoba mengakhiri hidupnya.

Tiada sangka mereka tega mengores luka di tubuh seseorang yang tidak berdosa dan membuat darah jatuh berlumuran.

Bangsawan jahat tersebut sungguh kejam, entah berapa darah yang hilang telah mereka lukai.

Edzhar telah kehilangan segalanya dan kini hanya tersisa dirinya sendiri, tidak ada yang mampu dia selamatkan karena dirinya yang lemah.

Dia hanya pria kecil yang lemah dan mudah rapuh, tidak berdaya oleh kuasa para bangsawan mengancam dan mencoba menghancurkan dirinya.

Menyalahkan atas dirinya sendiri, atas ketidakmampuan dirinya untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sayangi, hingga kesedihan dan air mata berjatuhan.

Pasrah akan hidupnya yang singkat ini, tidak lama lagi mungkin dia akan mati.

Sungguh takdir yang tidak adil, para bangsawan memanfaatkan kebencian seseorang akan keberadaan iblis.

Sehingga para bangsawan memfitnah Edzhar sebagai seorang iblis yang menjelma menjadi manusia, sehingga orang-orang membencinya dan mengusirnya dari desa.

Orang-orang membencinya, satu persatu mulai menjauh, akhirnya Edzhar diasingkan oleh semua orang.

Semua orang tidak percaya kepada Edzhar, tempat tinggalnya di bakar oleh amukan penduduk desa yang datang membawa obor api pada malam hari untuk membakar rumahnya.

Kesedihan yang sangat mendalam, mereka membawa pergi Luna dan menyerahkannya ke para bangsawan atas keinginan bangsawan itu sendiri.

Para bangsawan telah membunuh Ayahnya Edzhar dan merenggut Ibunya saat Edzhar masih berusia tujuh tahun.

Luna yang merupakan kakak angkatnya, selalu bersama sejak kecil, menemani dirinya yang sendirian setelah kepergian sang Ayah dan Ibu yang tiada pernah kembali ke sisinya.

Luna sudah seperti seorang kakak perempuan untuk Edzhar, di sisi lain Edzhar memandang dirinya seperti seorang perempuan.

Saat itulah tumbuhlah rasa sayang dan cinta antara mereka berdua, sebuah perasaan yang kuat untuk saling memiliki satu sama lain dan berjuang untuk saling melindungi.

Luna berusaha untuk melindungi Edzhar namun dirinya juga menjadi incaran oleh bangsawan jahat tersebut.

Edzhar bersandar di bawah pohon sejenak, melihat tubuhnya yang terluka parah, tidak lama lagi mungkin dirinya akan tewas, itu ada yang ada di dalam pikirannya.

Tidak ada orang yang mampu menyelamatkannya, ataupun tidak ada orang yang bisa diminta pertolongan karena mereka telah dihasut oleh bangsawan jahat itu.

Edzhar mengerang kesakitan mencoba membalut tubuhnya yang terluka dengan pakaiannya sendiri.

Suara kaki terdengar dari kejauhan, kerumunan orang datang dengan suasana hati yang penuh dengan amarah dan kebencian akan dirinya Edzhar.

Edzhar, "Urgh ..., sial, mereka datang lebih cepat dari dugaanku, para bangsawan licik itu memimpin mereka untuk merenggut nyawaku!" gumam Edzhar pada dirinya sendiri.

Edzhar menjadi panik dan segara berlari, kabut dari mereka untuk menyelamatkan diri, dia mempercepat gerak kakinya berlari dari tempat itu.

Suara kaki kuda terdengar dari arah belakang, mengingatkan dia dengan seseorang yang dia benci.

Dia adalah bangsawan muda yang kaya raya, dari keluarga bangsawan yang berderajat tinggi, suka berfoya-foya dan bermain dengan wanita.

Entah berapa banyak wanita di perdaya olehnya dengan uang dan perhiasan, mereka seakan-akan tergila-gila akan kekayaan.

