1 Prolog

Seorang pria berperawakan Belgia Brazil berlari dibawah rintikan air hujan. Hujan itu kian membesar, tapi tak ada tempat bersinggah untuk berteduh sesaat. Dia membuka jaketnya. Dia menutupi kepalanya dengan jaket anti air miliknya, berharap bisa mengurangi resiko demam.

" Sekejap lagi sampai, " kata hatinya sambil terus berlari.

Petir menggelegar dimana-mana membuat langkah kakinya terhenti karena teringat oleh kematian Ayahnya yang tersambar petir. Air hujan sudah mulai naik, menyentuh jari kelingking kakinya. Tirai hujan kian tak kunjung tutup. Namun beberapa halang rintang tak membuat henti langkah kakinya, mengingat kosannya tak jauh lagi.

" Huffft, akhirnya sampai, " hela nafas dalam pria tinggi putih yang sudah basah kuyup diguyur hujan.

" Hi Jerome, ini handuk untuk mengeringkan tubuhmu. Mau coklat panas ? " tegur seorang pria bernama James sambil menyodorkan handuk.

Thanks, ucap Jerome menuju kamar untuk mencharge handphone-nya.

Jerome berlari kearah kamarnya, " Oh My God, bocor lagi ? " kata pria berusia sekitar dua puluhan dengan membawa ember ditangannya. Setelah itu, Jerome mengubrak-abrik lemarinnya, laci, dan kasurnya. Ia hampir saja menyerah. Beruntungnya terselip ide untuk mengecek dikamar si pengutil. Akhirnya ditemukan dikamar temannya. " Brengsek !" batinnya.

" Bro ada job. Memecahkan sebuah misteri di desa Ikavol. Gas gak nih ? " tanya James yang berdiri didepan pintu

Jerome langsung membuka laptopnya, menserching ' Desa Ikavol '. Ternyata jarak mereka dan desa itu sangat jauh. Mereka saat ini tinggal di ibukota Brazil yaitu Brazilia. Sementara Ikavol berada di timur laut. Ibarat Sabang ke Merauke. Pulau Nias ke tanah Papua.

" Wah ! Sinting atau gila lu ? Ikavol jauh dari Brazilia. Ongkos kesana berapa ? dan desa terpencil lagi. Mau makan apa kita ? " cerocos Jerome

" Tapi lu dan gua lagi butuh duit buat bertahan hidup serta menafkahi keluarga kita masing-masing. Kita masih bisa nahan lapar. Tapi mereka ? Adik dan ibu mu ? Anak istriku ? Job lagi sepi. Jangan egois Luh ! " Ucap James yang mendekap mata Jerome.

" Ya "

" Seriusly ? " tanya James sambil tertawa kecil dan dibalas anggukan kepala Jerome. " Ok deal, gua jelasin kronologinya "

Setelah Pria paruh baya itu menjelaskan kronologinya. Jerome membuat skenario terbaik dan terburuk ketika mereka disana. Skenario terbaiknya mereka pulang dengan selamat dan mendapatkan imbalan. Sebaliknya, skenario terburuknya mereka pulang hanya nama. Tak lupa Jerome juga menulis fakta-fakta tentang misteri itu.

Setelah itu Jerome dan James menyusun baju mereka dalam sebuah tas ransel. Membawa makanan instan. Dan beberapa alat yang dibutuhkan. Mereka sudah siap untuk traveling ke desa Ikavol !

avataravatar
Next chapter