9 Berkencan atau Menikah?

Kalo BAPER jangan mintaa tanggung jawab Shin ya

🤣🤣🤣

Happy Reading!!!

Jangan males Komen 🍌🍌🍌

🔥🔥🔥🔥🔥

Seketika segerombolan wanita yang menjadi tamu undangan Mesya dan Pradipta membubarkan diri. Adegan manis yang dilakukan oleh seorang pria tampan untuk seorang wanita cantik membuat mereka semua minder.

Kini tinggal Zeline dan Fello berdiri saling memandang. Zeline pikir dirinya hanya bermimpi, namun ternyata semua ini sebuah kenyataan. Sebelah tangannya sedang menggenggam sebuket bunga mawar merah dan sebelah lagi digenggam oleh Fello. Iya, Fello!

Pria yang dikenalnya melalui aplikasi online itu berada tepat di depan wajahnya. Zeline masih kesulitan berkata-kata, tenggorokannya tercekat. Otaknya juga masih sulit berpikir. Sampai pada akhirnya Fello menyadarkannya.

"Are u okay, Zel?" Fello mengelus punggung tangan Zeline

Zeline menatap tangannya yang tengah digenggam Fello. Ia berdoa dalam hati, semoga Fello tidak mendengar detak jantungnya yang sedang bergemuruh riuh. Namun, sepertinya doanya tidak manjur.

"Zeline Zakeisha. Hello, are u there?" Fello memanggilnya lagi

Kali ini, Zeline sadar sepenuhnya.

"Bagaimana mungkin kau bisa berada disini? Siapa yang memberimu alamat Mesya? Ah, tidak! Kapan kau sampai? Ah... Bagaimana kau tahu--- aku?" rentetan pertanyaan keluar dari mulut Zeline pada Fello

Fello tertawa menanggapi pertanyaan Zeline padanya. Baru saja Fello ingin menjawab namun tertahan karena ponsel Zeline berdering.

"Aku kesana sekarang!"

Zeline menoleh Fello yang tampak diam menunggu tanpa melepas genggaman tangannya.

"Ayo masuk ke dalam," Zeline menuntun jalan Fello

Mimpi apa, Zeline datang bersama pasangan. Pasangan? Tidak! Mereka bahkan tidak memiliki status yang jelas, sudahlah Fello adalah temannya. Iya, Teman.

Baru setengah perjalanan, Zeline sudah mendengar suara pekikan dari wanita yang begitu Zeline kenal. Fini dan Vera.

Kedua sahabatnya itu berinisiatif menyusul Zeline namun langkah kaki mereka tertahan. Fini dan Vera saling menggenggam erat tangan masing-masing saat melihat Zeline, bukan, Pria yang ada disamping Zeline.

"Apa kau baru datang dari surga, Zel?" tanya Vera

Zeline bingung. "Atau kita yang sudah berada di surga?" tanya Fini

Zeline makin tidak mengerti apa yang dikatakan kedua sahabatnya ini.

"Memangnya kalian sudah mati?" tanya Zeline akhirnya

Fini maju dan melepaskan genggaman tangan Fello di tangan Zeline sehingga Zeline tersinggir.

"Tuhan! Aku kira kau malaikat, ternyata manusia," ucap Fini

"Kau tampan sekali, siapa namamu?" tanya Vera

Fello menoleh Zeline mengisyaratkan kode bantuan. Fello tidak mengerti apa yang dikatakan kedua sahabat Zeline yang cukup unik itu.

Zeline mendekat dan melepas pegangan Fini pada tangan Fello.

"He's Fello." ucap Zeline dan Fini serta Vera melotot tak percaya

"Ya. Aku Fello. Senang bisa bertemu langsung dengan kalian," ucap Fello

Vera dan Fini memekik shock. Fello tersenyum geli melihat ekspresi yang ditampilkan kedua wanita itu. Zeline hanya mendesah.

"Zel, ini Fello yang di aplikasi? Kau yakin?" bisik Vera

Zeline memutar bola matanya malas, "Tentu saja. Jangan banyak bicara lagi, acara makan malamnya sudah mau dimulai. Ayo ke belakang,"

Zeline memberi kode pada Fello untuk mengekor dibelakangnya. Fello hanya mengikuti dengan baik. Kedua sahabat Zeline masih terperangah di tempatnya. Zeline sudah tidak mau memikirkan apa yang ada dalam pikiran kedua sahabatnya itu, sedang otaknya sendiri masih kusut.