Edzhar kehilangan orang yang disayang, Luna dia di tangkap oleh bangsawan jahat dan di lempar ke dalam penjara.

janji manis yang pernah dulu terucap dari bibirnya seakan-akan kini sirna karna bangsawan itu, sebuah janji untuk selalu bersama, menjadi pendamping hidupnya, kini hancur dan direnggut oleh orang lain.

isak tangis adik kesayangannya, tiada kuasa melihat kakak perempuannya, Luna, satu-satunya orang yang dia miliki, satu-satunya orang yang berharga untuknya, orang yang sangat disayang dan dicintai kini di depan matanya sendiri melihat orang yang sangat dia cintai direnggut oleh bangsawan tua hidung belang.

Meski dia adalah kakak kandungnya, Luna sudah berjanji untuk selalu bersamanya, Edzhar sudah seperti adiknya laki-laki yang sangat disayang olehnya, tidak bisa menyelamatkannya, menjadi penyesalan Edzhar.

"Hiiiigh"

Suara kuda yang panik, ditunggang oleh bangsawan itu, dia Alexandria, dengan pecutnya mengendalikan kuda itu yang melompat, di belakang tubuhnya terikat sarung pedang dan dia menghunuskan pedangnya ke depan.

Alexandria menemukan Edzhar yang mencoba berlari untuk menjauh lalu dia menghunuskan pedangnya ke arah Edzhar dan menusuknya tepat di perutnya.

Seketika Edzhar tumbang dan Alexandria bersama kuda putihnya meninggalkan hutan tersebut.

Darah jatuh berlumuran membasahi tempat Edzhar tumbang, sebelum beberapa menit, Edzhar bergumam pada dirinya dengan nada yang keras menggema di sekitar area hutan.

Edzhar, "Sial, aku tidak akan memaafkan kalian, aku pasti akan membalaskan semua perbuatan yang kalian lakukan padaku. Tidak akan aku maafkan bangsawan jahat itu, dia sudah membunuh ayahku, merenggut ibuku, sekarang dia mencoba merenggut orang yang aku cintai"

Darah segar mulai keluar dari dalam mulut Edzhar, dia melihat kedua tangannya berlumuran darah. Mengangkat tangannya dan melihat darah yang berwarna merah.

Edzhar terbaring lemas dan sudah tidak punya kekuatan lagi, dia sudah kehabisan darahnya, darahnya keluar berlumuran dari dalam tubuhnya.

Edzhar, "Luna aku pasti akan menyelamatkanmu, andai saja aku memiliki kekuatan untuk melindungmu, pasti hal ini tidak akan terjadi"

Edzhar, "Kalian orang-orang yang bodoh, kalian telah ditipu oleh bangsawan jahat itu, beraninya kalian para bangsawan memfitnahku sebagai seorang iblis, akan kubuat hidup kalian tidak tenang, aku pasti akan membalaskan dendam ini berkali-kali lipat pada kalian"

Kesadaran Edzhar mulai hilang, karena dia kehilangan banyak darah, matanya sudah tidak bisa melihat dengan baik, semua pandangan terlihat buram dari matanya.

Mulut terus menurus mengeluarkan darah sedikit demi sedikit hingga mengotori pakaiannya sendiri, dari tubuhnya, perutnya dan dadanya terus mengeluarkan darah karena pendarahan yang hebat.

Tubuhnya kejang-kejang seakan-akan tidak lama lagi Edzhar akan mati.

Percikan darah menyembur ke atas keluar dari dalam mulutnya mengotori tanah tempat dia berbaring.

Melihat tangannya yang berlumuran darah, kaki dan tangannya bergetar hebat, menahan rasa sakit ketika tubuhnya terluka dan masih mengeluarkan darah terus menerus.

Dia mencoba untuk menutup matanya ketika matanya sudah tidak mampu lagi untuk melihat dengan baik.

- To Be Continue -

avataravatar
Next chapter