Zeline duduk di salah satu kursi yang telah disediakan bertuliskan namanya dan disampingnya sudah dipasang nama tamu yang lain. Hanya sisa kursi kosong namun berbeda tempat dengannya. Zeline memutar otak dimana ia harus menempatkan Fello agar aman dari incaran para mata buas para wanita yang hampir menetes air liurnya saat melihat Fello.

"Kau berdiri disini sebentar, aku akan kesana. Jangan kemana-mana ya," Zeline memberikan perintah pada Fello dan Fello mengangguk patuh bagai anak kecil

Zeline berkeliling sejenak, mencari tempat duduk kosong untuk dua orang. Akhirnya Zeline menemukannya, di pojok dekat kolam renang. Zeline melambaikan tangan ke Fello dan pria itu mengerti lalu berjalan mendekat.

"Kau mau kemana?" Fello mencekal tangan Zeline saat wanita itu ingin beranjak meninggalkannya lagi sendiri

"Aku menemui sahabatku dulu, hanya sebentar. Aku pasti kembali lagi kemari,"

"Jangan lama-lama,"

Zeline mengangguk. Begitu lucu nyatanya sikap pria tampan yang sudah memberinya banyak kejutan hari ini. Zeline penasaran bagaimana cara bule itu bisa tahu alamat rumah Mesya, sementara dirinya tidak pernah memberi tahu apapun. 

Dilihat dari penampilan, Fello terlihat begitu menawan dengan setelan yang dikenakannya, berkelas itu yang cocok disematkan padanya. Mungkin pria itu sudah menabung bertahun-tahun dari hasil kerjanya sehingga bisa membeli blazer mahal dan juga tiket pesawat secepatnya kemari.

🔥🔥🔥🔥🔥

Sesungguhnya, inilah hal yang paling nekat dan gila yang pernah Ricard lakukan di kehidupannya, berkaitan dengan seorang wanita. Ricard rela mengosongkan jadwal kerjanya yang padat dan penting demi menemui wanita yang membuatnya mati penasaran. Ia membayar mahal seorang hacker untuk menghapus jejaknya di Internet, namun ia sendiri yang tidak tahan untuk tidak menggunakan kekuasaannya.

Kehadiran pria itu dengan identitas asli ataupun palsu tetap saja mengundang banyak perhatian. Contohnya seperti saat ini, ia datang ke rumah Mesya, sahabat Zeline yang pria itu ketahui akan melangsungkan pernikahan besok dan malam ini akan mengadakan makan malam bersama. Tamu undangan yang berjenis kelamin wanita mendekatinya, meminta foto atau sekedar memberikan decak kagum.

Pesona ketampanannya ternyata selalu mampu menghipnotis wanita manapun. Tapi, ia lebih suka jika Zeline yang terpesona akan ketampanannya. Saat Ricard menelponnya dan mengatakan jika dirinya sudah ada di halaman depan rumah Mesya, Wanita itu tidak percaya dan menganggap lelucon semata.

Ricard begitu menikmati ekspresi terkejut yang muncul di wajah cantik Zeline. Ya, Ricard akui wanita yang bernama Zeline begitu cantik dan memukau serta seksi. Meskipun Zeline terbalut oleh gaun hitam sederhana namun aura keseksiannya begitu memancar. Sialan, melihatnya saja sudah membuat tegang Ricard.

Tidak biasanya, adik kecilnya bereaksi begitu cepat melihat wanita, bahkan wanita seksi yang tengah telanjang pun belum tentu adiknya mengeras seperti saat ini. Rasanya Ricard tidak sia-sia, terbang jauh-jauh New York - Indonesia demi melihat langsung seorang wanita bernama Zeline.

Ricard berjalan mengekor wanita cantik itu dengan tangan yang saling menggenggam. Dari belakang Ricard memandangi tubuh Zeline, bokong bulat begitu sempurna, lekuk tubuh yang mirip gitar spanyol dan beralih ke depan, dada yang menonjol sepertinya akan begitu pas dalam genggaman Ricard. Damn! Lagi! Otaknya mendadak mesum hanya dengan mengamati bagian tubuh Zeline.

Saat wanita itu memanggil nama palsunya, lagi-lagi otak Ricard berpikiran kotor. Begitu merdu suaranya, bagaimana dengan desahannya. Triple Sialan!

2 Sahabat Zeline, Vera dan Fini, keduanya memakai gaun yang begitu wow! seksi, namun Ricard sama sekali tidak bergeming atau tidak bereaksi apapun terhadap mereka. Lucu, bukan! Sepertinya, dirinya kini di setting hanya terpaku pada Zeline.

Rasanya Ricard tidak ingin Zeline menjauh darinya. Sungguh, Ricard tidak rela melihat mata pria yang memandang wanitanya. Ah, wanitanya, belum tapi bolehkan jika Ricard sudah mengklaim Zeline sebagai wanitanya?

Saat Zeline meninggalkannya sendiri, Ricard mengamati acara makan malam ini. Dekorasinya indah dan mewah. Sahabat Zeline ini seperti kalangan menengah keatas. Bisa dilihat dari jejeran mobil tamu yang memenuhi halaman parkir tadi dan pakaian tamu yang kebanyakan bermerk. Jika Ricard melamar Zeline nanti dan menikah, ia akan membuat acara pesta yang begitu mewah dan megah.

Demi Tuhan, kenapa di otak Ricard kini malah sudah membayangkan sebuah pernikahan dengan Zeline. Padahal, mereka berdua belum ada status apapun selain teman dekat dari aplikasi kencan online.

🔥🔥🔥🔥🔥

Respon yang diberikan Mesya saat melihat kehadiran Fello di acaranya tidak jauh berbeda dengan Vera dan Fini berikan. Ia bahkan terpekik lebih kencang.

"Kau menginap dimana?" tanya Zeline saat memasuki mobil yang dikendarai oleh Fello.

Fello mengaku jika mobil mewah yang dibawanya merupakan sewaan yang ditemukannya di online. Ia tidak begitu tahu merk apa saja yang biasa dipakai oleh orang indonesia. Padahal, kenyataannya, mobil yang dipakai Fello adalah miliknya. Yang dirinya beli pada saat datang ke Indonesia, Fello membelinya dari asistennya yang ia utus terlebih dahulu datang ke Indonesia untuk mengurusi keperluannya selama menetap di sini.

"Aku menginap di Raffles Jakarta Hotel," jawab Fello

Zeline menoleh sepenuhnya menghadap pria tampan disebelahnya ini. Zeline mengeyitkan dahi, pria ini menginap di hotel bintang 5 dengan harga yang fantastik tapi berbicara seolah semua bukan beban untuknya. Berapa gaji pria ini sebulan?

"Aku tidak begitu mengerti memakai aplikasi penujuk arah ini, kau bisa membantuku?" Fello menyodorkan ponselnya yang merupakan iphone keluaran terbaru

Lagi-lagi Zeline terheran-heran dengan pria penuh kejutan disebelahnya.

"Bisa kau berhenti sebentar di depan," pinta Zeline

Fello menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Zeline mengkode Fello agar turun dari mobil. Zeline mendudukan pria itu di kursi penumpang dan Zeline berada di balik kemudi stir.

"Lebih baik aku yang mengantarmu tanpa aplikasi itu,"

Fello mengangguk.

"Bagaimana kau bisa tahu alamat Mesya?" tanya Zeline yang begitu penasaran

"Kau single bukan?" Fello tidak menjawab pertanyaan Zeline dan malah memberi Zeline pertanyaan yang sukses membuat Zeline shock dengan menginjak rem tiba-tiba

Untung jalanan tidak ramai, mereka masih berada di dalam jalanan komplek perumahan Mesya. Zeline memandang Fello dengan ekspresi terkejut luar biasa.

"Apa yang kau tanyakan tadi?"

Fello menatap Zeline intens, mengambil tangan Zeline.

"Bagaimana jika kita berkencan?" ucap Fello tenang

Zeline melotot shock. Sesungguhnya Zeline memang menginginkan memiliki kekasih baru, tapi apakah ini tidak terlalu cepat. Ia dan Fello saling mengenal baru satu bulan terakhir. Hanya wanita gila yang tidak menginginkan pria tampan seperti Fello. Tapi, Zeline bukan wanita gila yang lantas mengiyakan ajakan pria semacam Fello.

"Hah? Apa?" tanya Zeline meyakinkan

"Kau mau jadi istriku?"

"Hah? Kau mau aku apa?"

Wajah Fello tersenyum melihat wajah Zeline yang menurutnya begitu menarik saat terkejut.

Zeline perlahan berusaha mencerna ucapan Fello dan juga mengulang kembali ucapan Fello yang telinganya tangkap. Gangguan jiwa atau semacam terkena penyakit apakah pria tampan yang serba tiba-tiba ini.

"Bagaimana?" ulang Fello membuyarkan pikiran Zeline

Bagai robot, Zeline mengangguk kaku.

Kini gantian Fello yang memasang raut wajah shock menanggapi jawaban yang diberikan Zeline padanya.

"Are you sure?" tanya Fello

Zeline tersentak, "Ah, maksudku, bukan istri tapi kekasih. Iya, kita jadi kekasih saja. Aku menyukai wajah tampanmu,"

"Ah, tidak...Tidak! Astaga, apa yang aku ucapkan ini, maksudku, Kita.. kita ber..." ucapan Zeline terpotong saat bibir Fello kini menempel di bibirnya

Fello memberikan Zeline kecupan singkat. Wanita itu terkesiap, sedangkan Fello tersenyum begitu manis. Zeline meraba bibirnya dengan jari jemari. Wajah Zeline merah padam, bukan ciuman pertama tapi terasa bagai ciuman pertama bagi Zeline.

Fello menatap Zeline lama. Di otak pria itu kini memikirkan begitu manis bibir Zeline. Melihat wajah Zeline merona merah, membuat Fello semakin gemas ingin mencium bibir wanita itu.

"Kau menciumku?" ucap Zeline

Fello mengangguk tegas. "Kenapa?" tanya Zeline ragu

"Bukankah kau sudah bersedia menjadi istriku," ucap Fello tanpa ragu

"Tidak! Ah, bukan. Maksudku..."

"Aku...Kita... Iya, kita... Kita berkencan dulu. Aku harus saling mengenal lebih jauh. Aku belum bisa memastikan diriku mau menjadi pendamping hidupmu. Hmm.. maksudku... Bukan sekarang, tapi... iya... Pokoknya kita berkencan dulu saja," Zeline semakin salah tingkah dan bingung mengatur kata-kata.

Ucapan, tatapan bahkan ciuman singkat pria yang kini tengah menatapnya intens membuatnya kehilangan akal sehat dan kehilangan cara berpikir dan mengolah kata dengan baik.

"Baiklah, kita resmi berkencan," ucap Fello tegas dan lugas

Pria itu membuka pintu dan keluar, berjalan membuka bagasi mobil dan mengambil sesuatu disana. Zeline mengamati pria itu dengan seksama.

'Apalagi kali ini' batin Zeline

Fello kembali masuk ke dalam mobil dan menyodorkan sebuah kotak persegi panjang dibungkus dengan kertas berwarna gold dengan pita berwarna merah maroon ditambah selipan bunga mawar merah setangkai.

"Ini untukmu, sebagai tanda kita resmi sebagai kekasih," Fello menyodorkan kotak itu pada Zeline

"Astaga! Kenapa pria ini banyak sekali kejutan! Apa semua pria New York begini, bukankah pria Itali yang terkenal sebagai pria romantis?" Zeline membatin dalam hati

"Bisakah aku panggil dirimu, Fello pria penuh kejutan!" ucap Zeline dan Fello terkekeh.

Senang? Pasti! Wanita mana yang tidak senang mendapatkan kekasih tampan, ah, super tampan. Penuh kejutan, datang tiba-tiba, mengajak berkencan lalu memintanya sebagai istri dan sekarang memberinya kado yang isinya, entahlah.

"Aku tidak berulang tahun hari ini, kenapa aku diberi kado?" tanya Zeline

"Kau tidak ingin kado? Kau mau apa?" Fello bertanya balik

Zeline menatap Fello intens, "Cukup berikan aku ciuman yang lebih lama,"

🔥🔥🔥🔥🔥

Jangan lupa Review cerita ini yah 💋💋💋💋

avataravatar
Next chapter